||1|| Axcel & Arcel

13.6K 697 31
                                    

PRANG!!!!!

GLUDAK!!!!

MWEONG!!!!!

Pagi ini suara piring pecah, jeritan kucing, teriakan Abnormal terdengar di kamar seorang remaja. "WOI! TOPI GUE DIMANA ANJIR! SIAPA YANG NGUMPETIN? SHASHA!" Teriak seorang remaja dari kamarnya.

Brak! Brak! Brak!

Sebuah gedoran di pintu terdengar.

"Lo bisa diem gak!" Bentak suara dari luar.

Si remaja yang ada di dalam pun langsung membuka pintu kamarnya. "Jangan di gebrak dong pintu gue, kasian nih kalo dia nangis." Katanya sambil mengelus-elus pintunya.

Remaja yang ada di luar hanya memutar bola matanya malas. "Berisik!" Kata remaja itu dingin.

"Gue cari-" belum sempat remaja yang ada di dalam itu melanjutkan kata-katanya sebuah topi yang ia cari sampai membuat kamarnya seperti kapal pecah itu udah ada di depan mukanya.

"Topi gue!" Katanya histeris. "Lo yang nyem-"

"Gue nemu di jemuran. Lagian topi baru ngapain lo cuci," potong saudaranya dengan datar.

"Gue cuci biar gak ada virus-virus nempel," kata remeja itu. "Btw, MAKASIH YA BANG EL! LO PENYELAMAT GUE!!!"

Remaja itu langsung memeluk saudaranya. "Dih! Dih! Jauh-jauh jijik gue," kata Axcel.

"Jahat kamu bang sama aku," Axcel hanya memutar bola katanya malas. Otak adiknya itu memang udah bergeser emang.

Yah, mereka berdua adalah si kembar Axcel dan Arcel.

"Cel-Cel!!! Turun sayang! Jangan ribut mulu, bangunin tetangga kalian nanti!" Teriak suara dari bawah.

"Yes Mom!" Axcel dan Arcel langsung turun tapi sebelumnya ngambil tas mereka. Yaps cowo yang berisik tadi adalah Arcel adik kembar Axcel.

Oke, guys... welcome di kehidupan Cel-Cel kesayangan kita....

"Kalian masuk jam berapa?" Tanya Hera pada kedua putra kembarnya yang baru saja memasuki sekolah menengah atas.

"Jam 6.45 Mom," jawab Arcel sembari meletakkan sendok di piringnya.

"Dad, lama sekali makannya kami akan telat jika Daddy belum selesai," kata Arcel yang melihat Daddynya tengah sarapan dengan santai sedangkan jam sudah menjunjukkan pukul 06.20. Mereka berdua tak mau terkena hukuman apa lagi di hari pertama masuk harus berurusan dengan senior senior super cerewet nantinya.

"Daddy yang makan kok kalian yang ribut," kata Adi sambil memakan nasi goreng buatan istrinya dengan santai.

"Daddy tau jalan kalau siang seperti apa," kesal Axcel pada Daddynya.

"Kalau kalian telat jangan lupa buat teman kalian foto waktu kalian dijemur sama guru nanti," kata Marsha sambil menertawakan kedua kakaknya itu, gadis sembilan tahun itu amat suka menggoda kedua saudaranya itu.

"Wah! Adek laknat ini, doanya gak bener," kata Arcel sambil cubit pipi Marsha.

"Bwang!!! Sakit tau!" Kata Marsha yang pipinya dijadiin squishy oleh kakak keduanya itu.

"Hush!" Axcel njitak kelapa Arcel. "Makanan lo hibisin dulu. Sha, kamu juga, makan jangan banyak bicara."

"Sudah - sudah, jika kalian tidak ingin telat lebih baik berangkat sekarang," kata Hera melerai adu mulut antara sikembar dan adik perempuannya.

Kedua remaja tampan itu mengangkat alisnya bingung, bukankah mereka akan berangkat diantar Adi seperti rencana kemarin. Namun kebingungan itu terjawab sudah ketika Hera menatap Adi, kemudian Adi memberikan dua box kecil yang langsung diterima dan dibuka oleh keduanya. Box tersebut berisi kunci.

Perfect TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang