Seseorang yang pernah dijatuhkan tentu tahu rasanya seperti apa? Begitu juga dengan Anggi, ia tahu, bahkan sangat-sangat tahu.
Anggi pikir kisah itu akan terulang kembali, dengan dirinya dan Angga sebagai pemeran utamanya.
Itu sebabnya Anggi menutup...
"Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa, salah satunya adalah tetap ada di sisinya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- OoO -
"Lo mau sampe kapan nginep di rumah gue?" tanya Jerry kepada Angga yang dengan santai malah bermain play station.
"Lo ngusir gue, Jer?"
"Serah lo deh, mending lo pulang, clear-in masalah lo sama bokap nyokap lo dulu, habis itu baru deh nginep sini lagi."
"Seminggu lagi deh gue pulang."
"Masyaallah Angga, bokap nyokap lo pasti nyariin, lo gak mikir apa mereka khawatir sama lo."
Angga tertawa. "Mereka mana ada waktu buat mikirin gue, buktinya gue di sini udah dua hari gak ada yang nyariin tuh."
"Jadi lo mau pulang kalau bokap nyokap lo yang nyariin ke sini? Kek anak kecil aja lo, harus dijemput dulu baru mau pulang." Jerry mencibir.
"Tapi sayangnya gak ada yang bakalan mau jemput gue."
Jerry mendengus, setelahnya ia ikut bergabung bermain play station dengan Angga.
- OoO -
Hujan mengguyur dengan derasnya, beruntungnya Anggi telah sampai di depan rumah Fara. Tadi, Anand yang mengantarkannya ke sini, niatnya Anggi dan Elin akan menginap untuk menemani Fara karena orang tuanya sedang tidak ada di rumah.
Anggi mengetuk pintu berulang kali, tapi sang pemilik rumah tidak kunjung membukanya. Alhasil Anggi menelpon Fara, karena hujan yang lumayan deras Fara pasti tidak mendengar ketukannya tadi.
"Gue udah di luar," ucap Anggi saat panggilan sudah tersambung, lalu dimatikannya panggilan itu segera.
"Gue kira lo belum dateng." Fara berucap seraya membukakan pintu.