Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kepala seungmin rasanya berat banget. terus cenat-cenut juga, apalagi pas seungmin nyoba buat buka matanya, cahaya terang langsung menusuk ke netranya. seungmin mendesis sambil ngerintih, megangin kepala yang terasa ada perbannya.
perlahan tapi pasti, seungmin berhasil buka mata sempurna. bau khas hyunjin memenuhi indra penciumannya, menatap sekeliling, kamar dengan dominan warna coklat muda dan tua adalah hal pertama yang dia liat.
seungmin menatap pintu kamar yang baru saja terbuka, menangkap figur hyunjin dengan wajah datar penuh lebam berjalan ke arahnya dengan nampan berisi makanan dan minuman. masih terus seungmin perhatikan sampai hyunjin duduk di pinggir ranjang. menaruh nampan tadi ke pangkuan seungmin.
"makan. abis itu gue anter pulang."
seungmin otomatis membeku dong. gak nyangkah bakal di kasih makan sama cowok datar, dingin, tanpa emosi kaya hyunjin ini.
"gak usah, kak. seungmin gak laper, mau pulang aja," tolak seungmin halus. dia emang gak laper.
hyunjin mendengkus. "serah."
setelah mengatakan itu, hyunjin meraih piring berisi makanan yang dia beli di salah satu restoran dekat situ. menyedokkan sedikit, kemudian di arahkan ke seungmin.
seungmin melongo. rahangnya hampir jatuh melihat tindakan hyunjin yang mau menyuapinya.
"gue gak suka dibantah, kim seungmin. buka mulut lo."
kaku dan canggung, seungmin pasrah buat membuka mulut dan menerima suapan yang hyunjin berikan. dengan wajah datarnya, hyunjin terus menyuapi seungmin, meski begitu, ternyata hyunjin cukup telaten dalam merawat orang sakit. seungmin jadi tau satu sisi hyunjin yang lainnya.
"lain kali gak usah sok pahlawan." hyunjin menyodorkan air putih ke seungmin. "gak usah ada di sekitar gue juga. gak usah sok-sokan mau bikin gue berubah."
menaruh kembali piring dan gelas di nampan, kemudian melangkah keluar kamar. meninggalkan seungmin yang jantungnya udah dah dig dug, itu pertama kali dia tau hyunjin bisa bicara sepanjang itu. eh, tapi hyunjin tau kalo seungmin lagi jalanin misi?
berpikir bodoh amat, seungmin bangun dari kasur, keluar dari kamar hyunjin. pas sampai di depan kamar hyunjin, dia baru sadar kalau cowok itu ternyata tinggal di apartement mewah. seungmin kira, hyunjin anak kesayangan yang tinggal di rumah mewah dengan fasilitas nyaman. ternyata tidak, hyunjin mandiri juga dengan tinggal sendiri di apartement.
"kak hyunjin, tas seungmin di mana?" tanyanya, ke hyunjin yang baru saja kembali dari dapur. tanpa menjawab, cowok itu menunjuk kursi di depan televisi besar. seungmin jalan ke arah tasnya. "seungmin pamit pulang ya, kak."
"gue anterin."
seungmin melongo untuk kesekian kali. ini dia berhasil mendapat simpat hyunjin atau cowok itu mau baik buat satu hari doang sebagai tanda balas budi?
"jangan lupa ganti perban lo di rumah. udah gue taruh di tas misal lo gak punya perban."
hyunjin keluar apartement duluan, diikuti seungmin yang jalan di belakangnya sambil mainin tali ranselnya, gugup.
sampai di basement gedung apartement hyunjin, seungmin di suruh nunggu sebentar sebelum akhirnya hyunjin keluar dari basement bersama mobil mewah yang dia punya.
"rumah lo di mana?"
"daerah belakang sekolah, kak."
gak ada percakapan lagi setelah itu, cuma suara lagu dari tape yang ada di mobil hyunjin. sama deru napas mereka, atau mungkin suara detak jantung seungmin yang menggila karena berhasil duduk lagi di kursi jok mobil hyunjin yang terkenal tidak boleh diduduki oleh orang asing itu.
sampai di daerah kampung kecil belakang sekolah, hyunjin mandang seungmin bertanya. yang ditatap malah gak peka.
"rumah lo ya man—"
"ayah!" seungmin teriak, bikin hyunjin terlonjak. "hentiin mobilnya, kak!"
hyunjin mengerem mendadak, terus seungmin dengan wajah panik---turun dari mobil terburu-buru, hyunjin mau nyusul turun. tapi, seungmin nahan dia, seungmin bilang, "kak hyunjin makasih ya, kakak boleh pulang. besok ketemu lagi, jangan kangen!"
hyunjin gak habis pikir. wajah seungmin keliatan khawatir, tapi bisa-bisanya cowok manis itu mengatakan hal menggelikan kaya tadi sebelum akhirnya berlari menuju salah satu rumah berpagar warna kuning dengan beberapa orang di teras rumahnya.
dari jauh, hyunjin cuma bisa ngawasin dari dalam mobilnya. melihat seungmin yang seperti melindungi sosok paruh baya dari dua orang bertubuh besar dan jaket hitam.
"itu rentenir?" hyunjin bergumam. dia tidak mau berasumsi. tapi, apa salah kalau sekarang dia merasa iba melihat seungmin?
hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya. dia tidak boleh iba, apalagi bersimpati ke orang aneh yang baru dia tau namanya kemarin sore itu. memilih bodoh amat, hyunjin melajukan mobilnya, pergi dari daerah tempat tinggal seungmin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
to be continued
aku pengen tau tebakan kalian buat konflik apa yang bakal aku kasih di work ini, drop dong hshshs