Salah satu jenis manusia paling menyebalkan adalah jenis manusia yang susah dikabari karena sangat jarang memegang ponsel. Itulah seorang Huang Renjun. Jangan terlalu berharap banyak pada manusia yang bahkan tidak memiliki akun sosial media pribadinya sendiri. Ia hanya akan menyentuh ponsel jika dirasa ingin dan itu amat sangat jarang. Kalau bukan menyadari ada tanggung jawab pekerjaan, bisa-bisa ponselnya takkan tersentuh.
Tapi hari ini berbeda. Pemuda itu justru selalu melirik pada layar ponselnya di sela-sela permainan game yang sedang ia mainkan bersama Taeyong yang kini sedang berkunjung ke apartemennya. Gerak-gerik Renjun tentu disadari oleh sang tamu namun Taeyong memutuskan untuk menahan komentarnya dulu.
Hingga akhirnya, sebuah notifikasi masuk. Selang beberapa detik setelah ronde pertama permainan mereka selesai, Renjun segera meraih ponselnya. Meski terlihat tak terburu-buru, tapi Taeyong sadar bahwa apapun notifikasi yang masuk barusan adalah hal yang sedari tadi dinantikan oleh Renjun.
Renjun sendiri tanpa sadar mendecak kecil setelah membaca isi pesan yang tidak lain adalah dari Nakyung, adik perempuan dari lelaki yang sedang duduk bersamanya.
LINE
Nakyung
|Maaf tak bisa ke tempatmu dulu, Hyunjin mengajak makan bersamaPesan tersebut berakhir hanya dibaca oleh Renjun. Tentu saja kabar yang Nakyung berikan bukan seperti yang ia tunggu. Ia sudah sangat merindukan Nakyung tapi sedari beberapa hari belakangan, sang perempuan justru sibuk karena mempelai prianya sedang mengambil cuti. Jadilah Renjun harus terus-terusan melihat kemesrahan yang membuat hatinya panas setiap kali ia turut pergi bersama dua orang tersebut.
Renjun, harusnya ia tahu diri dan sadar tempat, bukan?
"Hahaha, model seperti apa lagi yang kau kencani sampai bisa membuat dirimu sudih melirik notifikasi ponselmu?" akhirnya Taeyong bersuara.
"Bukan siapa-siapa," sahut Renjun tak minat.
"Tsk, kebiasaan! Rasa frustasi jelas-jelas terlihat di wajahmu. Siapapun itu, kejar dan perjuangkan! Jika kau sampai seperti ini, aku yakin ia bukan hanya salah satu dari sekian banyak wanita penghangat sementara ranjangmu," tutur Taeyong menepuk pundak Renjun, memberi dukungannya.
Seandainya Taeyong tahu siapa perempuan tersebut, mungkinkah ia berkata seperti itu?
–🌼–
"Ceritakan padaku tentang Hyunjin," pintah Renjun sembari masih bersandar nyaman di sandaran ranjang kamarnya. Sisa peluh dan dada telanjangnya sudah cukup jelas menggambarkan apa yang sebelumnya ia lakukan dengan perempuan yang kini sedang mencoba mengaitkan pengait bra di punggungnya.
"Kenapa tiba-tiba kau tertarik ingin mengetahuinya?"
"Aku hanya penasaran saja," sahut Renjun.
"Tidak, kau tidak akan mau mengetahuinya," sahut Nakyung lagi.
"Yet here I am, asking and waiting for your answer," balas Renjun belum melepaskan pandangannya dari punngung putih Nakyung. Rasanya sangat berat melepas Nakyung yang malam ini menolak untuk menginap di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER
Fiksi Penggemar[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] WARNING 21+ Nakyung tidak dapat mengingatnya. Mau dipaksa seperti apapun, kenangan dan potongan ingatan mengenai pemuda asing yang adalah suaminya ini sama sekali tidak kembali. Huang Renjun yang Nakyung tau hanyalah adik tingka...