Part 10

242 51 0
                                    

Semua omongannya itu hanya omong kosong yang tidak di buktikan.

Pagi itu, sang Mentari menyapa sang empu. Dia membangunkan sang gadis yang terlelap dalam mimpinya. Dia membuka mata perlahan, menatap langit kamar.Tiba tiba pintu kamar terbuka, bayangan hitam terlihat di lantai gadis berkulit sawo itu.

"Difa!!! Mamah sudah bilang kalo pagi harusnya bangun lebih awal kalo tidak mamah bisa terlambat!!!"

Sang empu menoleh ke arah sumber suara yang memeking di gendang telinganya, lagi lagi ibunya tak bermanusiawi membangunkan nya dengan cara tak wajar. Untung saja gendang telinganya masih berfungsi secara normal.

"You can see mom?"
"Eh anak mamah udah bangun, cepat mandi nak, udah mamah siapin makanan nya"
"Ya ini difa mau mandi, abang mana?"
"Abangmu sedang memanaskan mobil"
"Di mana?"
"Di kompor ya di rumah abang lah"
"Ouh seperti itu, baik lah difa istri nya Jungkook mau mandi dulu"
"Ngidam apa aku dulu ya tuhan? Sampai anakku mempunyai kadar kehaluan yang sangat tinggi"
"Aaa sudahlah saia mau mandi dulu bye, mom"

Ciuman hangat mendarat di kening sang mamah tercinta,anak satu satunya ini sangat manja kepada orang tuanya.Tetapi ia lebih manja kepada mamahnya, karena papahnya mempunyai waktu yang sibuk, sehingga membuat gadis berkulit sawo matang itu banyak tak menghabiskan waktu bersama papahnya.

Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan manja anak gadisnya itu. Ia bersyukur dapat melihat perkembangan sang anak dan dapat menemani perkembangan sang anak satu satunya ini.

Gadis berkulit sawo ini mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah,mengolesi minyak telon di tubuhnya, mengolesi sunblock di wajah dan tangannya, menghiasi matanya yang sipit di bagian bawah dengan eyeliner agar tidak terlalu sipit, menghiasi tangan dengan jam koleksinya, dan memberikan aroma strawberry di pakaiannya.

Menurutnya ritual pagi itu sangat penting bagi tubuhnya,badan yang memiliki ciri khas seperti baby membuat orang tuanya selalu teringat masa kecil gadis berkulit sawo ini. Ia meminta doa kepada papahnya dan bersalaman kepada papahnya itu.

Mobil silver milik sang kaka tercinta telah menjemput nya untuk pergi kesekolah, seperti biasa. Ia selalu membawa pacar kesayangan nya, apa lagi kalau bukan earphone kesayangan nya.

Ia memilih lagu yang sesuai dengan suasana hatinya, ia selalu mengambil gambar langit jika pergi kesekolah. Menurut nya langit itu seperti derusan ombak di laut, menenangkan hatinya.

Lagi lagi ia mengucapkan salam hangat kepada sang kekasih. Seperti biasa, lelaki berpostur tubuh tinggi menjawabnya seperlunya saja. Tak terasa, ia sudah sampai di depan gerbang sekolah.

Ia mencium tangan sang mamah dan abangnya, tak lupa abangnya memberi kecupan hangat di kening gadis berkulit sawo ini.Berbicara dengan nada yang lembut dan mengucap kepala nya dengan penuh kasih sayang

"Belajar yang giat kesayangannya abang"
"Siap laksanakan abangku yang gendut"

Gadis itu berjalan memasuki sekolah, menengok ke arah kelas sang pacar. Tetapi ia tak melihat kehadiran sang pacar, ia berjalan menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, ia meletakkan tasnya dan memilih untuk duduk di luar kelas. Melihat ke arah pintu masuk sekolah untuk memastikan lelaki itu sudah datang ke sekolah.

Pukul menunjukkan waktu 06.50,lelaki itu berjalan dari koridor menuju ke ruang kelasnya. Ia menunduk, Auranya yang sulit difa tebak membuat gadis ini mengerutkan kedua alisnya karena terheran heran dengan lelaki ini.

"Are you fine,Defan? I'm worried"

Ia takut menebak keadaan lelaki ini, ya berbeda dengan manusia yang berekspresi. Ia akan mudah di tebak jika dia "not fine".Tetapi lelaki ini tak mempunyai ekspresi, menurut nya lelaki berwajah datar ini jika ia senang maupun sedih wajahnya tetap saja seperti itu.

Menyebalkan sungguh menyebalkan - batin Difa

Ia menatap ke arah tiang bendera,tak lama kemudian Eka duduk di sebelah mereka. Difa berbicara bahwa hubungannya dengan Defan telah di ketahui oleh para siswa.Eka terkejut atas penuturan Difa.

"Siapa yang kasih tau temen temen? Kalo kalian pacaran?"
"Defan"
"Ish anak itu,ga nepatin janji banget sih? Padahal dia kan udah janji dif buat ga bocorin hubungan kalian?"
"Ya makanya itu ek,gue takut. Lu tau kan? Guru guru itu kenal nyokap gue? Gimana kalo guru guru tau? Terus ngadu ke nyokap gue? Tamatlah riwayat gue"
"Bener juga ya omongan lu"
"Iya lah bener orang sesuai fakta"

Saat mereka berbincang,datanglah Dhaifi dan Balinda. Mereka baru saja sampai di sekolah,Difa menyuruh mereka untuk meletakkan tasnya terlebih dahulu dan kembali lagi ke depan kelas. Mereka kembali ke depan kelas dan ikut gabung bersama Difa,Difa menyampaikan berita itu dan sukses membuat kedua manusia ini terkejut seperti halnya Eka tadi.

"Ih kenapa tuh anak nyebelin banget sih?"
"Iya bukannya kamu udah nyuruh buat rahasiain?"
"Iya emang udah gue suruh"
"Terus kenapa dia bocorin?"
"Gegara TOD"
"Maksudnya?"
"Dia buat story wa tuh,yang tulisannya TOD kuy? Lu inget ga dep?"
"Kapan?"
"Yang tadi malam itu lho??
"Oya iya gue inget"
"Terus gimana dif?" Ucap Balinda penasaran akan kelanjutan ceritanya
"Terus banyak tuh siswa yang komen"
"Tanya apa?"
"Yang truth"
"Ouh terus gimana?"
"Pertanyaannya gini 'lu pacaran ga sama Difa?' Gitu"
"Terus jawabannya Defan apa?"
"Dengan polosnya lelaki itu jawab jujur dia pacaran sama gue,kan gue jadi kesel gitu ih"
"Sumpah nyebelin amat tuh anak"
"Iya tukang boong banget itu"
"Ingkar janji"

A Withered Rose [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang