Bagian : 3

107 25 124
                                    

Happy reading

*

"Wah, Rena? Gue kira udah lupa jalan ke kantin," kata Nina, ketika melihat kehadiran salah satu temannya yang sekarang tengah menebar senyum.

"Hehehe, gue kebetulan aja, sih," katanya, lalu memilih untuk langsung duduk tanpa membeli jajanan lebih dulu.

Rena mengubah raut wajahnya ketika meliha sosok-sosok yang tidak dikenalnya juga tengah duduk di sana, di meja basket. Namun kebingungan itu tidak bertahan lama setelah Edo melihat perubahan sikap salah satu junior-nya.

"Hei, nggak usah bingung gitu," ucapnya, "Mereka anak basket juga, kok."

"Ha?" tanya Rena.

"Iya, Ren, mereka tuh angkatannya Ka Edo sama Ka Lindra," Nina juga ikut memberi tahu.

"O-ooh," balasnya, ia tampak menyunggingkan senyum kecil kepada ketiga orang itu, dua laki-laki dan satu perempuan.

"Biar gue aja, deh, yang ngenalin lo pada," ucap cowok dengan kulit cokelat dan rambut sedikit tebal, "Gue Jody, yang cewek itu namanya Mita, sebelahnya Rivai."

"Gue Rena, kak. Salam kenal," kata Rena, tersenyum kepada dua lainnya.

"Lo nggak jajan, Ren?" tanya Hans.

"Nggak laper, hehehe," balasnya, kemudian memutuskan untuk melihat ke sekeliling kantin. Entah kenapa Rena merasa jadi tidak nyaman berada di sana.

"Hei, Ren. Gue udah selesai, nih," seseorang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.

"E-eh, Ranti?" kata Rena, "Ng—gue balik ke kelas duluan, ya? Dah..."

"Oke, Ren. Inget lho, nanti nggak ada latihan," celetuk Edo.

Rena mengangguk pelan, sebelum akhirnya melangkah pergi bersama dengan Ranti yang terus menggandeng lengannya. "Eh, Ren. Tadi itu Ka Rivai, 'kan? Dia anak basket juga, ya?" tanya Ranti tiba-tiba.

"Lo tau dia?" tanya Rena, tanpa menjawab pertanyaan temannya terlebih dahulu.

"Ya ampun, Ren. Siapa yang nggak tau dia—"

"Gue nggak tau."

Ranti menoleh ke arah Rena. "Lo kenapa? Kayaknya bete banget," sambungnya.

"Nggak, gue gapapa," ucapnya, "Tadi lo nanya soal dia, 'kan? Iya, dia anak basket. Gue juga baru tau."

"Lho, kok?" tanya Ranti.

"Mungkin dia baru gabung di semester ini," balas Rena, beralih melihat temannya itu. "Emang dia siapa, sih? Kok lo kayaknya tau dia."

"Gue taunya sih, gara-gara si Acha dulu suka ngomongin dia—Ka Rivai 'kan pacaran sama Ka Mita, yang tadi duduk bareng sama anak-anak basket juga," kata Ranti.

"Hah? Seriusan?" tanya Rena.

Ranti tampak terkekeh. "Astaga, Ren... lo dulu ke mana aja, sih? Kok bisa nggak tau berita heboh kayak gitu," tanyanya.

"A-aah, mungkin gue yang terlalu cuek," balas Rena sedikit tersenyum malu.

xxx

Memang gadis itu yang meminta agar kakaknya tidak lagi menjemputnya. Rena hanya merasa kalau dirinya sudah terlalu sering merepotkan Reza, apalagi kakaknya itu juga sedang fokus untuk menyelesaikan kuliahnya.

Sekarang Rena masih berada di dalam angkutan umum. Tidak banyak yang ia lakukan sembari menunggu kendaraan itu berhenti di daerah perumahannya. Tapi beberapa menit ke belakang, gadis itu sedang memerhatikan seorang penumpang yang duduk di pojok dekat jendela.

Secret Admirer SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang