SH - 14

8.8K 517 58
                                        

Vanya salah jika dalam pikirannya pria itu akan meninggalkannya sama halnya dengan Brian yang membuangnya tanpa rasa, haruskah ia memulai kembali?

Vanya masih setia memapah tubuh Elard mendekati mobil sport miliknya, keduanya saling berbalas tatapan. "semuanya akan jauh lebih baik lagi, percayalah."

Hening.

Vanya tak menjawab, semuanya terlalu cepat untuk ia duga secepat itukah ia mendapatkan surrogate husband? Namun siluet Alva yang memberitahunya jika Elard akan bertunangan kembali menyadarkan kembali posisinya.

Dengan sabar Elard mengelus dan menangkup kembali pipi tirus Vanya, tatapan itu semakin lekat. Wajahnya kusam tak terurus, pelupuk mata yang kering serta bibir gemetar. Elard merasakan sesak yang teramat luar biasa, bahkan luka babak belur ini tak sebanding dengan luka batin seorang Vanya Magenzie. Elard meraih telapak tangannya dan menariknya untuk masuk ke dalam mobil meninggalkan seorang pria tengah mengepal.

Vanya masih diam, tak ada pertanyaan yang mampu ia tawarkan. Pikirannya hanya tertuju dalam satu hal yaitu benarkah jalan yang ia pilih? begitulah kiranya, Vanya takut jika akan ada gosip yang menyebar dan merusak kedua nama perusahaan.

Vanya asik melamun melupakan tingkah laku Elard yang turun dari mobil dan menghampiri seseorang, rupanya pria itu memasukkan koper berisikan barang-barang milik Vanya. Tunggu dulu, Elard tahu ?

"Kamu tahu?"

Elard mengangguk, pria itu menghidupkan mesin mobil dengan cepat meninggalkan mansion Brian, "aku akan bertanggung jawab, atas perbuatanku."

"Brian mengetahui semua perbuatan brengsekku kepadamu dan dia mengancam, tapi. Aku tak perduli yang terpenting kamu bersamaku."

Nampak ucapan pria itu bersungguh-sungguh ada getaran yang mungkin nampak di tutupi, tapi Elard meyakinkan dirinya bahwa ia bersungguh memberikan yang terbaik untuk seseorang terlebih orang itu adalah sesuatu yang berharga, berusaha untuk tetap tenang. "aku akan bertanggung jawab semua resikonya, aku melihat kebahagiaan dari dirimu. Aku benar-benar mencintaimu."

Elard menggenggam telapak tangannya, mengecup dalam lalu kembali berkata, "belajarlah untuk mencintaiku."

Ungkapan itu memang sederhana untuk siapa pun pendengarnya tapi Elard tak memandang sedemikian, ungkapannya tadi berhasil membuatnya berdebar tak karuan di raih satu tangannya dan mengecup cukup lama punggung tangannya, sesaat tak ada penolakan tapi Vanya enggan untuk merespon, sejauh ini hanya Brian cinta pertamanya.

Elard melepaskan kecupan, "maaf aku telah lancang melakukannya. Semua hal yang bodoh itu ... aku benar-benar akan bertanggung jawab."

Namun Vanya tak ingin merusak kebahagiaan wanita lain, melihat kebaikan Elard yang begitu kentara membuat Vanya merasa semakin salah. Ia tak boleh merusak kebahagiaan oranglain lagi, maka Vanya memutuskan niatnya untuk memberitahu kehamilannya kepada Elard.

"Bisakah kamu mengantarkan ku ke rumah Megan?"

Elard menoleh dan menghentikan laju mobilnya, "Kenapa? Kamu tinggal di mansionku. Itu akan jauh lebih aman."

"Tidak." Vanya jelas harus menolak, keberadaannya akan menjadi penghalang untuk Elard.

"Aku masih istri Brian, kami belum resmi berpisah sebaiknya kita hindari masalah."

Elard tak menjawab setelah berdiam cukup lama untuk mempertimbangkan ucapan Vanya, akhirnya Elard menyetujui permintaan Vanya untuk tinggal dengan Megan sebari ia memperhatikan Vanya dari jarak kejauhan.

"Baiklah, jika kamu nyaman."

Vanya mengulas senyuman kecil, setelah berhasil bertemu dengan Megan ia akan memberitahukan rencana hidup barunya kelak, menghindari dua pria sekaligus memang bukan hal yang mudah, luka beserta kebahagiaan itu tiba secara bersamaan.

Tak membuang waktu cukup lama, mereka sampai di sebuah apartemen elit, Vanya menghela napas berulang kali dan ia berusaha menatap lamat kedua manik Elard yang sedari tadi seperti tengah bertanya ke arahnya.

"Aku akan segera masuk." Vanya melepaskan seat belt namun tangan lembut Elard menyentuh punggung tangan Vanya.

"Kamu baik-baik saja?"

Vanya mengangguk, " Ya, aku akan selalu baik-baik saja."

Berbohong rupanya sama sakitnya, hati tak sinkron dengan pikirannya, namun Vanya tak mampu mengambil jalan keluar yang cukup baik, wanita itu akhirnya turun dengan di ikuti oleh Elard yang mulai menurunkan koper bawaannya.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak! Aku bisa sendiri." Vanya menghentikan langkah Elard.

Pria itu bergeming sejenak setelah Vanya merebut kopernya secara tiba-tiba, "Maksudku aku bisa membawanya sendiri, kamu sebaiknya pulang dan beristirahat."

Vanya membalikkan tubuhnyq dan segera mengambil langkah, ia harus menyembunyikan semua masalahnya sendiri, "Maafkan aku."

Langkahnya semakin cepat, Vanya takut jika Elard semakin memberikan rentetan pertanyaan yang membuatnya semakin gelagapan untuk memberi jawaban, masalah kehamilannya cukup hanya dia yang simpan.

"Syukurlah, dia tidak mengikutiku."

Vanya mengelus dada setelah berhasil menoleh kembali ke arah belakang, wanita itu segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka untuk mengantarkannya ke tempat kediaman Megan, untuk saat ini ia begitu sangat lelah dan tentu saja sangat depresi.

Vanya kembali menggeret kopernya beserta kelelahan-kelelahan yang menemaninya setelah ia keluar dari mansion Brian, rupanya pria yang berkedok sebagai suaminya rupanya iblis yang menyeramkan selama ini ia begitu banyak dibodohi sampai-sampai rumah miliknya raib direbut paksa oleh Brian, Vanya menghentikan langkah setelah gemuruh dalam hatinya semakin berdesakan, Vanya meremas dadanya dan semakin bergeming disana, rupanya sakit hatinya semakin bertambah banyak.

"Kamu memang salah memilih suami Vanya."

Merutuki kebodohan yang bersarang cukup lama membuat Vanya semakin merasa kesal setelah semua yang telah ia berikan justru menjadi penyebabnya sakit hati.

Vanya kembali menarik napas dan berniat untuk memencet bel, namun sang empunya justru muncul secara tiba-tiba.

"Kamu kelamaan."

Megan segera menarik masuk tubuh Vanya beserta barang bawaannya, wanita itu melangkah cepat dan mendudukan Vanya di atas sofa, "To the point."

"Kamu diusir atau keluar dengan sendiri?"

Nampak wajah Megan, begitu was-was. "Ayolah Vanya, kamu tidak lihat wajahku begitu mencemaskan mu?"

Vanya sempat tersenyum singkat, "Aku keluar dari rumah bukan diusir."

Megan mulai mode mendengarkan, ia menarik satu bantal dan beraidekap di atasnya.

"Sekarang aku sadar jika Brian pria paling jahat sedunia."

"Maksudnya jahat? Bukankah Brian itu tipe pria yang sopan dan manis."

Rasanya Vanya ingin muntah setelah mendengarkan pujian untuk sosok Brian, " Itu pandanganku sebelum tahu jika Brian mengambil semua hartaku, dan aku tidak memiliki tempat tinggal sekarang."

Vanya memberikan mimik wajah paling menyedihkan yang ia punya, "Aku seorang gembel sekarang."

Megan menyentil dahi Vanya untuk menghentika drama yang membuatnya merasa ingin muntah, "Kamu tidak cocok berakting, ada apa dengan wajahmu itu? Nampak menyebalkan sekali."

"Ayolah, teman perawan tuaku. Bantulah temanmu yang tak memiliki tempat tinggal ini." Vanya memeluk lengan Megan dengan kembali memberikan mimik wajah menyedihkan yang minta di kasihani.

"Menjauh kau! Aku masih menyukai pria."

Bukannya mendengarkan Vanya semakin jahil mengerjai Megan, "Masa suka pria gak mau nikah?"

"Itu beda lagi ceritanya."

Megan berlari kecil diikuti Vanya yang siap menerkam mangsa, mereka berdua saling kejar mengejar sampai lelah, "Oke stop aku lelah, kamu boleh tinggal disini sampai kamu bosan."

"Bagaimana dengan Elard?"

Vanya langsung bergeming, semua keceriaan yang sesaat ia dapatkan langsung lenyap ke dasar bumi, siluet Alva memberi tahu bahwa Elard akan bertunangan dengan wanita lain sedikit hatinya merasa terganggu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SURROGATE HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang