•Sendiri•

25 3 0
                                    

Setelah cukup puas mencurahkan ekspresi sedihku kepada alam, aku berjalan menuju UKS untuk setidaknya mendapatkan ketenangan untuk menyendiri.

Sesampainya di depan UKS, aku jongkok untuk membuka sepatu dan masuk kedalam.

BRAKKKK!

"Aduh!" kataku yang kemudian jatuh terduduk.

"Maaf, maaf. Aduh jadi berantakan," kata seseorang itu.

"Duh, kak maaf ya. Tadi waktu saya mau berdiri gak liat ada orang jalan." kataku sedikit malu.

"Iya gapapa," ucapnya.

Kemudian aku membantunya mengambil buku-buku yang jatuh berserakan karena insiden tadi.

"Kelas sepuluh?" tanyanya.

"Iya," jawabku.

"Gausah panggil gue 'Kakak'. Gue juga kelas sepuluh kok," katanya.

"Oh, iya," balasku bingung tak tahu lagi harus merespon bagaimana.

"Makasih," ucapnya singkat kemudian berlalu pergi menuju lorong utama.

Aku hanya diam mematung melihat punggung yang kemudian pergi menjauh.

"Kok gue kayaknya gapernah liat dia ya? Tapi kaya kenal, tapi jarang gue liat orangnya," batinku.

Tak terlalu mempedulikan kejadian tadi, aku pun memasuki ruang UKS untuk menenangkan diri sampai jam istirahat.

"Kalo lo nyari gue ada di UKS sekarang."

Jariku mengetik pesan kemudian ku kirimkan kepada Fara. Bagaimanapun juga ia orang yang harus ku beri kabar saat ini, aku tak mau membuatnya khawatir.

P-AS-A-NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang