#6

1K 176 6
                                    


Tolong,hargai kerja keras saya dengan vote cerita ini :(






***






Bagaimana jika ayah tidak bisa sembuh?
Bagaimana jika ayah pergi? Bagaimana nasibnya dan Sooyoung?

Sejak kemarin isi kepala Chaeyoung hanya hal-hal menakutkan,ia terus menerus memikirkan apa yang akan terjadi nanti,terlebih melihat keadaan ayahnya kemarin ia menjadi putus asa sekaligus sedih karna tidak siap jika hal-hal buruk di kepalanya benar-benar terjadi.

Sejak tadi Chaeyoung hanya diam di kelas,lebih sering melamun dari pada mendengarkan penjelasan gurunya, seperti sekarang,padahal sudah jam istirahat tapi gadis itu tidak beranjak dari tempat duduknya,ia malah memandang keluar jendela kelas sambil satu tangannya memainkan pulpen,dan tangan lain nya menopang dagu.

Chaeyoung memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan banyak uang, kemarin Sooyoung memberi tahu total biaya perawatan ayah mereka,karna penyakit nya merupakan penyakit yang sangat serius maka biaya pengobatan nya juga tidak main-main banyak nya, Sooyoung bilang ia tidak perlu khawatir karna Sooyoung memiliki tabungan,tapi masalahnya Chaeyoung tidak yakin tabungan Sooyoung akan cukup mengingat pekerjaan sang kakak hanya waiters di sebuah bar.

Tadi malam Chaeyoung membuka amplop yang di kirimkan ibunya,ia mengumpulkan semua uang dari sana tanpa membaca setiap surat yang ada di dalamnya, Chaeyoung tidak peduli ia hanya membutuhkan uangnya, sungguh ia tidak mau menambah beban hidupnya dengan membaca surat dari ibunya.

' kret '

Suara kursi di tarik membuat Chaeyoung mau tak mau menolehkan wajahnya ke samping dan mendapati Jungkook tengah duduk sambil menatapnya dengan kedua tangan menopang dagunya dan tersenyum manis pada gadis yang kini malah menatapnya datar.

"Kenapa tidak pergi ke kantin?"

"...."

"Aku punya cokelat,kau mau?" Jungkook mengeluarkan sebatang coklat dari saku seragam sekolah yang ia pakai.

Chaeyoung menggeleng.

Jungkook mengerucutkan bibirnya ia kemudian menaruh cokelat itu di depan Chaeyoung "ambilah,kau harus ingat jika aku sudah memberi maka kau tidak boleh menolak."

"...."

"Kau tau,cokelat bagus loh untuk mengurangi stress dan bagus untuk um... Hormon."

Chaeyoung melirik Jungkook tajam "dasar mesum."

"Tidak,aku mengatakan yang sebenarnya,kau coba saja baca di Naver jika tidak percaya." Jungkook berbicara serius.

Chaeyoung mendengus memangnya untuk apa dia membaca hal-hal seperti itu,gadis itu tidak menjawab dan memilih berdiri berniat untuk pergi.

"Mau kemana?"

"Toilet." Chaeyoung menjawab singkat.

"Aku ikut." Jungkook bangkit berdiri dan membuntuti Chaeyoung,membuat gadis cantik itu berhenti berjalan dan menatap tajam.

"Wae? Kenapa berhenti?"

"Apa mau mu?"

"Menjadi kekasih mu."

Chaeyoung mendengus tidak paham dengan Jungkook yang terus mengganggunya,ia menggeleng pelan kemudian memilih kembali ke mejanya.

Jungkook terkekeh, sungguh baginya Chaeyoung sangat berbeda dengan gadis lain yang ia kenal,gadis itu sulit di sentuh tapi terlihat rapuh.

Karena mengetahui kalau Chaeyoung sudah kesal padanya Jungkook memilih kembali ke mejanya sendiri dan bermain ponsel,sambil sesekali melirik gadis cantik yang duduk di meja lain di sampingnya.

***

Saat pulang sekolah kali ini Chaeyoung tidak langsung pulang ke rumah, gadis itu malah berjalan-jalan untuk mencari pekerjaan paruh waktu,setelah berjalan selama lima belas menit, gadis itu berhenti di sebuah restoran Ramen,ia melihat tulisan lowongan yang di tempel di kaca restoran itu.

Chaeyoung masuk dan mendekati meja kasir untuk bertanya "selamat sore,um... Apa benar disini ada lowongan pekerjaan?"

"Oh,iya kami sedang membutuhkan seorang pegawai lagi,tapi masalahnya yang kami butuhkan adalah laki-laki."

Chaeyoung memasang wajah kecewa mendengar itu "kenapa harus laki-laki?"

"Um,itu karena kami membutuhkan seorang pengantar makanan,kau pasti masih sekolah dan belum punya SIM kan?" Wanita di depan Chaeyoung tersenyum melihat Chaeyoung yang masih mengenakan seragam salah satu SMA.

Chaeyoung mengangguk mengerti,ia kemudian pamit pergi meninggalkan restoran itu.

Ternyata mencari pekerjaan memang tidak mudah terlebih lagi ia masih siswa SMA.

Chaeyoung memandangi langit yang terlihat mendung,hujan pasti akan turun lagi sore ini,gadis cantik itu memilih untuk pulang ke rumah dan mengunjungi ayahnya di rumah sakit.

Rintik hujan turun juga saat Chaeyoung baru turun dari bis,dan bodohnya ia tidak membawa payung lagi kali ini,membuat gadis itu segera lari ke halte bis untuk berteduh.

"Chaeyoung..."

"Oh,eonnie ada disini juga?" Chaeyoung memandangi Jennie yang berdiri disampingnya.

"Iya,aku ingin pergi bekerja bersama dengan Sooyoung jadi aku menjemput nya kesini,ayo kita masuk aku membawa payung." Jennie mengajak Chaeyoung berjalan memasuki rumah sakit.

Saat memasuki lift Jennie mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya "chaeng-ah.... Aku tahu ini tidak banyak,tapi ini bisa sedikit meringankan beban kalian,ku harap kau mau menerimanya,dan tolong jangan memberi tahu Sooyoung,karna ia pasti akan menolaknya." Jennie menyodorkan amplop coklat itu pada Chaeyoung.

Chaeyoung tersedu "eonnie,maaf tapi aku takut Sooyoung akan marah." Gadis itu tidak berani menerima pemberian dari Jennie.

Jennie menggeleng "maka dari itu,pastikan ia tidak tahu,biar ini jadi rahasia kita berdua,arraseo?"

Chaeyoung bingung,disisi lain ia memang membutuhkan uang,tapi disisi lain ia tidak mau kakaknya marah, Sooyoung pasti akan merasa tidak enak jika tahu Jennie memberi bantuan uang untuk mereka,tapi Chaeyoung memilih mengambil amplop pemberian Jennie dan memeluk gadis itu "terimakasih."

Jennie mengusap punggung Chaeyoung "ingat ini rahasia kita,dan kau tidak perlu khawatir,paman pasti akan kembali sehat."

Chaeyoung mengaguk "sekali lagi terimakasih."

Ting

Suara pintu lift yang terbuka membuat keduanya segera menghapus sisa air mata,dan mulai memasang wajah tenang agar Sooyoung tidak curiga, Jennie bahkan mengandeng tangan Chaeyoung dan tersenyum membuat Chaeyoung otomatis ikut tersenyum.

Mereka memasuki ruang rawat dan melihat Sooyoung sedang melamun menatap ayahnya,ia bahkan tidak menyadari kedatangan adiknya dan juga Jennie.

"Eonnie..."

Sooyoung sedikit terkejut tapi gadis itu kemudian tersenyum "ah,kalian sudah datang.kalau begitu ayo kita berangkat Jen."

Jennie mengangguk,mereka berdua kemudian berpamitan pada Chaeyoung.

"Aku pergi bekerja,jika terjadi sesuatu kau harus menghubungi ku,dan... Jangan lupa makan,cukup ayah saja yang sakit,kita berdua harus tetap sehat.... Mengerti?" Sooyoung mewanti-wanti sang adik yang di jawab anggukan dan satu jempol yang terangkat "ok."

Chaeyoung memandangi ayahnya yang terpejam,ia tidak tahu kenapa kehidupan sesulit ini,apa di masalalu ia adalah orang yang jahat hingga ia terlahir kembali dengan kehidupan yang sulit, Chaeyoung tidak punya siapa-siapa di dunia ini selain ayahnya dan Sooyoung,ia akan hancur lebur jika harus kehilangan salah satu di antara mereka.

"Ayah,kemarin ayah berjanji tidak akan meninggalkan ku,jadi ku mohon, bertahan lah,mari kita hidup bahagia bersama,aku sangat mencintai ayah dan Sooyoung...."




***


- HOPE NOT -

HOPE NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang