Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"uang tiket konser day6?" renjun mengerjabkan mata pas seungmin berdiri di depan dia dengan wajah melas. selepas bel pulang sekolah berbunyi, renjun yang niatnya mau kencan sama jeno, jadi gagal karena seungmin berdiri di depan pintu kelas renjun-mengajak cowok itu buat bicara sebentar.
renjun kaget aja saat seungmin tanpa ba-bi-bu langsung bilang kalau dia mau ambil uang hadiah imbalan dari misinya yang bahkan belum dapat satu bulan. mana uang tiket konsernya belum kekumpul semua, dan seungmin main minta aja.
buru-buru renjun narik seungmin buat pindah tempat ngobrol ke dalam kelasnya yang udah sepi. pembicaraan seperti ini gak boleh ada yang dengar.
"buat apa, min? belum lengkap sejuta maratus nih," jelas renjun.
seungmin nunduk, mainin jemari lentiknya. dia merasa gak enak juga sebenarnya, tapi dia butuh uang itu berapapun jumlahnya buat nutupin hutang ayahnya ke rentenir, gajinya nyanyi kemarin masih kurang. tidak ada jalan lain lagi, jadi seungmin sudah ikhlas sekalipun nanti dia cuma bisa senyum kecut liat idolanya konser.
renjun gak tega dong. dia tau betapa kerasnya hidup yang seungmin jalani selama ini, diam-diam kerja siang malam buat membebaskan ayahnya dari jerat utang. di saat yang lain liburan, seungmin malah sibuk kerja. dengan gestur menyuruh seungmin menunggu, renjun mengambil dompet khusus uang tabungan anggota klub ice break yang harusnya digunakan untuk beli tiket day6. menyodorkan lembaran uang seratus ribuan berjumlah enam ratus ribu ke seungmin.
"masih enam ratus, min. kalo kurang, bisa gue tambahin duit gue dulu deh," tawar renjun.
seungmin menggeleng. "udah cukup kok. maafin aku ya, njun. aku ambil imbalannya duluan, padahal belum tentu aku bisa cairin kak hyunjin." seungmin mengeluarkan raut bersalah.
renjun senyum, menepuk bahu seungmin pelan. "gak apa, lo bisa kok! dikit lagi, kak hyunjin pasti terbiasa sama lo."
mendengar kalimat penyemangat dari renjun, seungmin jadi merasa riang lagi. di satu sisi dia bahagia karena sudah bisa membayar separuh utang ayahnya, dan di sisi lain dia mengamini apa yang renjun katakan tadi.
intinya, karena seungmin udah mengambil imbalan misinya, maka dia harus berusaha lebih keras lagi buat mencairkan dan merobohkan dinding es tebal yang membuat hyunjin begitu sukar digapai.
setiap orang punya alasan mengapa mereka berperilaku buruk atau baik, jadi tujuan seungmin sekarang hanya satu-tau apa penyebab hyunjin menjadi seperti itu.
***
"ayah?"
seungmin membuka pintu rumah, keadaan gelap yang pertama kali menyapa netra beningnya. meraba saklar di samping pintu dan terlihatlah pemandangan rumahnya yang berantakan. menghela napas, seungmin berjalan pelan ke arah sosok yang dulu punggungnya tegap-yang sedang duduk sambil bersandar di kusen jendela dekat taman kecil samping rumah mereka.
seungmin memegang bahu ayahnya lembut. "ayah, kenapa lagi?" tanya seungmin, lirih.
tubuhnya terdorong ke belakang ketika dengan kasar ayahnya menepis sentuhan seungmin di bahunya yang dulu pernah seungmin pijat ketika lelah. berbalik badan, ayah seungmin -chandra namanya- memberikan tatapan sinis ke seungmin.
"apa pedulimu?"
seungmin menunduk. dia tidak kuat setiap kali chandra menatapnya tajam seperti itu. tatapan tajam yang dua kali lipat lebih menakutkan dari pandangan hyunjin padanya.
"minnie... bawain makanan buat ayah, ayo makan bareng? atau ayah mau makan sendiri? biar minnie bersihin rumah dulu...,"
"saya gak sudi makan dari uang anak haram seperti kamu."
selalu seperti itu. chandra selalu menolak apapun yang seungmin berikan, termasuk bantuan melunasi hutang. tapi, sebagai balas budi, seungmin selalu diam-diam ketika membayar hutang ayahnya. karena dia tau, chandra berhutang juga untuk menghidupinya dan menyekolahkan dia. sekalipum chandra selalu bersikap kasar, seungmin tidak akan keberatan.
selama ayahnya masih ada di sampingnya, seungmin akan terus bahagia, seterluka apapun dia.
karena seungmin tidak punya siapa-siapa lagi, kecuali chandra.
"rentenir itu bilang kalo hutangku sudah terbayar. asal kamu tau seungmin, aku tidak berhutang untuk membiayai hidupmu, jadi-berhenti melunasi hutangku!"
seungmin memejamkan mata ketika chandra menunjuk-nunjuk dia tepat di muka. "aku muak sekali. aku menghalalkan segala cara agar bisa membuatmu menikmati dunia, tapi ternyata kamu bahkan bukan darah dagingku! pergi dari hadapanku, sekarang!"
perkataan chandra tidak pernah berubah. selalu seperti itu sejak kenyataan pahit terungkap. sebelum ibunya pergi, dan hidup berwarna seungmin berubah seratus delapan puluh derajat.
dengan menahan isakan, seungmin berbalik, berlalu dari hadapan chandra. membawa bungkus makanan ke atas meja makan. berharap akan dimakan oleh ayahnya.
meski seungmin tahu, itu tidak akan terjadi, lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
to be continued
pemanasan, tes ombaaak~~ komen yang banyakk yaa, vote juga jangan lupa hshshs