•Gerbang•

21 2 0
                                    

TIIIINNNN!!! TIIINNNN!!! TIIIIN!!!
Saat aku mulai menaiki anak tangga menuju kamarku, aku dengar suara klakson mobil dari luar.

Oh! Itu pasti Fara!

Kemudian aku berjalan menuju pintu keluar, dan saat aku ingin membuka pintunya aku rasa aku melupakan sesuatu.

"Ah, iya kartu ujiannya!" ucapku kepada diriku sendiri sambil menepuk dahi.

Akupun berjalan menuju kamar dan mengambil kartu ujian milik Fara. Bertepatan dengan itu, handphone ku berdering.

"Woy, lama banget sih lo. Buruan napa, bejamur nih gue nungguin," kata Fara di seberang sana.

"Idih, lebay lo! Sabar, nih gue lagi otw ke depan. Bentar ya!" jawabku sambil berlari kecil menuju gerbang rumahku.

"Gecee!!" kata Fara.

"Berisik lo!" sahutku.

Sesampainya aku diluar, aku melihat Fara sedang berdiri menunggu di pintu mobil.

"Lama banget sih buu. Bejamur nih saya nunggunya," kata Fara.

"Halahhh, lebay banget. Nunggu dia peka aja lo sabar, masa nunggu gue keluar aja ngeluh sih, hahaha," candaku.

"Yeee, itu mah udah laen urusan. Mana kartu ujian gue?" tanyanya.

"Nih, punya lo. Lo naik taksi online?" tanyaku balik.

"Engga kok, gue dianterin sama si Toni, anaknya tante Siska, sepupu gue," jelasnya.

"Oh gitu.. Masuk dulu yuk!" ajakku.

"Duh, gausah deh Kay. Gue mau langsung balik aja. Oh iya bentar," kata Fara kemudian mengambil sesuatu dari dalam mobil.

"Hah?" responku bingung.

"Nih, ada titipian," ucapnya sambil memberikan aku sebuket bunga edelweis dan sebuah kotak berwarna merah.

"Apaan nih? Tumben banget lo ngasih gue beginian?" tanyaku heran.

"Idih, ini tuh bukan dari gue. Tapi dari si itu tuh...." jawab Fara yang membuatku penasaran.

"Apaan sih Far, kalo ngasih tau tuh yang jelas dong! Jangan bikin orang penasaran gini ah!" protesku.

"Hahaha, sans mba, sans. Nih pegang dulu bunga sama kotaknya," ujarnya. Kemudian aku mengambil alih barang barang itu. "Ini tuh dari si Rifky," sambungnya

"Hah? Maksudnya?" tanyaku masih tak mengerti.

"Ya, dari Rifky," kata Fara.

"Rifky Novandri, maksud lo?" tanyaku sedikit ragu.

"Iya, Kay. Si KM! Tadi pas gue nyampe, dia udah ada disini, parah banget sih lo gamau nemuin dia," jelas Fara.

"Lah, siapa yang gamau nemuin dia, gue aja gak tau kalo dia kesini," kataku.

"Ya makanyaaa, kalo orang telepon tuh angkat dong! Gimana sih," kata Fara.

"Ya gimana orang gue tadi lagi gak megang hp, ini aja gue baru megang hp pas lo telepon," kataku.

"Ah bodoamat deh, mestinya lo jelasin itu ke Rifky, gue gaperlu tau juga masalah itu," kata Fara.

"Terus dia ngomong apa tadi?" tanyaku.

"Dia lagi nunggu gitu sih di depan gerbang, sambil buka hp nya gitu, terus gue dateng. Nah pas gue turun, dia langsung ngasih ini ke gue katanya minta tolong titipin ini ke lo, kayanya juga lagi buru-buru deh dia," jelasnya.

"Hmmmm," hanya itu ucapan yang keluar dari mulutku.

"Yaudahlah, gue duluan ya! Thanks, Kay!" pamit Fara.

"Makasih juga ya Far!" kataku.

Kemudian mobil yang ditumpangi Fara pun mulai menjauh dari komplek rumahku. Dan akupun kembali masuk ke dalam rumah.

Ada apa ini?

P-AS-A-NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang