Saat Harus Memilih (1)

228 5 0
                                    

Kembali ke masa lalu, saat aku berada di tiga persimpangan penuh risiko yang belum sempat aku bayangkan.

Haruskah aku bertahan dengan hubunganku yang sudah berjalan selama delapan tahun penuh kekerasan. Ataukah aku harus menerima sosok baru yang saat itu memintaku untuk jadi kekasih satu-satunya, hingga akhir usia. Satu persimpangan lain, aku memilih pergi dari keduanya, berlari menyelamatkan diriku sendiri, tanpa peduli dengan perasaan siapapun.

Namun nyatanya, Tuhan tidak ingin aku memilih. Ditetapkan-Nya satu untuk takdirku. Lelaki itu hadir ke dalam hidupku, dengan sejuta harapan penuh keindahan. Melenyapkan sakit dan duka lara dari hubungan yang belum sempat kutinggalkan.

Tetapi, itu semua sementara...

Hanya sementara.

Dia mengakhiri segalanya, menutup jalan untuk aku berjuang walau sedikit. Memblokir semuacelah untuk aku bertanya, mengapa semua harus berakhir dengan cara yang seperti ini. Akhirnya, kisah itu berakhir. Kisah yang tak pernah aku pilih.

Kembali, pada perjalanan penuh kekerasan. Penuh dengan keegoisan tanpa pengertian. Penuh manipulasi. Penuh tamparan dan pukulan. Penuh dengan makian dan pelukan takut kehilangan. Aku, kembali ke sana; untuk meretas semua rasa sakit yang baru kurasakan, sebab gagalnya sebuah pernikahan.

Dia, yang selalu menamparku saat aku tak menuruti keinginannya; dengan lapang bersedia menerima kehadiranku (lagi).

Dia, yang selalu memelukku setelah memukul karena aku tidak suka dengan caranya mencintaiku; dengan baiknya menenangkan tangisanku (lagi).

Dia, yang selalu melihatku sebagai sebuah boneka mainannya; berhasil membuatku merasa istimewa (lagi).

Aku tahu, keputusanku kembali sudah pasti salah. Karena bisa dipastikan, dia akan kembali melecehkan, menampar, dan memukul tanpa mendengarkan penjelasanku. Namun saat itu aku perlu rumah untuk pulang. Aku perlu pelukan untuk tenang. Aku perlu seseorang yang sangat mengenalku, untuk mengatakan bahwa semuanya dapat kembali baik-baik saja.

Aku pun memilihnya, (lagi).

UNTUKMU YANG BERGELAR WANITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang