ENAM

4.6K 587 21
                                    

Stay safe ya teman2 semua...

Semoga kita selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa 🤲

Happy Reading 😎

==================================

Kata orang penyesalan itu selalu datang di akhir, karena kalau di awal namanya pendaftaran. Kalimat itu rasanya sangat tepat dengan yang dirasakan Adrian saat ini. Lelaki itu hanya bisa pasrah saat selesai menonton Andini menarik paksa tangannya untuk masuk ke sebuah tempat makan. Menemani dan mentraktir naga yang bersarang di perut gadis itu.

"Nyesel gue minta tolong lo jadinya." Adrian berdecak malas melihat Andini yang tampak bersemangat memilih menu makan mereka. "Minta temenin kondangan sekali aja lo udah mau bikin gue bangkrut," sesalnya.

Hari ini, persis satu minggu sejak acara resepsi pernikahan manajer Adrian. Gadis di hadapannya ini  merongrongnya sejak pagi, menagih janji Adrian minggu lalu. Sejak pukul sepuluh pagi tadi mereka sudah berada di luar, Andini menodongnya untuk marathon movie.

Satu hari ini mereka menonton tiga film non stop, Adrian bahkan merasa matanya perih karena di paksa terus melek berjam-jam di depan layar besar.

"Gue laper ya Yan, lo kalo mau protes nanti, abis gue selesai makan, oke." Andini mengedipkan sebelah mata sambil tetap meneliti buku menu yang terbuka di hadapannya.

Sembari menunggu pesanan mereka datang Andini mengeluarkan ponselnya. Ber-selfie ria dalam berbagai pose sementara lelaki di hadapannya sibuk menelepon sedari tadi. Melihat Adrian yang sepertinya belum akan selesai Andini kemudian iseng mengarahkan kamera ponselnya untuk mengambil gambar Adrian.

Lelaki di depannya ini terlihat tampan dengan kaus polo berwarna navy yang membalut tubuh atletisnya. Kulitnya yang tergolong cukup cerah untuk ukuran seorang laki-laki menambah daya tarik tersendiri. Pantas saja pelayan wanita yang mencatat pesanan mereka tadi beberapa kali terpergok oleh Andini sedang memperhatikan sahabatnya itu.

"Lo kalo mau minta foto gue bilang dong biar gue bisa kasih angle yang menarik." Adrian yang ternyata sudah selesai dengan urusannya menangkap basah Andini yang masih mengarahkan kamera ponsel pintar gadis itu pada wajahnya.

"Ya Lord  pede amat." Gadis itu memutar bola matanya ke atas kemudian menatap malas  Adrian yang hanya cengar-cengir melihatnya. Sejurus kemudian Adrian sudah berpindah tempat ke sampingnya dan mengambil ponsel Andini yang tergeletak di atas meja.

"Sini kita foto berdua." Tangan kanan Adrian melingkupi bahu Andini, merangkulnya lebih dekat. Sementara tangan kirinya terentang ke depan mengarahkan kamera ponsel untuk dapat menangkap gambar wajah mereka dengan sempurna. "Senyum Din."

Menggigit bibirnya menahan geli melihat tingkah Adrian yang sudah lebih dulu tersenyum lebar, Andini akhirnya ikut menarik sudut-sudut bibirnya membentuk senyum sambil menatap kamera ponsel. Adrian mengambil beberapa foto mereka berdua dalam berbagai gaya. Ia tidak bisa menahan tawa saat Adrian memasang wajah konyol di foto terakhir mereka.

"Kirim ke gue dong Din."

Andini segera meraih ponselnya dan mengirimkan semua foto yang mereka ambil tadi tanpa banyak bicara. "Udah tuh."

"Eh yang lo ambil diem-diem tadi dong," kata Adrian dengan senyum lebar. "Pasti lagi cakep ya gue sampe lo ngambil foto nggak bilang-bilang." Lelaki itu menaik-turunkan kedua alisnya menggoda Andini.

Andini menggeram pelan melihat kelakuan sahabatnya itu. "Ck... pede lo selangit ya," ujarnya dengan mulut mencebik sebal. Walau begitu jari-jarinya tetap bergerak lincah di atas ponsel mengirimkan beberapa foto yang ia ambil. Padahal tadi dirinya tidak berniat apa-apa selain hanya iseng saja mengambil beberapa foto Adrian yang memang terlihat bagus.

BEST MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang