perjanjian

303 17 0
                                    

"Aaahh ... mereka itu." Zio mendesah karena kesal, dia benar-benar merasa marah dan merasakan sebuah kecemburuan tatkala melihat Abangnya dan Chery bersama.

Rasa suka Zio terhadap Chery memang selama ini terlalu dalam. Karena itulah Zio selalu berganti-ganti perempuan untuk melupakan perasaan sukanya terhadap Chery. Tetapi tidak dipungkiri sedikit demi sedikit Zio ingin terbebas dari rasa suka itu, dia berusaha sekuat tenaga agar bisa melupakan kakak iparnya tersebut.

Malam itu waktu menunjukkan jam 21:00 Zio langsung masuk ke kamarnya mengambil kunci motor, terlihat Jino dan Kisya sudah masuk kamar dan kakak Zia kini sedang belajar di kamarnya. Keadaan Rumah sudah sangat sepi, Zino dan Kisya berpikir bahwa Putra bungsunya telah tertidur lelap padahal kini Zio sudah membawa kunci motornya dan mendorong motornya sehingga keluar dari garasi rumahnya

Dia memang sengaja mendorong motornya karena suara motornya begitu berisik, dan bisa saja membangunkan semua orang. Sesaat Pak Satpam pun langsung bertanya mau kemana Zio berangkat, dan dia mengatakan dia akan pulang ke rumah Omma Nisya. Dan Pak Satpam membukakan gerbang. Seratus lima puluh Meter dari pintu gerbang akhirnya dia bisa menyalakan motornya.

Zio langsung mendatangi sebuah tempat dimana tempat itu biasa dijadikan sebuah tempat untuk balapan liar. Benar saja di sana sudah banyak anak menunggu kedatangan Zio. Karena mereka sudah tidak sabar ingin bertanding dengan raja jalanan yaitu Georzio. Akhirnya dia memutuskan untuk ikut balapan malam itu dengan dua orang yang terkenal dengan keahlian balapannya.

Yang satu bersama Asya dan yang kedua bernama Edward. Suara bising motor membuat semua bersorak, knalpot itu sudah berbunyi begitu keras, rembulan malam sudah memayungi bahkan bintang pun seolah menemani para pembalap itu memacukan motor besar mereka.

Zio memulai balapannya dan akhirnya dia bisa berhasil memenangkan balapan tersebut. Zio unggul pada nomor pertama sedangkan Edwar nomor kedua dan Asya nomor ketiga. Asya dan Edwar mau tidak mau harus menyerahkan motor mereka karena taruhannya, siapapun yang menang akan bisa mendapatkan motor dari yang kalah secara gratis.

Dia begitu senang karena satu malam saja Zio bisa mendapatkan dua motor besar yang harganya kurang lebih sekitar 50 60 jutaan. Zio dan anak-anak genknya yang senang akhirnya dia memutuskan untuk menyimpan kedua motor tersebut di basecamp miliknya sendiri. Sebuah rumah rahasia yang beli dengan uangnya sendiri uang hasil balapan yang dia dapatkan karena setiap taruhan balapan Zio selalu memenangkan taruhan. Motor-motor yang Zio dapatkan akhirnya dia jual dan Zio berhasil membeli sebuah rumah yang sederhana yang menjadi basecamp untuk Zio dan teman-temannya.

"Zio balikin motor gue, gue nggak bisa kalau motor gue harus ambil gitu aja!" pinta seorang gadis yang kalah taruhan tersebut.

"Kamu siapa?" tanya Zio pada gadis tersebut.

"Aku Asya. Aku pikir kamu bercanda dengan taruhan tersebut, karena itu aku mengikuti taruhanmu, tapi ternyata kamu benar-benar serius, tolong berikan motorku, aku tidak bisa mengikuti taruhan seperti ini, kalau orang tuaku tahu motorku kamu ambil, mereka akan marah kepadaku," ucap Asya sambil mendekati Zio. Lalu dia menatap Asya dari atas sampai ke bawah, wanita dihadapannya  ini lumayan cantik, usianya tidak beda jauh dengannya, berkulit putih dan rambut bergelombang.

"Bukan urusanku, jika kedua orang tuamu akhirnya marah kepadamu, urusanku adalah menjual motor ini karena aku akan segera membuat pesta perayaan di basecampku," kata Zio kepada wanita yang bernama Asya.

"Tapi apa kamu tidak kasihan kepadaku. Aku tidak akan dibiarkan keluar lagi, jika orang tuaku tau bahwa aku telah menghilangkan motorku!" Wanita itu memohon meratap kepada Zio agar Zio mengembalikan sepeda motornya.

"Berapa harga sepeda motor tersebut, bukanlah kamu bisa meminta kembali untuk membeli sepeda motor itu kepada orang tuamu," kata Zhio.

"Tidak bisa, orang tuaku tidak sekaya orang tuamu sudahlah aku mohon, aku akan melakukan apapun yang kamu mau asal kamu mau mengembalikan motorku!" ucap Asya memohon kepada Zio, akhirnya dia kembali memperhatikan Asya, memperhatikan seluruh wajah Asya, lekuk tubuh Asya bahkan bentuk dari seluruh tubuh Asya.

"Baiklah apapun itu, apa kamu mau?" kata Zio kepada Asya.

"Oke apapun itu, akan aku setujui." Wanita yang bernama Asya itu akhirnya menyetujui keinginan Zio. Padahal dia belum berkata apapun.

"Besok malam di Hotel princess, aku menunggumu, kamu harus berdandan yang cantik dan menyerahkan seluruh tubuhmu kepadaku, baru aku akan memberikan kembali motormu," ucap Zio kepada Asya.

Asya terlihat terkejut mendengar permintaan Zio. Tetapi dipikir ulang Asya tidak mungkin menyerahkan motor seharga 60 juta Kepada Zio. Apalagi itu sepedah motor barunya. Asya memang memiliki hobi yang sama yaitu berbalapan. Asya baru menukar motor lamanya dengan motor barunya, jadi Asya akan sangat sayang jika motor barunya dipakai bahkan dijual oleh Zio kepada orang lain.

"Apa tidak ada pilihan lain?" tanya Asya kepada Zio.

"Maaf! Tidak ada sama sekali. Itupun kalau kamu mau, kalau kamu tidak mau tidak usah. Aku akan segera menjual motor kesayanganmu," kata Zio kepada Asya. lalu Zio itu pun pergi meninggalkan Asya begitu saja.

Asya berpikir keras. Bagaimana mungkin dia melepaskan keperawanannya Dldewi sebuah motor. Tetapi dia pun tidak mungkin harus mengatakan kepada orang tuanya, bahwa motornya dipakai buat taruhan, akan sangat sedih orang tua Asya jika tahu bawa motor yang dibeli oleh kedua orang tuanya dengan keringat bahkan Asya berikan dengan cuma-cuma kepada orang.

"Ini sangat membingungkan, dasar cowok tengil. Kenapa aku harus ikut balapan sih sebal." Asya menggerutu tapi apa mau dikata. Dia sangat menginginkan motornya kembali. Dan kalau dipikir-pikir dia juga begitu tampan jadi tidak terlalu rugi jika Asya berkencan dengan pria tampan setampan Zio.

Akhirnya Ia memutuskan untuk mengikuti keinginan Zio. Dia akan segera menghubungi Zio dan Besok bertemu dengan Zio di sebuah Hotel pada jam yang sudah disepakati.

Zio merasa puas, akhirnya malam itu dia kembali ke rumah Omma Nisyaa pada jam 3 pagi. Omma Nisya tidak tahu bahwa dirinya sudah kembali. Karena dia sudah tertidur dengan lelap. Zio memang seperti itu, setiap kali dia merasa kesal karena melihat Abang Vano dan Chery bermesraan. Zio akhirnya akan melarikan diri dengan cara mengikuti balapan liar. Setelah dia memenangkan balapan tersebut, dia merasa puas akhirnya dia mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

Kini bahkan dia sudah memenangkan 2 buah motor dan itu sangat menyenangkan, kalau saja Asya tidak datang besok, maka dia akan segera menjual Motor tersebut dan memasukkan uang tersebut ke dalam rekening tabungannya.

"Ahh ... lelah sekali malam ini, aku harus segera tidur," kata Zio sambil memejamkan matanya, karena rasa kantuk dan rasa lelah kini sudah menjadi satu didalam tubuhnya.

🎀🎀🎀

Jino dan Kisya 2 (Exclusive Di Mangatoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang