Part 15

205 47 4
                                    

"Abang"
"Iya? "
"Ga salah nih? "
"Ga salah gimana? "
"Ini banyak banget lho? "
"Udah buat kamu, sisa ya di tabung gs sisa ya ga papa"
"Perhatian mu berlebihan bang"
"Ini cara abang untuk menyanyangi mu dek"
"Ga bang difa ga butuh uang, difa butuhnya perhatian abang aja"
"Udah ga boleh nolak"
"Tapi ini terlalu banyak"
"Udah ga papa"
"Ya dah makasih ya bang"
"Sama sama sayang"

Adeknya ini merasa abangnya terlalu berlebihan, namun mau gimana lagi? Abangnya ga suka jika pemberian nya di tolak. Akhirnya ia menerima nya,mungkin itu tak akan di habiskan.

Ia sampai di gerbang sekolah, seperti biasanya abangnya memberikan ciuman hangat di keningnya dan usapam lembut di kepala sang gadis ini.

"Belajar yang pintar sayang"
"Siap bang"

Gadis ini memasuki sekolah dan menuju ke ruang kelas. Ia mengambil earphone dan hpnya. Ia memilih untuk mendengar kan musik kesayangan nya sambil menunggu waktu menunjukkan pukul 06.45.

Ia memilih memutar musik "ROXANNE".itu lagu kebangsaan dia dan abangnya, ia menyanyi sambil mendengarkan musik. Sampai suara telapak kaki seseorang membuyarkan fokusnya

"Waalaikum salam"
"Assalamualaikum rik bukan waalaikumsalam"

Teman gilanya ini memang selalu terbalik, gadis berkulit sawo matang ini melihat jam dinding yang menempel di dinding sekolahnya itu. Jam telah nunjukkan waktu tepat 06.45.

Ia keluar dari kelas nya, dia duduk di bangku panjang depan kelasnya itu. Dia melihat ke ujung lorong sekolah itu, ujung lorong itu adalah kelas sang kekasih.

"Apa dia udah berangkat?"

Pertanyaan itu terjawab oleh alam, ia melihat sosok yang ia tunggu. Lelaki itu dengan menggendong tas berwarna hitam di punggung nya.

Lelaki itu masuk ke dalam kelas dan keluar kembali untuk duduk di depan kelasnya. Gadis berkulit sawo matang ini masih Setia memandang sosok lelaki ini, namun ia memutuskan pandangan saat lelaki itu menoleh ke arahnya. Seketika gerombolan anak curut itu datang,dan menyuruh difa untuk masuk kelas bersama mereka.

Saat mereka masuk, bel bunyi pun datang. Semua siswa mempersiapkan segala keperluan alat tulis mereka. Mapel kali ini adalah prakarya.
Kali ini prakarya jam kos karena gurunya ada keperluan.

Waktu ini difa gunakan untuk berbincang bersama, mereka membincangkan rencana mereka untuk pergi ke mall.

"Jadikan? "
"Jadi"
"Tapi aku ga bisa ikut" ucap eka

Mereka berempat kecewa karena Eka tak bisa hadir, balinda, sofi, depi, difa berusaha membujuk Eka. Namun Eka tetap saja tak bisa, balinda dan depi mencoba lagi membujuk Eka.

"Ya Eka ikut deh"
"Iya kalo Eka ga ikut aku juga ga ikut"

Dumn, perkataan itu sukses membuat difa khawatir. Yang benar saja? Ia sudah merencanakan untuk membeli sesuatu tapi di batalkan begitu saja?

"Iya bener kalo Eka ga ikut aku juga ga ikut"
"Percuma kalo cuma berempat"

Difa bingung, ia ada keperluan yang harus ia beli di sana tapi teman temannya seperti tak mau pergi tanpa Eka. Difa pun ingin Eka pergi, tapi melihat kondisi Eka yang tidak memungkinkan apa lagi Eka tidak bisa kecapean.

"Jangan kaya gitu o kasihan difa difa juga ada keperluan yang harus di beli"

Difa hanya diam, menarik nafas untuk mengambil keputusan. Ia tidak mau semuanya kecewa gegara keegoisan difa. Jujur, difa sangat butuh barang itu.

"Ga pp deh ek, aku bisa pergi sama nailan, Nadia, laela"

Gadis itu tersenyum untuk menyakinkan teman temannya, walaupun dari lubuk hati yang paling dalam ia kecewa.

"Jangan kaya gitu o aku juga pengin ikut cuma kalian tau kan aku sering main pasti aku ntar di marahin bapak aku"

Eka menangis, air matanya tak mampu ia bendung lagi. Semuanya ikut menangis, difa memeluk eka. Ia tau temannya ini akan lebih tenang jika ia peluk. Ia mencoba menenangkan eka.

"Udah ouh ka jangan nangis, kan aku jadi ikut ikut nangis"
"Iya o ka"

Semuanya menangis, jujur hati difa tak bisa melihat keadaan eka. Eka adalah tameng difa, sosok yang kuat yang gila buat difa. Dengan keadaan nya kini membuat difa sedih, jujur wajahnya yang pucat membuat difa semakin khawatir dengan keadaan nya.

Tangisan sendu mewarnai hari ini, 22-11-19.

A Withered Rose [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang