12 - remedy

1.2K 127 10
                                    

Pasangan yang beberapa hari lalu sedang mesra-mesranya sibuk mengurus perihal pernikahan mereka kini sedang duduk berhadapan dalam keheningan. Di restoran yang tidak cukup ramai, suasana di antara keduanya semakin terasa menyesakan.

Lucu, situasi secepat itu berubah.

Padahal Hyunjin ingat bagaimana tawa yang ia bagi dengan Nakyung beberapa hari yang lalu. Bagaimana suara dan wajah bahagia Nakyung masih menjadi hal favoritenya. Tapi kini semua seakan berubah 180 derajat. Kini bayang-bayang tawa Nakyung menbuat laki-laki itu terus berpikir. Apakah senyum dan tawa itu benar-benar karena dirinya?

Atau karena kehadiran pemuda bernama Huang Renjun?

"H-hyunjin, aku minta maaf," suara kecil Nakyung menjadi awal pembuka pertemuan mereka. Harusnya hari ini, mereka tidak disini dalam keadaan seperti ini. Tapi apapun bisa terjadi, hidup itu memang misteri bukan?

"Tidak apa, aku memaafkanmu," sahut Hyunjin.

Berlahan, tangan besarnya meraih tangan Nakyung.

"People made mistakes. Kita masih bisa melanjutkannya," lanjut Hyunjin berusaha meyakinkan Nakyung sekaligus dirinya sendiri.

Respon Nakyung selanjutnya seakan menyentil Hyunjin. Membuat rasa nyeri timbul di hatinya.

Nakyung melepas genggaman tangan Hyunjin.

"A-apa maksudmu? Kita tidak mungkin bisa melan–"

"Banyak pasangan melaluinya," Hyunjin menyela ucapan Nakyung. Ia mau Nakyung mendengar dulu penjelasannya.

Ia tidak ingin melepas Nakyung.

"Keraguan menjelang pernikahan. Rasa bosan, keragu-raguan, goncangan dan sebagainya seperti yang sedang kita lalui adalah hal yang lumrah. Banyak pasangan yang mengalami ini, tidak hanya kita," terang Hyunjin menatap netra Nakyung. Seolah memohon Nakyung untuk mempercayainya. Untuk mau tetap memperjuangkan hubungan mereka.

"Apa yang kau dan Renjun lakukan hanya hal sementara. Itu hanya kesalahan. M-mungkin karena aku yang sibuk dan a-aku rasa tidaklah heran kalau ka–"

"Hentikan Hyunjin, berhenti mewajarkan segalanya," Nakyung menghentikan penjelasan yang berusaha Hyunjin tawarkan.

Nakyung amat sedih melihat Hyunjin seperti ini. Bahkan di saat semua sudah jelas, Hyunjin masih mau memperjuangkan hubungan gersang mereka. Sungguh, Hyunjin berhak mendapat yang jauh lebih baik dari Nakyung.

"T-tapi ini semua memang hanya kesalahan. What you did back then was accidental, it was mistake," Hyunjin tetap mempertahankan argumen.

"No, Renjun is not a mistake," sahut Nakyung dalam hatinya.

"I won't let this mistake to ruin our relationship that we built. Hubungan kita tak sebanding dengan kesalahan kecil itu. Aku percaya kita bisa melaluinya Nakyung-ah," Hyunjin kembali berujar.

"Hyunjin, stop. Salah tetap salah. Apa yang aku lakukan tidak termaafkan. Kau tak pantas diperlakukan seperti ini. You deserve better," sahut Nakyung menatap netra Hyunjin.

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang