6;

13 5 2
                                    

"Tar, mau tukeran sama gue,  gak? Gue harus nge-doku acara ini. Gue aja yang ikut, ya?"

Jederr

Baru saja rasanya diangkat ke langit teratas, ternyata takdir menjatuhkannya ke semak berduri, bukan ke kasur yang empuk.

Gue gak rela.

"Lho, emangnya gak ada anak osis lain yang ikut kegiatan ini juga? Bisa kali urusan doku ke mereka aja, Ziv." Tanya Alzha dengan pandangan kesal.

"Gue udah nge-pc anak osis lain. Belum ada kabar bakal kepilih ikut kegiatan ini atau enggak. Gue takutnya, gak ada anak osis yang kepilih." Ucap Zivia.

Sebenarnya Tara bisa rela jika kesempatan ini digunakan untuk hal yang lebih berguna. Namun, ini tentang Zivia. Gadis itu tidak ada habisnya untuk merenggut kesenangannya.

"Iyain aja deh, Tar. Lo kan gak ada keperluan juga disana. Kasih ke Zivia aja slot lo, ya." Imbuh teman kelas Tara lainnya, yang Tara tahu namanya adalah Bela.

Gue harus relain?

"Tukeran sama gue mau gak, Ziv?" Ucapan Neina membuat Tara, Alzha, Zivia, Bela dan beberapa teman lainnya menoleh.

"Gue bukannya gak mau tukeran sama lo. Tapi, gue gak mau ganggu moment lo sama Malik." Ucap Zivia tersenyum menggoda Neina.

"Sialan lo, Ziv." Ucap Neina meninju pelan bahu Zivia.

Tara yang menyaksikan itu menghela napas berat. Alzha yang sedari tadi memberikan kode lo-harus-nolak-Zivia, diabaikan Tara.

Mungkin, gue harus relain. Masih ada kesempatan lain, gue yakin. Tuhan lebih tau yang terbaik.

"Yaudah, Ziv. Lo boleh ikut, kebetulan gue juga mager ikut beginian." Ucap Tara disertai tawa sumbangnya.

Seakan meyakinkan semua dan semesta, ia baik-baik saja.

---

Tara malas-malasan di tempat duduknya. Seakan hilang semangat. Suara nyanyian kumpulan cowok kelas seakan tak menarik seleranya untuk melirik.

Gak ada Dodo. Gak asik.

Sesaat ia menelungkupkan kepalanya di dalam rengkuhan lipatan lengannya.

Si Zivia garis takdirnya lurus-lurus aja perasaan. Dua-duanya kegebet, jadi iri.

Gerutuan hatinya terhenti oleh suara berisik Alzha,

"Tar, read pc gue. Urgent!"

Tara mengangkat kepalanya, merapikan untaian anak rambutnya, lalu menjawab sekena-nya.

"Hm. Bentar."

Merogoh saku rok abu-nya untuk mengambil hp dan melihat isi chat Alzha.

Alzhara Nadza
Lo ngesave wa zivia kan? Lo kudu liat snap-nya

Double DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang