I'm back guys :D
Entah kenapa bikin satu chapter cerita ini lumayan lama terus ya wkwkwk
Maafkan daku...
:(
Bab2 awal alurnya masih agak lambat ya gengs... buat yg gak sabaran nanya mana konfliknya? Nanti. Sabar.
Kapan nih Adrian berhenti denial? Nanti. Sabar.
Pokoknya di nikmatin dulu aja ya.
Lagipula cerita ini konfliknya gak akan seberat dua ceritaku yg lain...
.
.
kayaknya sih hahaha :D
Happy Reading
========================
"Lo yakin?"
Adrian menatap ragu pada pilihan tempat makan yang di tunjuk Andini. Kemarin gadis itu menagih janji Adrian untuk di traktir makan di tempat pilihannya. Alih-alih membawanya ke sebuah restoran mewah dan mahal, Andini malah menunjuk warung pecel lele pinggir jalan sebagai tempat makan mereka malam ini.
"Yakinlah. Ayo, gue beneran laper ini."
Andini membuka pintu mobil di sisinya kemudian melangkah turun. Tanpa menunggu Adrian, gadis itu terus berjalan ke arah warung tenda yang malam ini terlihat cukup ramai.
Mengerjapkan matanya pelan, Adrian yang terdiam di tempatnya buru-buru mematikan mesin mobil, kemudian menyusul Andini yang terlihat sedang berbincang akrab dengan si penjual.
"Lo mau makan apa?" tanya Andini sesaat setelah Adrian berdiri di sampingnya.
"Adanya apa?"
"Macem-macem. Ada lele goreng, ayam goreng, yang di bakar juga ada. Terus ada seafood juga kalo lo mau. Udang saus padang, cumi asam manis. Banyak deh."
Tatapan Andini yang kelihatan tidak sabar menunggu jawabannya membuat Adrian menyahut cepat, "Apa aja lah yang menurut lo enak. Gue jadi bingung sendiri," sahut Adrian dengan mata memandangi sekeliling.
Mengangguk pelan, Andini kemudian menyuruh Adrian untuk mencari tempat sementara dia melanjutkan pesanan.
Walaupun hanya warung yang di bentuk dari terpal panjang dan lebar di depan sebuah ruko dengan plang toko bangunan di depannya, tapi tempat ini cukup bersih dan nyaman. Andini sering makan di sini bersama Bima, ini adalah salah satu tempat favorit mereka.
Adrian melangkah menuju meja kosong di sisi kiri. Mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya lalu mulai menghidupkan data seluler yang sengaja ia matikan selama perjalanan.
Denting notifikasi yang bersahutan terdengar bersamaan dengan kursi yang ada di depannya di tarik. Sosok Andini muncul di sana. Adrian menatapnya sekilas kemudian meneruskan mengecek beberapa pesan yang masuk.
"Jadinya pesen apa?"
"Lele bakar, ayam goreng sama tumis kangkung." jawab Andini.
"Itu doang?" Adrian menatap sangsi.
"Hmm..." gadis itu mengangguk pelan, kemudian menambahkan, "tapi kalo kurang gue nambah ya."
Menahan tawa yang ingin menyembur, Adrian mengulurkan tangannya ke arah pucuk kepala Andini, mengacaknya pelan.
"Gue udah yakin sih lo bakal bilang gini." Adrian menggeleng pelan, menggigit bibirnya untuk menahan tawa. "Perut lo pasti cuma geli-geli aja di kasih lele sama ayam doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST MATE
Romance"Kenapa lo jadi marah-marah sih? Lo ada masalah kalo gue mau balikan sama Nendra?" Lelaki di hadapannya hanya diam membuang muka. . . . Mempertaruhkan harga dirinya Andini bertanya, "Lo suka sama gue?"