-
Ekspresi Ninna tidak pernah berubah sejak tadi pagi, masih datar. Sementara kedua bola matanya mengawasi tingkah seorang lelaki yang tertawa lepas dan sok akrab di tengah keluarganya. Bahkan, Sam keponakan lelaki Ninna yang tidak pernah bisa dekat dengan orang lain, malah duduk nyaman di pangkuan lelaki itu sambil berkelakar dengan paha ayam bakar di tangannya.
Ninna memijat pelipisnya pelan. Seandainya saja Genna dan Desta tidak tiba-tiba melakukan sidak pagi-pagi buta lalu menculiknya dari kosan mungkin dia berhasil lolos dan pergi dengan Felix. Demi apapun, dia lebih memilih menemani lelaki itu nge-gym ketimbang terperangkap di kondisi seperti sekarang.
"Nin, enggak makan? Ayam bakarnya udah jadi loh," kata Genna menepuk bahu Ninna yang sedari tadi mengasingkan diri di teras samping, sementara keluarganya sedang asyik membuat barbeque party ala kadarnya di halaman villa milik keluarga Desta.
"Enggak laper," jawab Ninna singkat.
"Cemberut melulu, deh. Senyum kali," goda Genna mencolek pipi sang adik. "Kan ada Kais."
"Justru ada dia aku enggak mood. Lagian Mbak ngapain sih ajak dia?"
Genna meletakkan bokongnya di sebelah Ninna. "Bunda yang ajak. Liburan ini juga maunya Bunda. Mana bisa Mbak tolak. Lagian Kais orangnya lucu kok, baik banget malah."
Ninna kemudian bungkam sambil mengamati lelaki yang mengenakan sweater merah bata di depan sana, Kais. Lelaki itu kini sedang mengobrol dengan Farah. Sesekali Kais melirik kepada Ninna, kemudian mengangguk, dan membicarakan sesuatu dengan Farah. Ninna jadi berpikiran yang tidak-tidak.
"Kamu masih ngerokok?" tanya Genna tiba-tiba. "Tadi sore Mbak lihat ada bungkusnya di tas kamu."
Ninna mendelik sebal. "Mbak buka-buka tas aku?"
"Bukan aku yang buka, tapi Sam. Untung enggak sempat dia mainin," ujar Genna melipat kedua tangannya ke dada. "Kamu kenapa sih, Nin? Kamu ada masalah? Mbak tuh paling tahu kalau kamu udah aneh-aneh, pasti lagi mikirin sesuatu."
"Enggak ada hubungannya kali Mbak sama rokok, lagian enggak tiap hari juga," kata Ninna beralasan.
"Sesekali juga sama aja Ninna. Daripada kayak gitu mending kamu cerita ke Mbak, jangan pendam sendiri," pesan Genna merangkul bahu adiknya. "Nanti kalau Kais tahu bisa-bisa dia ilfeel loh."
"Dia udah tahu."
"Serius?"
"Hari gini cewek ngerokok udah enggak aneh kali Mbak," gerutu Ninna.
Genna mencebik. "Hari gini yang namanya ngerokok bahayanya tetep sama kali, Nin."
Ninna diam. Bila sudah begini, Genna pasti tidak akan mau kalah.
"Tapi, Nin. Jangan-jangan Kais mulai suka lagi sama kamu? Ya, kan? Buktinya dia mau nerima kamu apa adanya," kata Genna setelah keduanya membisu selama beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
224: Today, Tomorrow, Forever
RomanceNinna-wanita berumur 29 tahun penganut paham childfree-dijodohkan dengan Kais, pria asing dengan kelakuan yang eksentrik mengingat pertemuan pertama mereka yang di luar dari kata normal. Dapatkah Ninna dan Kais belajar apa arti pernikahan dengan kek...
Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi