mulai sekolah

332 24 2
                                    

Akhirnya kasus itu pun bisa membuat hatinya tenang, karena perlindungan sang kakak yang begitu kuat. Keesokan harinya Zio kembali ke sekolah. Hari libur sudah selesai dan kini dia harus sekolah kembali. Ternyata sesampainya di sekolah dia sudah disambut oleh para penggemar wanitanya.

Banyak sekali gadis yang menjerit ketika Zio datang menggunakan sepeda motor kesayangannya, sebuah sepeda motor ninja 250 cc berwarna hijau yang menjadi sepeda motor andalannya ketika dia sedang berbalap liar.

"Zio senang sekali kita sudah masuk kembali sekolah, aduh libur dua minggu benar-benar membuatku lelah karena aku tidak sempat berjumpa dengan kamu, ahh aku rindu," ucap seorang gadis bernama Lalisa.

Lalisa adalah salah satu teman kencan Zio dan Lalisa berniat untuk terus menggoda Zio, supaya Zio menjadikannya kekasihnya. Sayangnya Zio tidak mau berpacaran dengan gadis manapun, dia hanya ingin kencan saja. Tidak mau berpacaran secara serius karena dia tidak mau memiliki beban dicemburui dimarahi dan disebut selingkuh.

Dia merasa berada di zona yang nyaman memiliki banyak fans perempuan dan mau diajak kencan, walau hanya beberapa jam di Hotel. Sebagai anak orang kaya Zio termasuk anak yang suka menghambur-hamburkan uang ketika uangnya habis, maka dia akan ke Hotel dan menelepon kakaknya untuk membayarkan di Hotel. Kenakalan Zio yang seperti itu memang membuat Abang Vano makin pusing tujuh keliling

Abang Vano berharap dengan adanya kejadian yang menimpa dia, berhubungan dengan kasus kematian Sintia, Zio bisa berubah dan bisa lebih menghargai perempuan dan nyawa seseorang. Tetapi tidak begitu, dia tetap tidak mau memiliki seorang kekasih, Zio tidak mau terkekang.

Kini Lalisa sudah menempel. Tangannya Lalisa bergelayut manja sambil bersandar dibahunya Zio. Tetapi dengan seketika Zio mendorong tubuh Lalisa sehingga Lalisa merasa malu karena semua teman-temannya memperhatikan mereka berdua.

"Sudah cukup kamu menempel padaku, aku gerah kamu sebaiknya berjauh-jauh dariku, aku baru pulang dari luar Negeri, nanti kamu terkena virus covid 19 dariku," ucap Zio kepada Lalisa.

"Ya Tuhan kamu tuh, kamu tuh gimana sih, bukannya senang ada perempuan yang menyambut kamu malah membuat ku malu seperti ini, di depan banyak orang. Please lihat dong aku ini gadis yang terkenal, kamu akan tambah terkenal di jika menjadi kekasih aku," Lalisa menyombongkan dirinya membuat Zio semakin ilfil terhadap gadis tersebut, Zio kembali mendorong Lalisa lalu pergi meninggalkan Lalisa.

Lalisa tampak kecewa dia pun merasa malu dilihat oleh teman-temannya, dan kini dia ditertawakan oleh banyak perempuan yang menonton aksi tersebut. Zio sendiri kini sudah masuk kedalam kelasnya dia tidak mau berjumpa dengan gadis-gadis itu, dia memang hanya memiliki seorang teman bernama Tito.

Kini mereka berdua sudah duduk berdekatan, Tito terkekeh melihat sikap terhadap Lalisa.

"Padahal Lalisa cantik. Apa kurangnya Lalisa coba," Tito masih menertawakan perihal Zio dan Lalisa.

"Aku tidak suka, dia seolah-olah menjadikan aku target untuk dijadikan seorang pacar, kamu tahu sendiri aku tidak mau terkekang, aku tidak mau pacaran!" ucap Zio kepada Tito Tito pun tersenyum dengan manis.

"Bro tapi bagaimana Lalisa? Apa goyangannya mantap?" Tito bertanya dengan serius kepada Zio. Zio langsung tersenyum dengan miring.

"Dia bukan perawan, mana bisa mantap," ucap Zio sambil terkekeh lalu Tito kembali tertawa.

"Wahhh ternyata ada orang yang telah mendahuluimu, pantas saja kamu tidak mau mendekati dia lagi," kata Tito dengan senyumannya yang lebar.

"Jelas saja untuk apa aku mendekati dia dua kali, cukup satu kali saja aku bisa menilai seseorang. Aku tidak mau berkencan dengan gadis lebih dari satu kali. Cukup Sintia saja aku sudah kapok berkencan dengan perempuan lebih dari dua kali, aku berkencan dengan Sintia selama 3 kali dan akhirnya Sintia merasa seolah-olah aku adalah orang yang tepat untuk dijadikan suami, apa-apaan. Dia meneleponku mengajak aku untuk menikahinya. Padahal dia sedang hamil dan tidak tahu siapa Ayah dari bayi itu. Bukankah itu brengsel*kk, seolah-olah wanita itu sengaja untuk menjebakku," Zio merasa geram dan kesal. Sintia memang sudah meninggal tetapi kini dalam kuburan pun Sintia masih saja mencekik lehernya, sehingga Zio masih kesulitan bernapas akibat masalah tersebut.

"Betul sekali ya, tapi apa kamu tidak mencurigai seseorang, siapa gitu Ayah dari bayi tersebut?" tanya Tito kepada Zio

"Untuk apa aku mencurigai seseorang, itu bukan urusanku, terakhir aku berjumpa dengan gadis itu enam bulan lalu, setelah itu kami tidak ada hubungan apa pun lagi, dan sekarang sebelum mati dia malah Menelpon aku, bukan itu sangat menyebalkan," kata Zio sambil menatap Tito dengan tajam.

"Betul juga sih, kamu seolah-olah dijadikan sasaran empuk untuk dijadikan tersangka oleh Polisi," balas Tito sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Tiba-tiba saja seseorang memanggil Zio. Zio dipanggil ke ruangan kepala sekolah dan pemuda itu sungguh sangat terkejut. Hatinya bertanya-tanya ada masalah apa lagi ini, perasaan dia tidak membuat ulah dalam minggu-minggu ini. Bukankah dua minggu ini mereka libur, terus kenapa bisa dipanggil seperti itu.

Akhirnya dia pun masuk ke dalam ruang Kepala Sekolah dan kini sudah ada banyak guru-guru di sana dia terkejut ada apa ini.

"Duduklah di sini, Wah hebat sekali kamu, baru pulang dari luar Negeri ya," ucap kepala Sekolah tersebut menyambut kedatangan Zio dengan senyuman yang lebar. Pemuda itu hanya bisa terdiam sambil menolehkan senyum manis kepada para guru-guru yang ada di ruangan tersebut, terutama kepada kepala sekolah.

Zio duduk sesuai intruksi, dia duduk di sebelah guru matematika, dan akhirnya semuanya memberikan selamat kepada Zio terkejut Kenapa tiba-tiba saja dia dia berikan ucapan selamat.

"Maaf ya bapak, semuanya yang ada di sini selamat untuk apa ya?" ungkap Zio kepada semua yang ada di ruangan tersebut.

"Selamat Zio kamu adalah siswa terbaik tahun ini, nilaimu sangat fantastis walaupun kemarin kamu sudah diberi raport rangking 1 di kelasmu tapi sekarang kami sudah menobatkan kamu sebagai juara umum olimpiade matematika di kota kita," ucap wali kelas Zio kepadanya. Ternyata yang berkumpul di ruangan tersebut adalah 12 wali kelas kelas 11.

Dan zio adalah siswa terbaik dari 12 kelas tersebut serta mendapatkan juara umum olimpiade matematika Nasional. Tentu saja pemuda itu begitu terkejut tidak menyangka bahwa dia bisa sepintar itu padahal dia tidak pernah belajar sama sekali.

"Selamat atas prestasimu yang memukau," Kepala sekolah memberikan selamat kepada Zio, pemuda itu merasa kikuk dia memang senang dan bahagia atas prestasi yang dicapai. Tetapi dia masih tidak menyangka dia bisa menjadi juara umum dari 12 kelas dan juara olimpiade matematika Nasional.

🎀🎀🎀

Jino dan Kisya 2 (Exclusive Di Mangatoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang