Maaf jika banyak typo bertebaran di part ini 🙏🙏🙏
.
.
.
.
.Elard mengeluarkan sehelai kain berwarna merah lalu melangkah pelan ke arah Vanya, sesampainya pria itu mengitari tubuh Vanya dan berhenti di belakang tubuhnya.
Vanya menelan salivanya susah payah, aroma musk berhasil membuat degup jantungnya berpacu dua kali lipat dari biasanya. Agak kurang nyaman situasi saat ini di mana hanya ada mereka berdua tanpa orang lain, Vanya hanya berpikir ia takut jika ada seseorang yang mengenalnya.
Elard melingkarkan kain merah itu untuk menutupi kedua mata Vanya, "untuk apa ini?"
"Aku memiliki sesuatu untukmu, sebagai petunjuk awal genggamlah tanganku." Elard meraih telapak tangannya, menariknya perlahan dan berakhir dengan mereka saling menggenggam.
"Kamu takkan macam-macam bukan?" tanyanya dengan nada ketakutan, bisa saja bukan hal gila apa pun bisa terjadi tanpa kita duga, maka untuk antisipasi Vanya menunjukkan perasaan takutnya lebih awal.
Elard terkekeh, "apa wajahku nampak seperti penjahat? atau pria hidung belang?"
Vanya berpikir sejenak, lalu menjawab. "sejujurnya agak mirip, bukan berarti sama."
"Ck! sekarang aku tahu rupanya kamu menyebalkan!"
Elard menuntunnya untuk menghampiri sebuah Yacht dan tanpa Vanya pikirkan, Elard segera menggendong tubuh Vanya untuk menaiki Yacht. Vanya setengah menjerit karena terkejut, "apa yang kau lakukan?"
"Menggendongmu, anak kecil saja tahu."
"Bukan itu maksudku."
Elard menurunkan tubuh Vanya dengan penuh sayang, melepaskan penutup mata lalu kembali menggandeng telapak tangan Vanya. Sedangkan yang satunya lagi hanya bengong indah menyaksikan Yacht yang mereka naiki mulai berlayar. Wanita itu tertegun menyaksikan kota New York pada siang hari, selepas tertegun Vanya kembali di buat kagum.
Sepasang meja beserta kursi sudah nangkring di sana dengan beberapa hidangan, "apa ini?" sebenarnya ia tahu bahwa ini adalah makanan, tapi bukan itu yang ia maksud.
Elard menarik satu kursi, "duduklah kita akan makan siang bersama sambil berlayar."
"So romantis."
Elard menggelengkan kepalanya tak habis pikir, ia mengajak Vanya makan siang bersama sebari berlayar dan wanita itu bilang So Romantis? menurutnya ini hanya hal biasa saja. "aku hanya mengajakmu makan siang, tak lebih. Lagi pula aku sering melakukan hal ini-"
"kepada wanita lain? sudah aku duga." Vanya menyambar ucapan Elard dengan nada ketusnya.
"Apa terdengar bahwa aku mengatakan sering ke sini bersama wanita lain?"
Vanya menggeleng.
Elard berdehem lalu menghentikan aktivitas makan siangnya, "sebenarnya kamu wanita pertama yang menaiki yacht pribadiku. Meski ada beberapa wanita yang merengek meminta ... aku menolaknya."
"Kenapa?"
"Apa kamu tertarik?" ledeknya dengan tersenyum tipis.
"Mereka hanya One night standku tak lebih setelah permainan panas selesai kami kembali menjadi orang asing, dan harus kamu tahu aku tak suka memakainya untuk yang kedua kali," bisik Elard sebari mencondongkan kepalanya dan berhasil membuat Vanya kembali terkejut.
"Sungguh menjijikkan."
"Itulah hidup seorang pria dewasa, apa kamu yakin jika suamimu tak nakal sebelumnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE HUSBAND
RomanceVANYA & ELARD Mungkin ini hanya kisah klasik, sebagai seorang istri Vanya tahu jika kebahagiaan bukan hanya sekedar harta, kehangatan dalam rumah tangga sangat ia butuhkan saat ini. Vanya sangat mencintai suaminya namun perasaan itu lambat laun lunt...