Keping Kenangan

17.9K 732 3
                                    

Tia

Semua orang di dunia ingin memiliki keluarga yang sempurna. Semuanya. Seorang istri yang memekik bahagia begitu tahu dia sedang mengandung anak pertama. Seorang suami yang gembira mengetahui kabar bahagia saat istrinya hamil. Kecupan di puncak kepala istri saat suaminya pergi bekerja. Istri yang tersenyum manis saat suaminya masuk dalam bahtera rumah tangga mereka. Suami yang dengan setia menemani istrinya. Istri yang dengan setia mengabdi pada suami. Itu yang diidamkan semua orang. Termasuk aku.

Aku sangat iri melihat keluarga Handoko sangat riuh, ramai, dan bahagia. Andai aku punya ayah. Ayahku yang entah kemana bersama istri barunya. Sosok Ayah telah lama menghilang dalam jiwaku. Aku merindukannya. Kata Bunda Ayah tak pulang karena bekerja di tempat yang jauh, awalnya. Tapi seiring berjalannya waktu, aku tahu ayahku sudah bercerai dengan Bunda. Tangisan berderai hampir tiap malam setelah malam dimana aku tahu kebenarannya.

Cinta itu aneh. Udah tahu aneh, masih saja ingin merasakan dengan harapan. Begitu tahu cinta itu sakit, masih masih saja ingin mencintai. Karena cinta itu bodoh. Sudah tahu bodoh, masih saja ingin dibodohi oleh perasaan. Itu sebabnya aku tidak mau dekat dengan laki-laki. Aku tidak mau ada yang berkata cinta padaku. Aku membenci hal itu sejak ayah sudah tidak pernah lagi menginjakkan kaki dirumah ini. Aku membenci laki-laki. Semua laki-laki pasti menyakitkan.

Laki-laki bukanlah orang yang bertanggung jawab. Dulu, waktu aku di kelas sembilan, ada seorang laki-laki yang berkata cinta padaku. Terus menerus selama satu bulan. Begitu tiga puluh hari berlalu, dia bahkan tidak nampak di hadapanku. Ternyata satu minggu setelah satu bulan, dia lewat di hadapan kelasku dengan menggandeng seorang wanita, yang entah siapa. Aku tidak mau direpotkan dengan hal itu. Yah, walaupun aku sedikit merasa sakit di dadaku. Tapi perasaan itu menguap cepat. Mungkin hanya perasaan kehilangan.

Sekarang aku bertemu lagi dengan laki-laki sejenis Naufal Handoko. Anak sulung dari keluarga handoko. Anak muda yang dari tampangnya playboy. Kau tahu, melihat seorang cowok atau tidak itu cukup mudah. Dia ganteng, dia berani menggodamu, bahkan saat dia sedang jalan dengan ceweknya. Yah, memang tidak semuanya seperti itu sih. Setidaknya itulah tanda-tanda yang sering kali kusimpulkan.

Aku tidak menyukai Naufal, tapi kenapa aku harus bertemu Naufal secara intens? Aku membenci fakta bahwa aku sudah dua kali bertemu dengan orang menyebalkan itu setelah delapan tahun.

Hanya dua orang laki-laki yang pernah masuk dalam duniaku dan menyakitiku. Satu, ayahku. Tentu saja dengan segala hal yang terjadi dalam kehidupanku membuatku membencinya. Walaupun Bunda terus mengatakan aku tidak boleh seperti itu pada ayah. Orang kedua, Naufal Handoko. Dia orang yang membuatku jatuh dari pohon dan mematahkan tangganku. Dia orang yang pernah mendorong sepedaku sampai menabrak pagar. Aku membencinya.

Mereka adalah orang-orang yang membuatku kesakitan. Secara fisik, maupun psikologi. Itu sudah cukup membuktikan bahwa laki-laki itu cukup menyakitkan. Laki-laki adalah orang yang kasar, juga keras. Aku membenci mereka.

The Doctor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang