Renjun yang waktu itu menerima kabar bahwa Nakyung telah siuman, segera bergegas meninggalkan galeri untuk mengunjungi istrinya. Bahagia dan lega, begitu perasaan Renjun ketika melihat perempuan tersebut sedang duduk di atas ranjang pasien masih dengan kepala berbalut perban, mengobrol dengan sang ibu yang juga mertua Renjun.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Renjun segera masuk dan memeluk Nakyung. Tapi apa yang terjadi selanjutnya, benar-benar menohok hati Renjun.
Nakyung, istri yang ia cintai mendorong kasar tubuh Renjun untuk menjauh.
Tatapan takut dan penuh keheranan tergambar jelas di mata Nakyung. Tatapan yang sukses menggores luka di hati Renjun waktu itu serta tanda tanya besar dalam benaknya.
"I-ibu! Mengapa orang ini memelukku!?" Nakyung mendelik, seakan-akan ia baru saja dilecehkan. Matanya bahkan mulai berlinang, saking takutnya ia dengan kedatangan mendadak Renjun.
"A-apa maksud semua ini?" Renjun menagih penjelasan kepada sang mertua dan suster di ruangan tersebut.
"Renjun-ah, mari ikut aku ke ruangan dan akan kujelaskan semuanya padamu," sang sahabat sekaligus dokter yang bertanggung jawab, Jaemin muncul tepat waktu untuk memberi penjelasan.
Renjun masih dengan tanda tanya besar dalam benaknya mengikuti Jaemin ke ruangannya. Semuanya kacau, hatinya kalut. Nakyung melupakan Renjun, suaminya sendiri.
"Renjun, silahkan min-"
"Istriku kenapa? Cepat jelaskan," pintah Renjun dengan nada bicaranya yang dingin namun sarat akan rasa khawatir.
-🌼-
Atensi Nakyung masih tertuju pada tas asing di tangannya. Kata suster, tas yang sudah semi hancur ini adalah miliknya yang ia bawa saat mengalami kecelakaan. Melihat model tasnya, Nakyung bingung sendiri. Ia tidak ingat pernah membeli tas ini sebelumnya.
Tidak hanya itu, barang-barang di dalam tas Nakyung yang masih bisa diselamatkan dan sekarang sudah ditaruh dalam plastik klip juga nampak begitu asing. Semua kebingungan masih berputar di kepalanya semenjak siuman.
"Sejak kapan aku memakai shade lipstik semerah ini?"
"Parfum beraroma bunga? Aku tidak terlalu suka aroma ini, bagaimana mungkin aku membelinya?"
Pertanyaan-pertanyaan penting tidak penting berseliweran dalam benak Nakyung. Syukur, suster yang mendampingi Nakyung senantiasa mengingatkan Nakyung untuk tidak terlalu memaksakan diri.
Satu-satunya hal yang familiar hanya ponselnya. Sayang, ponselnya tidak bertahan. Mati total dan sama sekali tidak berfungsi.
"Nona, ada yang tertinggal," suster memberikan satu plastik klip ukuran kecil dengan sebuah cincin cantik di dalamnya.
"Ini punyaku juga?" Nakyung memastikan.
Suster mengangguk.
Nakyung memerhatikan cincin tersebut, di balik cincin itu terdapat ukiran inisial 'HRJ&LNK'. Melihat inisial tersebut, mau tidak mau hati Nakyung berdesir aneh.
Ada rasa takut dalam dirinya mengingat pemilik inisial yang bersanding dengan inisial namanya.
Ya, ibunya telah menjelaskan semuanya pada Nakyung.
Huang Renjun.
Lelaki asing yang tiba-tiba memeluknya kemarin malam saat berkunjung ternyata adalah suaminya sendiri. Bagaimanapun juga, terbangun dan mendapati dirimu sudah berstatus sebagai istri orang lain adalah hal yang mengejutkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER
Fanfiction[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] WARNING 21+ Nakyung tidak dapat mengingatnya. Mau dipaksa seperti apapun, kenangan dan potongan ingatan mengenai pemuda asing yang adalah suaminya ini sama sekali tidak kembali. Huang Renjun yang Nakyung tau hanyalah adik tingka...