Kesekian harinya, aku menjalankan hariku seperti biasanya. Jujur bahkan sampai saat ini aku masih menunggu dan bertanya-tanya, apa Rizal memang lupa? Atau sedang menyiapkan kejutan untukku?
Fara benar-benar membuatku jadi pusing! Batinku.
Kemudian aku memasuki kelas dengan langkah yang malas.
"Woi, lemes amat lo? Ngapa dah?" tegur Fara ketika aku masuk kelas.
"Ga semangat. Males," jawabku singkat.
"Kantin yuk, Kay!" ajaknya.
"Ah, gue lagi ga mood nih Far, lo duluan aja deh, nanti kalo mood gue udah baikan gue susulin deh," kataku.
"Haisssssh, ayok lah Kay. Gue ada cerita juga sih buat lo, tentang Rizal," katanya kemudian mendekat kepadaku lalu membisikkan "Kayaknya lo mau ditembak deh sama dia, hihihii gemesssh banget" bisiknya.
"Hah?! Ngomong apaansih lo Far! Gausah bikin gue jadi ke ge-er an deh, yaudah ayok ke kantin!" kataku.
"Yaelah, giliran gue bisikin nama Rizal aja baru mau lo nganterin gue ke kantin, Dasar!" cibirnya.
Aku hanya tertawa mendengarnya.
Kemudian, kami berdua pergi menuju kantin untuk jajan. Sesampainya di lorong kantin, aku melihat banyak siswa sedang berkerumun.
"Kantin pagi ini rame banget. Ada apa ya?," kataku.
"Lagi ada diskon cuci gudang kali," balas Fara.
"Yeeehh, si aneh! Lo kira Ramaya*a apa segala ada cuci cuci gudang," ucapku.
"Yaudah, yuk ke Mang Uki, gue mau beli bubur ayam," ajak Fara. Kemudian aku pun mengikuti langkah Fara dari belakang.
"PAJAK JADIAN! PAJAK JADIAN!"
"PEJE, PEJE!"
"WUHUUUU NEW COUPLE!"Aku yang mendengar kericuhan dari kerumunan di kantin, merasa tertarik untuk melihat apa yang sedang menjadi objek tontonan.
"Yaudah, iya hari ini lo semua bebas mau jajan apa aja di kantin, gue yang bayar!" seru seseorang yang tak terlihat olehku. .
Karena disertakan rasa Kepo, aku pun mencoba jinjit. Namun sayang, tubuhku yang mungil ini tak bisa melihat isi dari kerumunan itu. Lalu aku mencoba bertanya dengan Intan-teman sekelasku- yang baru saja keluar dari kerumunan itu.
"Tan!" Panggilku kepada Intan sambil melambaikan tangan.
"Eh, Kayla," Jawabnya sambil mendatangiku.
"Lo abis dari situ? Ada apaan sih emangnya? Rame amat," tanyaku.
"Oh, itu ada yang baru jadian, terus yaa anak anak rame pada minta pajak jadian. Nembaknya di kantin juga sih tadi, jadinya gitu deh rame," jelasnya.
"yaampun gue kira apaan" batinku.
"oh gitu. Emangnya siapa yang-" belum sempat ku tanyakan siapa yang baru saja jadian, Fara memanggilku.
"KAYLAAA!" Teriak Fara berkali-kali.
"Huft! yaudah deh Tan, gue udah dipanggil sama nenek lampir, sampai ketemu dikelas ya," kataku.
"Oke, gue duluan ya Kay, bye!" ujar Intan.
Kemudian aku menghampiri Fara, yang masih beridiri di depan etalase kantin Mang Uki.
"Anjir bisa ga sih lo gausah ngegas dulu, masih pagi, berisik-" ucapku yang kemudian di potong dengan perkataannya.
"Lihat tuh!" katanya sambil mengarahkan kepalaku ke pusat kerumunan.
"Apa sih Fa-" ucapku pelan.
............
KAMU SEDANG MEMBACA
P-AS-A-NG
Teen FictionHanya cerita seorang remaja putri (Kayla), yang bertemu orang orang dengan beragam karakter dalam hidupnya. singgah, tinggal atau tidak sama sekali adalah pilihan. Bagi Kayla, Hidup itu adalah tentang peran. Kadang kita menemukan orang yang datang h...