Vanya mendesah kasar ketika area wajahnya tersapu hangat oleh cahaya matahari, dengan malas Vanya membalikkan tubuhnya untuk membelakangi jendela kamar, Sebentar! suasana kamar yang ia tempati jelas bukan kamarnya dan aroma parfum yang sempat menyentuh indra penciumannya sontak membuat Vanya terhenyak kaget.
"Sial! jam berapa sekarang?" Dengan segera wanita itu beranjak dari bantal, mencari jam untuk melihat sudah berapa lama ia pergi meninggalkan Brian. "Astaga! jam sepuluh pagi, matilah kau Vanya."
Hendak mengenyahkan selimut tebal dari tubuhnya, Vanya mengurungkan niat melihat tubuh full naked seketika bayangan panas semalam berhasil membuat Vanya merasa sudah menjadi wanita hina, bersetubuh dengan pria lain apa kata keluarga suaminya?
Vanya meremas wajahnya, wanita itu semakin prustasi ketika secarik kertas berada di atas nakas, sejujurnya ia sangat malas untuk membaca.
Terima kasih untuk semalam, kamu benar-benar nikmat.
Elard Hudsonn
Vanya segera merenas secarik kertas tak berdosa itu dengan penuh amarah meski wajahnya memerah karena malu, Shit! ia mengenal siapa pemilik nama Elard Hudsonn pria itu pembisnis yang sangat pintar juga cerdik Vanya sedikit tahu dari suaminya, dan sempat ia mendengarnya jika perusahaan pria itu terkaya di Amerika Serikat.
"Matilah kau Vanya! Affair macam apa ini?"
Seluruh hidupnya setelah ia keluar dari mansion ini sudah jelas akan menjadi masalah baru untuknya. Vanya menjulurkan kedua kaki jenjangnya dari balik selimut, membiarkan kaki telanjangnya itu menyentuh dinginnya marmer. Hanya meratapi penyesalanpun akan terasa percuma, terlalu banyak beban pikiran yang selama ini ia pikul sendiri membuat Vanya merasa jika kepalanya ingin pecah.
"Kamu harus melupakan kejadian tadi malam, lupakan pria itu!"
Di sela-sela proses mandinya, Vanya terus mengumpat bahkan merutuki akan kecerobohannya sendiri, seandainya ia tak merajuk lalu tak memilih pergi ke nightclub sialan itu kemungkinan masalah ini takkan menimpa nya saat ini.
Vanya selesai dengan bathrobe serta handuk yang membelit surai panjangnya ketika hendak keluar dan kembali menatap ranjang yang menjadi saksi bisu akan kebodohannya Vanya segera menampik pandangannya kearah dua maid dengan satu kotak di setiap tangan mereka, kedua maid tersebut membungkuk hormat.
"Kata tuan, ini adalah baju gantinya." salah satu maid menaruh kotak berwarna navy itu atas ranjang di ikuti satu kotak berwarna merah yang ikut serta di letakkan di tepi ranjang.
"Terima kasih, kalian boleh keluar." Vanya to the point jujur ia sangat ingin segera pergi dari mansion ini atau jika ia semakin terlambat mertuanya yang bawel pasti akan menceramahinya siang dan malam, sudah sangat jelas akan membuat kedua telinganya pengang.
Vanya siap dengan dress selutut tanpa lengan berwarna hitam lalu sepatu berhak dengan warna senada, ia berniat keluar kamar sebelum menemukan telepon rumah berada di dekat kursi tepat di depan kamar yang ia tempati semalam.
"Untung saja aku hapal nomer Megan, aku bisa menyuruhnya menjemputku sekarang."
Tanpa ba bi bu be bo Vanya segera menekan sesuai angka tujuannya kedua manik miliknya masih setia mengawasi suasana mansion, "Hallo Megan?"
" Dasar teman laknat! menyebalkan! menyusahkan! kamu tahu semalam aku tak bisa tidur karena memikirkanmu!"
"Nanti saja ceramahnya, okay? aku ingin sekarang kamu menjemputku di mansion milik Elard Hudsonn."
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE HUSBAND
RomanceVANYA & ELARD Mungkin ini hanya kisah klasik, sebagai seorang istri Vanya tahu jika kebahagiaan bukan hanya sekedar harta, kehangatan dalam rumah tangga sangat ia butuhkan saat ini. Vanya sangat mencintai suaminya namun perasaan itu lambat laun lunt...