8;

11 3 2
                                    

"Rame banget tadi. Males bedesakan gue. Gue mau nanya, Tar tentang yang tadi."

Tara langsung mengalihkan pandangan, menatap orang itu.

Bukan dia, ya?

Tara tersenyum getir, namun sesegera mungkin ia menutupinya.

"Oh, boleh-boleh. Liat catatan gue aja nih, gue gak jago ngejelasin." Jawab Tara tak enak.

"Oke. Gue salin dulu, bentar ya." Ucap Kevin seraya mengambil buku catatan Tara dan pergi ke salah satu meja di kelas.

Tara mengangguk bermaksud merespon. Gadis itu merapikan alat tulis sambil menunggu Kevin mengembalikan buku catatannya.

Setelah dirasa siap, ia bermaksud menutup resleting tas-nya.

"Tar, ini catatan lo. Thanks ya."

Tara membalikkan badan, menatap sang lawan bicara.

"Sip, sama-sama." Ucap Tara dan Kevin pergi dari hadapannya.

***

Aroma strawberry rose menelusup ke penciuman gadis itu. Tara menghirup napas lamat-lamat, lalu membuangnya perlahan.

Aroma yang ia rindukan sedari tadi, akhirnya mampu ia hirup sekarang. Aroma yang hanya terdapat di satu tempat; kamarnya yang super berantakan.

Segera ia menaruh ransel di samping kursi meja belajar-nya, lalu merebahkan diri melepaskan penat dan lelah yang tadi-nya menyatu.

Matanya terpejam syahdu. Lalu, tak lama terbuka terang. Menatap langit-langit kamar-nya, memikirkan kebodohan yang tadi gadis itu lakukan : berharap sang tuan menghampirinya.

Tara sebenarnya harus lebih memahami, tak ada guna dalam menggantung harap kepada sosok selain Tuhan. Walaupun terlanjur begitu, semesta pasti akan menunjukkan magis-nya.

Dalam tenang, gadis itu meyakinkan pikiran dan hatinya,

Tar, gak ada guna-nya lo gini. Buka mata lo lebar-lebar. Mau sampai kapan? Sekarang, waktunya lo lupain apa yang udah-udah. Lo harus lebih tegas dari sebelumnya.

Menguatkan pikiran dan hati, Tara harap ia dapat lebih mampu mengontrol diri.

Blub blub

Tara merogoh saku rok pramuka-nya setelah mendengar notifikasi dari hp-nya. Menyalakan ponsel-nya dan membuatnya menahan napas sekejap,

Dodoo
Tar, lo udah di rumah?

Bagaimana hatinya akan tegas, jika sang tuan selalu bersikap tarik-ulur. Bagaimana hatinya akan tegas, jika sang tuan selalu mampu mendebarkan jiwa.

Tara bangun dari posisi tiduran-nya dan duduk nyaman di tempat tidur queen size-nya.

Tarasha Syakina
Baru aja. Kenapa, Do?

Itu gue udah cuek kan balesnya?

Pertanyaan yang cukup konyol muncul dari dalam dirinya. Tak memerlukan waktu lama, si pengirim pesan langsung membalasnya.

Dodoo
Gue mau nanya yang jawaban soal trigonometri tadi.

Tara tersenyum senang.

Double DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang