LIMA

5.2K 631 17
                                    

*Fresh Daily Hypermart*

"Babe, beliin aku lemon sama anggur ya."

Sonia menggandeng lengan Almer yang masih sibuk dengan ponselnya. Lelaki itu hanya mengiyakan. Sementara Sonia sudah sibuk memilih buah yang baik untuk kesehatan kulit wajahnya.

Almer memilih duduk sambil membaca pesan di grup. Danish baru memberi kabar kalau bulan depan ia akan melepas masa lajang. Ia dijodohkan dengan putri sahabat Papanya, pengusaha properti ternama asal Surabaya.

Miris, nasibnya pun tidak jauh berbeda. Sialnya, foto calon istri Danish yang dikirim ke grup, luar biasa cantik. Sungguh berbeda dengan Maura atau Maira... Ah, ia bahkan tidak terlalu ingat nama gadis yang dikenalkan Opa, padanya.

Malik dan Galvin memuji calon istri Danish. Sementara dirinya dan Dhika tidak banyak berkomentar. Sonia juga tidak kalah cantik dengan calon istri Danish.

"Dimana Lu?"

Galvin mengirim chat pribadi ke Almer.

"Belanja sama bini gue."

Almer menjawab singkat.

"Lu di hypermart juga? Gue lihat plat mobil B 4LM3 R di lobi depan."

Galvin memang memiliki daya ingat luar biasa terhadap angka. Dia bahkan bisa memergoki mantan kekasihnya berselingkuh hanya dengan menjumpai plat mobil Karenina, berhari-hari terparkir di lobi hotel bintang lima.

Tampak nama Galvin di layar ponsel milik Almer.

"Al, gue lagi di hypermart. Posisi Lu dimana? Gue masih nemenin Kakak ipar. Lu tahu sendiri Bang Galen kayak gimana orangnya. Posesif abis. Orangnya malah lagi nemenin klien main golf di Pondok Indah."

"Kenapa Lu mau nemenin? Bukannya ART Bang Galen, banyak ya."

"Ada lima sih, dua buat beres-beres rumahnya yang tiga lantai itu, satu masak, 2 babysitter buat asuh si kembar. Guess what, Kakak ipar gue udah hamil lagi."

Almer ikut terkejut.

"Bukannya beberapa bulan lalu kita baru nengokin Kakak ipar Lu lahiran?"

"Yes, exactly. Itu sudah delapan bulan lalu."

"Gila, keren banget Abang Lu. Dah mau tiga aja anaknya."

"Do'ain semoga nggak kembar lagi, Al. Gue kasihan lihat Kakak Ipar gue pas hamil besar. Nggak tega gue lihat jalannya susah dan suka sesak napas. Gue nanti punya anak satu aja udah cukup."

"Punya bini aja dulu, baru ngomongin anak."

Almer tertawa.

"Iya, on process Bro. By the way, ini gue lagi temenin Kakak ipar. Dia bawa teman. Manis juga anaknya kalau diperhatiin."

"Oya? Ajak kesini dong. Kenalin ke gue sama Sonia."

Almer melihat Sonia melambai dan memintanya mendorong kereta belanja.

"Oke, ketemuan di depan kasir aja ya. Nih masih pada ribet milih sayuran. Kakak ipar gue besok mau reunian di rumahnya. Jadi rada heboh belanja bahan makanan."

Almer menyudahi sesi teleponnya karena melihat wajah Sonia sudah cemberut memandang ke arahnya.

"Telepon siapa sih, Babe? teman perempuan? Lama banget. Ini aku masih mau cari shampoo sama sabun."

Almer mengelus punggung tangan Sonia, menenangkan.

"Sorry Hon. Tadi Galvin yang telepon. Ia lagi disini juga."

 SERENADE CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang