"Kalau saja kamu bukan sahabatku, sudah sejak lama aku meninggalkanmu. Aku marah saat kamu tidak mau menemaniku, tapi aku juga menyayangimu, dan tidak suka jika kamu menangis. Itu sebabnya aku kembali."
Aku masih ingat kalimatmu kala itu, setelah dua bulan menghukumku dengan diam. Aku yang saat itu mencintaimu, berusaha menarik perhatianmu, dan semuanya gagal. Hanya karena aku salah, tidak menemanimu bercerita tentang dia yang kamu cinta. Padahal, aku menghindar karena rasa cemburu yang sulit dikendalikan.
Sebagai perempuan, aku malu jika harus menyatakan keinginanku untuk diperhatikan lebih padamu, seseorang yang hanya menganggapku teman. Alhasil, kita menjadi asing sekali lagi hanya karena aku takut memulai pembicaraan yang akan membuatmu marah kepadaku, sekali lagi.
Kini, dalam amarah kamu tidak kembali. Kamu benar-benar pergi dengan sejuta cinta dan perhatianku. Kamu membenciku karena aku memilih kata asing untuk menggambarkan persahabatan kita. Maafkan aku.
Semoga di sana kamu tetap baik-baik saja. Walau kini aku tak bisa lagi kamu temui seperti biasa, kamu masih menyimpan nomor ponselku, bukan? Hubungi aku, jika kamu memerlukan teman bicara. Aku akan ada di sana untuk menemanimu, mungkin sebagai yang terakhir kalinya.
_____
Instagram : putrialfatih96
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUKMU YANG BERGELAR WANITA
De TodoIni kataku, kata perempuan; bahwa hatiku bukanlah tempat persinggahan di kala bosan. Tetapi sebuah istana, tempat ternyaman yang pernah diciptakan.
