*Blossom Cafe*
Gadis cantik dengan dress berwarna gold tanpa lengan itu membawa sebuah cake two season berlapis coklat putih, dengan enam lilin di atasnya.
Sudah beberapa hari ini dia merancang pesta perayaan hari jadi dirinya dengan Almer. Meski hubungan keduanya diwarnai putus sambung karena sifat Sonia yang posesif dan pencemburu, toh pada akhirnya mereka selalu berlabuh kembali pada hati yang sama.
Sonia begitu mencintai Almer -selain juga mencintai properti dan kekayaan lelaki itu-. Dari sejumlah lelaki yang pernah menjalin hubungan dengannya, hanya Almer yang tidak pernah berbuat kasar padanya. Lelaki itu juga sangat royal dan tidak pernah hitung-hitungan apapun yang dia minta.
Satu sifat Almer yang disesali Sonia, selama mereka menjalin hubungan, lelaki itu tidak pernah berinisiatif menyentuhnya. Almer terlalu sibuk dengan ponsel dan dokumen di mejanya. Lelaki itu selalu beralasan kesibukannya itu ia lakukan, demi masa depan mereka kelak.
"Halo Sayang, happy Anniversary."
Sonia memeluk kekasihnya dari belakang dan lelaki itu balas mengelus kepalanya dengan lembut.
"Thank you, Babe."
Sonia meminta Almer meniup lilin dan begitu lilin padam, sebuah layar televisi berukuran besar menyala, di depan mereka. Video mengenai kisah mereka berdua dimulai. Mereka berkenalan pertama kali di acara ulang tahun Natar, sahabat Almer.
Kala itu Sonia baru saja putus cinta karena Rafa, kekasihnya berselingkuh. Mereka bertukar nomer telepon dan menjalin komunikasi intens setelahnya. Keduanya menemukan kenyamanan namun entah kenapa, kedua orangtua Almer belum memberikan lampu hijau bagi hubungan mereka.
"Apakah tahun ini kamu bisa meyakinkan Mama untuk menikahi aku?"
Sonia membelai lembut rahang Almer yang tampak bersih karena telah bercukur.
"Aku akan mencoba, Sayang."
Almer berusaha menghibur kekasihnya.
"Tahun lalu pun, kamu mengatakan hal yang sama."
"Tahun ini aku pastikan akan berbeda. Mama sudah mendesakku untuk memberikan seorang cucu. Dan aku ingin anakku lahir dari perempuan yang aku cintai."
Sonia tersenyum puas. Dia ingin mencium Almer sepuasnya meski dia sudah tahu akhirnya.
Almer menahan bibir merah perempuan itu yang tinggal beberapa senti lagi, menyerangnya.
"Jangan Sayang, aku tidak bisa melakukannya sekarang. Aku ingin memilikimu utuh hingga hari pernikahan tiba."
Sonia mengerucutkan bibir. Dia terlihat kecewa, padahal malam ini dia sudah berpenampilan menggoda.
"Apa aku tidak tampak menarik bagimu? Setidaknya berikan aku satu ciuman sebagai perayaan hari jadi kita."
"Oke... Jangan ngambek lagi."
Almer memandang bibir merekah dengan lipstik merah muda milik Sonia. Mungkinkah pertahanan dirinya runtuh malam ini juga. Sejujurnya ia benar-benar tidak mau merusak gadis ini. Setelah berciuman, ia tidak akan tahan untuk tidak melakukan lebih dari itu.
"I want you tonight, Babe."
Suara Sonia seperti bergema memintanya untuk melakukan hal yang seharusnya tidak layak dilakukan pasangannya yang belum menikah.
Gadis itu sudah mempersiapkan semuanya. Termasuk memakai pakaian dengan potongan dada rendah dan berharap Almer berhasrat memilikinya malam ini.
Suara ponsel memecah keheningan di antara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENADE CINTA
RomanceAlmer merasa dijebak oleh kedua orangtuanya, untuk menikahi seorang gadis bernama Maira. Tidak ada yang menarik dari seorang Maira selain penampilannya yang kuno dan warna hijab yang dipakainya itu-itu saja. Berkisar coklat, biru tua, hitam dan abu...