Tanggung Jawab.

1.5K 68 16
                                    

Belanda.

25 tahun setelah Jino dan Kisya Rujuk.

Kini Jino dan Kisya dikaruniai tiga orang anak yang sangat tampan dan cantik. Abang Vano telah memiliki dua orang Adik yaitu Kezia dan Georzio. Dan sekarang Zia sudah berumur sembilan belas tahun dan Zio masih berumur tujuh belas tahun . Siapa yang menyangka bahwa Jino dan Kisya akan mendapatkan hidup sebahagia dan seharmonis ini. Bahkan kalau saja Baby Cinta ada mungkin Kisya akan memiliki empat bayi atau bahkan lima bayi.

Tetapi Tuhan berkehendak lain. Kisya sudah mengalami dua kali keguguran, karena itu dia sangat protektif kepada dua bayinya ketika dia mengandung dahulu. Pada saat Kisya mengandung Kezia dan Zio, Kisya bahkan serba ketakutan karena dia tidak mau sampai terulang kembali, masa dimana dia terluka karena harus kehilangan bayi dalam rahimnya.

Kehadiran Zia dan Zio membuat Abang Vano kewalahan. Karena tingkah Zio sangat luar biasa nakal. Zio adalah putra bungsu Jino dan Kisya. Dimana Zio kini tinggal bersama dengan Jino dan Kisya di Indonesia. Sedang Kezia tinggal bersama Bunda Nisya dan Abang Vano tinggal bersama dengan Mama Murni dan Papa Geovandra.

Georzio sangat beda dengan tingkah Vano yang sangat kalem dan bijaksana. Jika Vano adalah lambang kebaikan Jino, maka Zio adalah lambang kenakalan Jino. Ya betul... sisi gelap Jino terkumpul semua di tubuh anak bungsu mereka Georzio.

Setiap hari Zio selalu membuat ulah di sekolahnya. Baik itu bertengkar, berkelahi,  bahkan tawuran. Usia Zio yang masih Tujuh belas tahun benar-benar sudah lihai keluar masuk penjara, karena tertangkap sedang balap liar di jalan raya. Zio memang sangat Suka naik motor besar dan balapan liar. Selain itu juga Zio merokok dan suka meminum alkohol ketika selesai balapan liar.

Zio juga sudah memiliki pengalaman dalam hal seksu*lisme. Remaja itu sudah pernah bahkan sering berganti-ganti pacar dan menodai kekasih-kekasihnya itu. Anehnya perempuan-perempuan itu malah bangga jika di jadikan teman kencan oleh Zio. Padahal cuma satu malam saja.

Pesona Zio memang tak terbantahkan. Selain ganteng dan keren, Zio juga sangat pintar dalam hal belajar. Padahal dia hobi tawuran dan lainnya, tapi ko bisa sepintar itu sih. Oke jawabannya karena kepintaran milik Zio itu diturunkan langsung dari sang Daddy Jino. Seperti yang kita ketahui bahwa Jino sangat pintar dan berprestasi. Dan begitupula dengan Zio. Dia sangat pintar mirip sang Daddy.

Kalau di seimbangkan antara kepintaran dan kejelekan Zio saat ini, tidak seimbang. Karena Zio memiliki nilai negative lebih banyak. Seperti yang di katakan tadi, sisi gelap Jino semuanya muncul di dalam diri Zio. Padahal Jino tidak seburuk itu. Ko bisa-bisanya Zio senakal itu. Melakukan hal negative bahkan melakukan Seks bebas. Padahal Usianya baru  menginjak usia tujuh belasan.

Kenakalan Zio memang sudah membuat Vano kewalahan. Vano sebenarnya ingin sekali memberitahukan kepada kedua orang tuanya perihal kenakalan adik bungsunya itu. Namun Abang Vano tidak mau membuat Moms and Dad-nya merasa tertekan dan darah tinggi.

Maklumlah sekarang usia Daddy Jino sudah empat puluh tujuh tahun. Usia yang rentan terkena penyakit. Dan Abang Vano tidak mau membebani kedua orang yang sangat dia sayang itu. Karena itulah... Abang Vano menelan bulat-bulat semua kekacawan yang di sebabkan oleh adik bungsunya Georzio.

Dan saat ini Abang Vano sendiri begitu marah ketika mendapati sang adik kini sudah bergumuh dengan seorang gadis bule di atas tempat tidur apartemennya di Belanda. Pria itu tidak habis pikir, kenapa adiknya bisa seliar dan sebrutal itu.

"Pakailah pakaian kalian berdua!" bentak Abang Vano dengan kemarahannya. Dia sangat pusing dengan adiknya yang hipersek* seperti itu.

Wanita bule itu dengan segera mengenakan pakaiannya. Dan berlari keluar apartemen milik Vano. Sedang Zio sendiri masih duduk di atas kasur yang tadi dia pakai untuk bergulat dengan gadis itu. Gadis yang baru saja dia kenal, dan telah berhasil dia ajak untuk bercinta.

"Kamu kesini membawa seorang perempuan, untuk apa datang kesini?" tanya Vano kepada sang adik.

"Aku ingin berlibur bang," kata Zio sambil mengenakan pakaiannya.

"Dengan membawa wanita asing masuk ke rumah?" Vano menatap sang adik dengan aura kekesalan yang sedah dia bendung sedari tadi.

"Dia tadi ingin ikut bang, kalau ada kesempatan, kenapa tidak Zio ambil," tangkas Zio sambil mengenakan pakaiannya.

Vano benar-benar merasa kesal, adiknya bahkan sudah mengotori tempat tidurnya. terlihat ceceran cairan kental menetes di sprei putih miliknya.

"Rubahlah semua sikap buruk kamu, berganti-ganti pasangan seperti berganti baju saja. bagaimana kalau kamu terkena penyakit menular seksual, siapa yang rugi. pasti kamu yang akan rugi, kamu akan kena HIV AIDS kalau tetap berprilaku liar seperti itu," Vano berkata begitu lantang. Pria itu sudah kewalahan setiap hari harus ceramah kepada sang adik.

Sedangkan adiknya sendiri tidak pernah mendengarkan semua petuah darinya. Dan selalu mengabaikan setiap Vano berbicara.

"Aku pakai pengaman ko bang, jadi Abang tenang saja!" jawab Zio dengan selengean.

"Kalau kamu pakai pengaman. Sprei Abang tidak akan kotor seperti itu!" bentak Vano merasa sangat kesal kepada adik bungsunya.

"itu tadi saat Zio lepas, malah tumpah, nanti Zio bawa sprei kakak ke tempat laundry. Jadi Abang jangan semarah itu hanya gara-gara sprei Abang kotor," kelit Zio sambil berjalan melenggang ke kamar mandi. Remaja pria itu hendak membersihkan dirinya. Karena keringat sudah membanjiri tubuhnya, sisa-sisa pergulatan dia bersama bule itu.

"Ya Tuhanku. Ziooo!" teriak Abang Vano kepada sang adik. Ketika adiknya kini bahkan sudah menutup pintu kamar mandinya. Zio benar-benar merasa tidak bersalah, dan bersikap seolah itu hal yang wajar dan lumrah. Padahal yang Zio lakukan itu, semuanya sudah melanggar Norma Agama dan Norma Kesusilaan.

Sikap Zio berbeda dengan sikap Zia yang manis dan cantik. Zia adalah gadis yang lugu sama seperti sang Mommy kikis. Sehingga Vano tidak ambil pusing dengan adik cantiknya itu. Tetapi beda dengan Zio. Si bungsu itu adalah sumber defresi untuk dirinya. Sehingga selangkah saja Zio berjalan, pasti akan ada masalah dan membuat dirinya kewalahan untuk menyelesaikan masalah yang telah di perbuat oleh adiknya.

Tetapi Vano begitu menyayangi adik-adiknya itu. Abang Vano akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kedua adiknya sebisanya. Tanpa harus menggangu dan membuat sakit kepala Moms dan Dad-nya.
"Aku harus bagaimana membuat kamu mengerti Zio?" Pria berusia dua puluh lima tahun itu benar-benar begitu stres. Adiknya adalah sumber kekacauan dalam pikirannya.

🌺🌺🌺

Jino dan Kisya 2 (Exclusive Di Mangatoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang