3

527 29 1
                                    


Changmin memandang sebal keluar jendela, hujan deras diluar mengacaukan pendengarannya. Suara penyanyi café yang tidak terdengar itu semakin membuat Changmin sebal. Seharusnya orang yang Changmin tunggu berterimakasih pada hujan, karena hujan membuat Changmin sedikit toleransi. Empat gelas teh sudah kosong sejak beberapa jam yang lalu, sudah habis tepatnya.

~Kling~

Bel yang digantung dipintu berbunyi, menandakan pelanggan yang datang. Changmin langsung menoleh, mendapati sahabat kekasihnya yang berdiri disana dengan tubuh basah. Namja itu buru-buru mendekati Changmin dan duduk dihadapan pria bermata bulat itu.

"Yosh mianhae Min, kau sudah lama?" pertanyaan bodoh terlontar dari pria dihadapan Changmin. Hhh kenapa teman Yunho jarang ada yang 'benar' sih. Salah satunya pria dihadapan Changmin ini. Dengan angkuh, Changmin melihat jam tangan putih yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Kau terlambat 184 menit lebih 54 detik."

"Hhhh langsung katakan saja 'kau terlambat sangat lama', tidak usah memanipulasi kata seperti itu. Aku benar-benar merasa tersindir"

"Itu kau sadar, aku berkata apa adanya Siwon hyung. Ada apa?" Changmin bertanya tanpa basi-basi pada Siwon. Beberapa jam yang lalu, pria yang tidak kalah tampan dari Yunho ini menghubunginya. Siwon hanya mengatakan ia membutuhkan bantuan Changmin, namun Siwon tidak mengatakan apa yang diperlukannya. Siwon membongkar tas kerja nya, mengeluarkan sebuah amplop coklat dan menyerahkannya pada Changmin.

"Apa ini?" Changmin menaikkan sebelah alisnya.

"Buka saja" ujar Siwon pendek. Sementara Changmin memeriksa amplop itu, Siwon memesan segelas moccachino hangat untuknya sendiri.

"Foto? Diapakan?" Changmin memperhatikan beberapa foto ditangannya. Foto-foto sebuah mobil sedang lengkap dengan perbesaran pada plat nomor mobil. Juga siluet pengemudi didalamnya.

"Tolong kau cari tahu dia ini siapa, atau paling tidak cari tahu siapa yang menyuruhnya.. Tadi pagi mobil itu mengikutiku dan Minho, bahkan sepertinya ia juga mengintai rumah Kyuhyun. Hingga aku terpaksa menurunkan Minho di elementary school sebelum benar-benar memastikan orang ini pergi." Dengan serius Changmin mendengarkan penjelasan Siwon.

"Apa kau punya masalah dengan seseorang sebelum kejadian ini?"

"Aku rasa tidak. Aku tidak bertemu siapapun kecuali klien ku akhir-akhir ini. Tapi kalau Kyuhyun..." Siwon menggantung ucapannya. Antara yakin dan tidak yakin dengan apa yang terbesit dibenaknya. Siwon tahu betul perangai Kyuhyun, tetapi ia belum benar-benar mengerti sejauh apa keterlibatan Kyuhyun didunia hitam.

"Hhhh anak itu." Changmin mengusap wajahnya kasar. Kyuhyun adalah sahabatnya, ia tahu betul jika anak itu tidak akan sudi dengan yang namanya kalah. Anti. Terlebih kalah dalam suatu taruhan.

"Menurutku bukan dia pelaku sesungguhnya, kalau memang orang ini pelaku sesungguhnya ia tidak mungkin seberani itu untuk mengeksekusi. Aku rasa ia hanya suruhan seseorang"

"Sekalipun orang ini hanya suruhan, tetapi mereka tidak kalah berbahaya dari pesuruhnya."

"Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu Min. Aku tidak ingin Kyuhyun ataupun Minho terancam, mereka sangat berarti untukku."

"Ne, aku tahu. Aku akan langsung membicarakan ini dengan Kris dan yang lain" Changmin menyanggupi permintaan calon suami sahabatnya itu. Changmin bangun dan memakai coat tebalnya.

"Baiklah hyung, aku pergi dulu. Secepatnya aku kabari" Changmin berlalu membawa beberapa foto yang diberikan Siwon padanya.

"Harus Min, harus..." Siwon bergumam lirih. Ia kembali meminum Moccachino pesanannya yang sudah mendingin. Hujan deras diluar masih belum berhenti.

BRIDAL WARS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang