SH - 6

7.9K 462 33
                                    

   Vanya menyeruput malas coffie latte yang ia pesan beberapa menit yang lalu, ia hanya sendirian di sudut ruangan. Vanya memang suka berkunjung ke cafe ini ketika hati beserta pikirannya sedang bermasalah.

Vanya melihat kepadatan jalanan hanya dari balik kaca, banyak orang berlalu-lalang. "Seharusnya aku pergi dari kehidupan Brian sejak lama, sekarang aku mengerti sikap acuhnya selama ini."

Vanya kembali menundukkan wajahnya di atas meja, sungguh hari ini ia sangat terkejut atas apa yang ia dengar. Mertuanya memang sangat kejam sejak lama, kejam dalam artian setiap ucapannya selalu berhasil membuat hati kecil Vanya merasa sesak dan nyeri. Namun, Vanya bertahan sejauh ini karena ia sangat mencintai Brian pria yang tak mencintainya selama ini. Vanya tahu mungkin jalan pikirannya bodoh, tapi Vanya tak bisa mengelak jika perasaan cinta itu memang benar adanya bahkan Vanya nyaris melakukan kembali hal yang bodoh untuk mengikuti saran dari Megan tempo lalu.

Vanya menghela napas, wajahnya ia sandarkan di atas meja masa bodoh dengan beberapa mata memandang ke arahnya aneh atau kasihan. Yang jelas Vanya hanya ingin sendirian masalah kali ini jauh lebih berat dari masalah-masalahnya selama ini.

Drrt! drrt!

Ponsel yang ia letakan di dalam tas kecil di samping sikunya menyandarkan Vanya dari lamunan panjangnya, wanita itu menoleh ke arah notifikasi dan Username Megan tertera di atas layar ponselnya, Vanya menekan kata baca dan pesan whatsapp dari temannya itu muncul ke permukaan layar.

Megan

Di mana? aku merasa kamu sedang tidak baik-baik saja Vanya, terlihat dari pesan yang aku kirim terabaikan.

Vanya membalikkan ponselnya, ia tak ingin berbagi masalahnya saat ini untuk siapa pun termasuk Megan temannya yang selama ini selalu menjadi pendengar setianya, wanita itu mulai mengetik.

Aku baik-baik saja Megan, kamu terlalu berlebihan.

Akhirnya ia memilih untuk berbohong, Tuhan entah berapa banyak hal yang harus ia bohongi, hanya dengan memikirkannya saja Vanya merasa kepalanya berdenyut semakin berat.

"Kita berjumpa kembali," sapanya.

Suara bariton itu berhasil mengalihkan pandangan malas dari Vanya, suara yang menganggunya itu terdengar tak asing, tapi siapa?

Vanya mengerjapkan kedua manik miliknya, tak percaya dan apa-apaan ini? kota New York sangatlah luas dan Cafe pasti sangat banyak bahkan berhamburan di penjuru kota, tapi lihatlah sekarang ia harus kembali dengan pria yang pernah bermalam dengannya. Sejak kapan kamu menganggap pria itu Vanya?

Vanya segera menyeka sisa buliran air matanya di bagian sudut matanya, ia belum siap untuk saat ini dari penampilannya pasti terlihat acak-acakan tentunya sangat menyedihkan.

Pria itu menyeringai, "kenapa kita bertemu kembali dengan penampilanmu yang acak-acakan?"

"Bukan urusanmu!" Vanya berdecih mengelak, bukan kemauannya juga jika mereka bertemu dalam keadaan dirinya yang menyedihkan. Vanya menautkan kedua tangannya agar menjadi tumpuan dagunya, wanita itu kembali menatap jalanan dari balik kaca menghiraukan pria yang membuat mood-nya terjun bebas ke dalam dasar jurang.

Sedangkan Elard hanya memperhatikan dengan menyilangkan kedua tangannya di atas dada lalu bersandar santai, "Apa kamu sulit melupakan permainan panas kita?" ucapnya penuh sensual.

Vanya mendelik tatapannya penuh peringatan, "bisakah kamu jaga mulut mesummu itu!"

"Why? itu kenyataan Baby."

Sumpah demi apa pun ia ingin meminjam kantung ajaib doraemon dan lenyap seketika dari hadapan pria ini, "Berhenti memanggilku Baby! aku wanita yang sudah bersuami tuan Elard yang terhormat."

SURROGATE HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang