Kopi dan Kamu ☕ 15

105 21 10
                                    

Reza menatap nanar layar ponselnya. Ia memandangi pesan terakhir dari Frida sebelum gadis itu memblokir semua akun media sosialnya.

Frida mengirim sebuah swafoto di tempat dengan pemandangan yang asing sehari setelah Frida memutuskan hubungannya dengan Reza.

Ini kenang-kenangan buat Reza.
Aku pindah ke Cirebon.
Kemarin itu bukan pertemuan terakhir.
Kita pasti ketemu lagi kapan-kapan.
Pangandaran itu masih rumah aku.
Aku pasti bakal kangen banget,
Kangen Reza, kangen Pangandaran,
Kangen Zagi, Adit, Alfin,
Kangen Aldo juga.

Jika tidak ingat bahwa dirinya sedang di tempat umum, mungkin Reza sudah menangis sekarang. Apa iya Frida menangis dan memutuskan hubungannya dengan Reza karena kepindahan gadis itu ke kota kelahirannya?

Tapi kenapa? Kenapa Frida tidak mau bicara. Semuanya serasa tidak masuk akal. Hari itu, Frida pulang dengan Aldo, Aldo menghilang, Frida menangis dipelukan Reza, dan Frida menyudahi hubungannya dengan Reza.

Rasanya janggal sekali. Tapi Reza sama sekali tidak mendapat titik terang, benar-benar tidak mengerti apa yang salah dan membuat hatinya tidak tenang.

Kejadiannya terlalu singkat dan rancu hingga Reza tidak dapat menemukan kejanggalan dalam hal ini. Apalagi ketiga temannya berkata semuanya normal-normal saja. Mereka bilang, perempuan memang terkadang lebay, takut kalau cowoknya tidak bisa bertahan dalam hubungan jarak jauh dan memilih putus.

Tapi tetap saja, tidak ada satupun jawaban temannya yang bisa membuat rasa penasaran Reza hilang atau setidaknya memudar. Ia gelisah.

Status Frida sekarang hanyalah mantan pacarnya. Pikiran Reza kalut, bercampur aduk dengan pemikiran tentang kemana hilangnya Aldo.

Satu bulan berlalu sama. Frida dan Aldo sama-sama tidak ada kabar. Zagi, Alfin, dan Adit menjalani hari-hari mereka dengan santai. Tapi Reza tidak. Cowok itu masih belum bisa tenang walaupun Ia pandai menyembunyikannya.

Kehilangan teman terdekat. Di antara mereka berlima, hanya Aldo-lah yang alamat rumahnya tidak diketahui. Aldo benar-benar menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Kehilangan pujaan hati yang Ia cintai sepenuh hati. Rumah Frida terlihat dingin dan kosong, tak berpenghuni.

Sakit, sangat sakit.

Perih, kelewat perih.

Tapi, tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya selain menerima sambil berdoa pada Tuhan, semoga Ia dapat menemukan jawaban dari segala pertanyaan yang mengganjal hatinya.

Semoga saja.

☕☕☕

words count : 344
finished 1:58am, march 10 2020

MANTAP GAN, ABIS INI EPILOG

kelen tauga sebenernya apo yang terjadi dalam cerito ini

silakan vot en komennya gan

bdmt anjeng ini jam 2 pagi siapa juga yang mo baca)':

Kopi dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang