1

1.4K 46 10
                                    

.

.

Musik dengan dentuman yang keras, langsung menggetarkan telinga. Seakan sebagai salam sambutan kala kita mulai melangkah. Puluhan lampu-lampu kecil mengelilingi setiap dinding club dengan pendarnya yang temaram. Puluhan orang menggerakkan tubuh mereka mengikuti irama music yang menghentak. Namun tidak sedikit pula yang lebih memilih duduk 'manis' ditemani beberapa wanita penghibur sambil melihat keahlian bartender meracik minuman. Club ini juga menyediakan kamar-kamar mewah untuk pengunjungnya.

'21Club' sebuah club terbesar dipusat kota, namun juga terselip disekian banyak gedung-gedung tinggi pencakar langit. Tidak banyak orang yang mendapat akses mudah masuk club ini, hanya beberapa manusia dengan kantung tebal dalam genggaman. Namun tetap masih terhitung dengan jari. Karena banyak pula diantaranya, manusia-manusia yang terlanjur masuk dalam dunia...hitam.

Dibalik sebuah pintu, berada jauh di ujung lorong. Dengan bertuliskan Bahasa Perancis yang entah apa artinya dibagian atas, tidak sehingar-bingar keadaan diluar. Seorang pria tua tanpa rambut terlihat serius menatap kartu-kartu dalam tangannya. Dikedua sisi pria itu, didampingi dua wanita paling cantik di club itu. Diseberang meja pria botak itu, seorang namja muda menatapnya remeh. Dibelakangnya tidak ada siapapun, sendiri. Tidak seperti pria tua itu yang dikelilingi banyak bodyguard besar dan kekar.

~Sret~

Namja muda itu melemparkan kartu-kartu nya keatas meja kayu kecil didepannya. Senyum remeh tak terhapus sama sekali dari wajahnya. Pria tua diseberang menatap kartu-kartu itu tidak percaya. Bagaimana mungkin setiap kali ia bertanding dengan namja ini ia selalu kalah?? Ia yang selalu mendapat gelar master kalah dengan bocah ingusan ini? Terlebih setiap bertanding, pria tua itu selalu mempertaruhkan jumlah uang yang tidak sedikit. Sama saja ia memiskinkan diri perlahan bukan?

~Grek~

Namja muda itu bangkit dari kursinya. Dengan smirk khas, ia menghampiri salah satu bodyguard yang berdiri dibelakang lawannya. Mata coklat itu menatap tajam dan menusuk pada sang bodyguard, hingga tangan lentik itu mengambil alih sekoper uang dari tangannya. Namja itu melangkah santai mendekati pria tua yang masih bertahan dengan ekspresi kerasnya. Ia meyangga tubuhnya dengan siku kiri, merendahkan wajahnya hingga dekat dengan telinga pria tua itu, kemudian ia berbisik menusuk..

"Pe-cun-dang" Untuk selanjutnya namja muda itu melangkah santai dengan sekoper uang ditangannya, sama sekali tidak memperdulikan tatapan tajam musuhnya.

"CHO KYUHYUN BRENGSEEK!!!!" Teriakan menggelegar pria tua tadi masih bisa didengar namja yang bernama Kyuhyun. Karena Kyuhyun kini menyandarkan tubuhnya pada pintu besi dingin ruangan itu. Dengan senyum remeh Kyuhyun kembali membuka pintu besi itu. Tanpa sungkan Kyuhyun menunjuk tepat pria tua tadi.

"Kau tidak akan pernah menang dariku. Seunghyun!" Kyuhyun kembali menutup pintu besi dan berjalan santai keluar dari club itu. Sesekali siulan kemenangan terdengar mengalun dari bibir cherry nya.

"Aku tidak akan menyerah, Cho"

\\(^o^)// |Always WonKyu | \\(^o^)//

Heechul bergegas turun untuk membukakan pintu bagi tamunya. Bahkan ia telah mempersiapkan diri untuk bertemu tamunya malam ini. Karena malam ini keluarga Cho medapat tamu special. Yaitu calon besan beserta putra mereka, calon menantu keluarga Cho. Heechul dengan dress merah gelap nya, sedangkan Hangeng sang suami dengan setelan tuxedo hitam elegan.

"Anyeonghaseyo" Sepasang suami istri beserta kedua putranya itu menunduk hormat saat pintu dibukakan.

"Ne, anyeonghaseyo. Silakan masuk". Dengan ramah, Hangeng mempersilakan keluarga itu untuk masuk.

BRIDAL WARS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang