8 - new chapter

1.4K 125 21
                                    

WARNING - RESTRICTED AREA
ADULT ONLY
.

.

.

.

.

.

.

.

Nakyung tidak akan disini jika sang kakak tak memaksanya. Hati kecil Nakyung terus merutuki pemilik rumah di hadapannya ini. Ia sampai harus jauh-jauh naik bis dari kota untuk tiba disini, sebuah rumah kayu di pinggir pantai.

"Aish, mana orang itu?" rutuk Nakyung karena sudah memencet bel selama beberapa kali, namun sang empunya tak menjawab.

"Renjun-ssi! Apa kau ada di dalam?" Nakyung memutuskan untuk memanggilnya. Pemuda yang barusan ia panggil itu adalah adik tingkat sekaligus sahabat dekat kakaknya. Ia tidak mengerti mengapa sampai sang kakak dan ibunya amat menyukai sosok pemuda yang menurut Nakyung amat kaku dan dingin ini.

Setiap kali Renjun berkunjung ke rumah, Nakyung sama sekali tidak berniat untuk ikut mengobrol atau mengenal lebih jauh. Entahlah, anggap saja Nakyung iri karena ibunya nampak lebih menyayangi lelaki itu daripada Nakyung yang adalah putri kandungnya sendiri.

Dan nampaknya, Nakyung akan semakin tidak menyukai pemuda bernama Huang Renjun ini. Karena lelaki itu, kakaknya sampai meminta Nakyung sendiri untuk meminta maaf dan memohon Renjun mengubah pikirannya yang telah menolak menjadi photographer pernikahannya nanti.

Ya, Nakyung akui ia salah karena sudah berkomentar sembarangan waktu itu. Ia merasa amat bodoh karena Renjun ternyata mendengar semua perkataannya. Nakyung padahal tak bermaksud, jika tau foto itu karya Renjun tentu Nakyung tidak akan seterang-terangan itu berucap.

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang