Reminder di layar ponselnya berbunyi.
"1st reunion, Sunday, 22 Januari, 01.00 p.m @Gita's house."
Maira yang masih berbaring di tempat tidur, tersenyum melihat tulisan berikut foto yang dikirim di grup Girls Day Out. Itu adalah nama kelompok KoAssnya dari dulu mereka masih unyu-unyu sampai sekarang.
Waktu begitu cepat berlalu. Menjalani kuliah lima tahun hingga lulus setahun lalu, persahabatan mereka tak lekang oleh waktu. Meski mereka baru dipertemukan dua tahun terakhir, saat mulai menjalani program profesi dokter, sebagai KoAss.
Ada foto dirinya, Adiba, Nuri, Gita dan Ulya. Entah kebijakan apa yang melanda saat itu, saat mulai masuk program profesi, teman seangkatannya dibebaskan untuk membentuk sendiri grup KoAss yang terdiri dari 5 orang.
Semua orang berlomba untuk mencari teman. Ada yang berdasarkan kedekatan rumah kos, ada yang sama-sama satu grup paduan suara, ada yang hobi futsal dan badminton, ada yang anak perpustakaan dan tersisalah mereka berlima yang akhirnya bergabung menjadi satu kelompok.
Adiba yang tertua di antara mereka, menjadi pemimpin kelompok. Nuri yang cerewet, Gita yang keibuan, Ulya si kamus berjalan dan terakhir Maira, si gadis misterius. Itu awal perkenalan mereka yang 'terpaksa' berkumpul menjadi satu.
Melewati empat belas stase bersama, mulai dari bagian Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Kandungan, Radiologi, Psikiatri, Mata, Kulit, THT, Saraf, Anestesi, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Forensik, Kesehatan Masyarakat. Menempa persahabatan mereka penuh suka duka.
Pada akhirnya setelah lulus, mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Adiba balik ke Banjarmasin, Ulya ke Surabaya, tersisa Nuri yang pulang ke Bogor, Gita ke Bekasi dan Maira sendiri ke Jakarta. Mereka sepakat merancang reuni tahunan setiap bulan Januari. Tahun ini adalah pertemuan perdana mereka setelah lulus menjadi dokter umum.
Kecuali Nuri, Gita dan Maira. Mereka berusaha meluangkan waktu, bertemu dua bulan sekali, walau hanya sekedar janjian belanja bareng, nonton atau makan siang, itu pun kalau tidak sibuk. Meski hanya kisaran Jabodetabek, ketiganya kadang sulit mensikronkan jadwal.
Bagi Maira, merupakan berkah tersendiri memiliki teman-teman yang unik dan membuatnya merasa tidak sendirian. Awalnya dia bertekad masuk ke fakultas kedokteran karena janjinya pada mendiang Shafiyya.
Dia ingin bertemu "Shafiyya-Shafiyya" yang lain dan memberi semangat pada pasien-pasien kanker. Tapi karena di awal kuliah dia sibuk belajar, Maira jarang bergaul dan hampir tidak mempunyai teman kecuali Gita yang memang sejak semester satu, sering duduk di dekatnya saat kuliah.
Terdengar suara pintu kamar terbuka dan tampak seorang perempuan paruh baya yang wajahnya tidak serupa Maira, mendekatinya.
"Duh, yang besok mau reunian. Sejak tadi pagi, wajahnya cerah sekali."
Ibu menggoda Maira. Hari ini Maira memang sengaja mengosongkan waktu untuk janjian dengan Gita. Karena sahabatnya itu yang ketempatan acara reuni besok Ahad, Gita mengajaknya belanja hari ini.
"Bu, besok pagi Ibu bisa masakin Soto Lamongan? Mai sudah bilang ke Gita, buat pesan catering aja, tapi dianya tetap mau masak. Kasihan, dia pasti sebenarnya repot karena punya anak kecil."
Gita, adalah satu-satunya yang sudah menikah di antara mereka, sejak tahun pertama mereka KoAss. Sekarang, dia sudah memiliki sepasang anak kembar yang lucu dan baru berusia delapan bulan.
Ibu membantu menyisir mahkota Maira yang terurai indah sampai mencapai bahu.
"Boleh, nanti sekalian belanja bahan-bahannya aja. Ibu masakin."
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENADE CINTA
RomanceAlmer merasa dijebak oleh kedua orangtuanya, untuk menikahi seorang gadis bernama Maira. Tidak ada yang menarik dari seorang Maira selain penampilannya yang kuno dan warna hijab yang dipakainya itu-itu saja. Berkisar coklat, biru tua, hitam dan abu...