"Lihat tuh!" katanya sambil mengarahkan kepalaku ke pusat kerumunan.
"Apa sih Fa-" ucapku pelan.
Kedua bola mataku menangkap sebuah pemandangan yang mengejutkan.
"Hah..? Apa-apaan ini?" Tanyaku entah kepada siapa.
Aku mematung di tempatku berdiri. Melihat objek yang sedari tadi dikerumuni banyak siswa. Ternyata yang ku lihat adalah dua orang yang sedang duduk berdekatan. Mereka adalah Rizal dan Putri.
"apa mereka yang dimaksud New Couple sama anak-anak tadi?" batinku.
"Spesial buat kamu hari ini, aku udah nyiapin ini dari lama, Put. Hadiah pertama di hari jadian kita," ucap Rizal sambil memberikan sebuket bunga mawar, boneka beruang, juga cokelat berukuran besar.
"Makasih, Zal. Aku suka!" seru Putri.
Tak mampu lagi aku melihat apa yang akan terjadi, aku pun pergi meninggalkan kantin menuju kebun belakang sekolah yang sepi. Air mata yang sudah tak sanggup ku tahan lagi, akhirnya jatuh membasahi pipi.
"Kenapa sih? Ada apa ini! Kenapa semuanya terasa sakit! Padahal emang seharusnya gue gak punya ekspetasi berlebihan sama Rizal. Gue kan sama dia cuma temen, hiks. Tapi, kan....." keluhku sendiri dengan nafas yang sesak sampai tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya bisa mengungkapkan semuanya lewat air mata yang mengalir begitu saja.
Saat ini aku hanya merasa seperti orang bodoh. Aku merasa seperti seseorang yang kehilangan sesuatu yang bahkan belum sempat ku miliki.
"Lo jahat, Zal. Jadi ini alasannya kenapa belakangan komunikasi kita udah jarang?" tanyaku kepada angin yang berhembus.
Bel masuk pun berbunyi. Tak lama setelah itu handphone ku berdering dan terpampang nama 'Fara' di layar hp ku.
"Halo Kay?! Lo dimana sih? Gue cariin kemana-mana kok gak ada? Gue khawatir tau! Mana maen lari aja lagi dari kantin terus ilang! Lo ga ngelakuin hal yang macem-macem kan?" kata Fara panik dan juga sedikit berlebihan.
"Gue gapapa Far, kalo ada guru masuk bilang gue di UKS ya, gue lagi butuh waktu sendiri." kataku.
"Lo dimana sekarang? Biar gue temenin," kata Fara.
"Gue baik-baik aja sekarang, gue butuh waktu sendiri Far. Jam istirahat gue balik ke kelas kok, lo tenang aja." ucapku lirih.
"Tapi lo sekarang diman-" tanya Fara yang kemudian terputus oleh sambungan telepon yang sengaja ku akhiri.
"Kenapa harus aku?" Ucapku lirih sambil menyembunyikan kedua wajahku di lutut sambil menumpahkan air mata yang sejak tadi ku tahan.
Bisa tidak aku ubah semuanya jadi mimpi saja?
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
P-AS-A-NG
Teen FictionHanya cerita seorang remaja putri (Kayla), yang bertemu orang orang dengan beragam karakter dalam hidupnya. singgah, tinggal atau tidak sama sekali adalah pilihan. Bagi Kayla, Hidup itu adalah tentang peran. Kadang kita menemukan orang yang datang h...