Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

6. Kerja Bakti

38.3K 3.5K 189
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Halo, Ka." Sambil mengendarai mobilnya, Ninna menelepon Kais dengan handsfree. "Aku udah masuk ke gerbang apartemen kamu, nih. Kamu udah balik, kan?"

"Kamu ke apartemen?"

Alis Ninna menyatu ketika pertanyaan Kais meluncur begitu saja dari loudspeaker ponsel. "Jangan bilang kamu lupa."

Ninna mendengkus ketika tidak ada respons berarti dari balik telepon. "Ka, kita kan udah sepakat kalau aku bakal mulai pindahan hari Selasa after office. Kamu sendiri kan yang bantuin aku packing di kosan hari Sabtu? Masa kamu lupa."

"Sorry."

Ninna mendesis sebal. "Kamu beneran lupa?!"

"Aku kira sekarang Senin, Na."

Segera, Ninna memarkirkan mobilnya di salah satu tempat parkir yang kosong. "Ka, please. Lagian apa bedanya sih aku pindah Senin atau Selasa? Emang kamu enggak risi ditanyain Bunda kenapa udah dua minggu nikah tapi kita belum tinggal serumah?"

"Iya, tapi, kan, Na."

"Ka."

"Oke, aku turun. Tunggu di bawah. Aku bantu kamu bawa barang-barang."

"Ya udah. Aku sekarang parkir di samping tower kamu. Enggak pakai lama ya," kata Ninna kemudian keluar dari mobil dan menutup panggilannya dengan Kais.

Pandangan Ninna berputar mengamati area apartemen Kais. Apartemen yang terdiri dari tiga buah tower itu terlihat tenang dan tidak begitu ramai. Sebuah playground yang bersebelahan dengan kolam renang terlihat di tengah-tengah tower, sementara minimarket dan kafe-kafe kecil berjejer di lantai bawah apartemen. Sepertinya Ninna akan betah di sini.

"Sorry lama."

Ninna memasang wajah sebal ketika Kais muncul di depannya. Napasnya yang ngos-ngosan, menandakan bila lelaki ini mungkin berlari untuk sampai ke sini.

"Barang-barang kamu masih di bagasi?" tanya Kais dibarengi anggukan Ninna. Dia kemudian meminta Ninna membukakan bagasi mobil.

Tidak perlu waktu lama, Kais pun menggotong kardus milik Ninna, sementara perempuan itu menggeret kopernya di belakang. Kais membawanya ke salah satu lift di lobi tower krisan. Mereka lalu keluar dari lift ketika benda besi itu membawa keduanya hingga ke lantai 20.

Langkah Kais berhenti di depan sebuah unit apartemen, sementara matanya menatap Ninna dengan serius. "Na, tapi begitu masuk jangan kaget, oke."

"Emang ada apa?" tanya Ninna langsung berpikiran negatif.

Kais menggaruk tengkuknya lalu membuka kunci pintu apartemen. Begitu pintu apartemen terbuka, Ninna baru paham maksud Kais tadi. Namun, bukan hanya kaget, kedua bola mata Ninna seperti ingin mencuat keluar saat menemukan kondisi apartemen Kais.

224: Today, Tomorrow, ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang