Seseorang yang pernah dijatuhkan tentu tahu rasanya seperti apa? Begitu juga dengan Anggi, ia tahu, bahkan sangat-sangat tahu.
Anggi pikir kisah itu akan terulang kembali, dengan dirinya dan Angga sebagai pemeran utamanya.
Itu sebabnya Anggi menutup...
"Patah satu kali, masih bisa diperbaiki. Patah dua kali, mungkinkah bisa kembali lagi?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-OoO -
"Lo kenapa, Nggie? Dari dateng tadi diem aja, tumben banget."
"Iya nih, apa lo sakit gara-gara kehujanan kemarin?" Fara menimpali ucapan Elin.
Anggi menggeleng, sejak kejadian kemarin ia memang menjadi tak bersemangat lagi, ini saja ia paksakan untuk bisa masuk sekolah.
"Gue gapapa, lagi males aja."
Setelahnya Elin dan Fara kembali berceloteh, Anggi tetap diam tak ikut menimpali, ia hanya mendengarkan kedua sahabatnya itu berbicara.
Tak lama Angga dkk memasuki kelas, Nella juga terlihat berjalan bersama mereka, gadis itu sudah sehat kembali.
Nella segera memisahkan diri dari Angga, Jerry dan Ken, ia memilih untuk menghampiri Anggi, Elin dan Fara.
"Lo udah sembuh, Nel?" sapa Elin.
"Seperti yang kalian lihat. " Nella mengangguk seraya tersenyum cerah.
Lalu percakapan mereka kembali berlanjut, dan harus terhenti saat guru yang mengajar pagi itu memasuki kelas.
- OoO -
Jam istirahat pertama sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, Anggi benar-benar tak memiliki semangat untuk melakukan apapun, pergi untuk makan ke kantin pun ia malas.
"Kuy lah kita berangkat, ntar seblaknya ludes lagi, gue pokoknya hari ini lagi ngidam seblaknya Mbak Neneng!" seru Fara lebay.
"Lebay banget lo." Elin mencibir. "Tumben ga gangguin Nando? Orangnya udah ke kantin duluan loh dari tadi, ga mau nyusul lo?" lanjut Elin bertanya.