25 | Pertemuan

1.8K 349 261
                                    


Cerita ini akan dilanjut jika kolom komentar sudah menembus angka 200.

***

Gue berlari memasuki area gedung FISIP dengan derap langkah yang mengundang perhatian. Berhenti di depan lift yang lumayan banyak yang mengantri membuat gue berdecak dan melesat begitu saja menaiki anak tangga.

Menuju lantai empat.

lantai empat.

Walau kaki gue rasanya mau copot, tapi gue terus berlari hingga sampai di depan pintu kelas yang tertutup. Gue menarik nafas panjang lantas membuka kenop pintu.

Puluhan mata langsung mengarah ke satu titik, yaitu gue. Termasuk sosok dosen muda yang menatap gue sinis dari bangkunya.

David.

Jadi, gue telat di hari pertama kuliah di semester enam.

Gue meringis kecil, lantas nyengir lebar semoga saja eskpresi gue ini membantu.

David melengos, menatap ke para mahasiswa. "Jam berapa sekarang?" Tanyanya.

Meisie melirik ke arah arloji dengan cepat, lantas menyahut paling kencang. "Jam delapan lewat enam belas!"

Rasanya pengen gue teriakin. Mes! Lo tuh temen gue!

"Kita masuk jam delapan, maksimal telat 15 menit." David berujar tanpa menatap gue.

Tak lama kemudian ia menoleh ke arah gue dengan wajah datarnya. "Kembali lagi dikuliah saya minggu depan sebelum jam delapan lewat lima belas menit."

Cengiran gue luntur begitu saja. Bahu gur melorot dengan kecewa. Tak punya pilihan lain, akhirnya gue memutar tubuh untuk membuka kenop pintu lantas berjalan keluar kelas.

Gue berdiri cukup lama di depan pintu, hingga satu hal melintas di benak gue. Senyuman licik muncul begitu saja bersamaan dengan jari gue yang mengetikkan sesuatu di ponsel gue.


Biarin gue masuk, atau gue bilang ke bonyok lo kita ini pacar boongan.

Sent!

Gue nggak pernah menyimpan nomor David di kontak gue, begitupun dengannya. Untungnya nomor para dosen sudah gue bintangi di grup kelas, jadi tidak mudah untuk mencari nomor David.

Benar saja, tak sampai lima menit pintu kelas terbuka lagi.

David muncul dengan wajah sinisnya.

"Masuk." Ujarnya.

Gue tersenyum lebar lantas masuk dengan santai dan menduduki bangku paling depan di sebelah Meisie.

"Jangan pede ya Kinan, David tuh bolehin lo masuk karena ini masih kuliah pertama." Bisik Meisie si kampret.

"Hah? iya?" Ujar gue pura-pura polos.

"Iya tadi dia bilang."

"Oh."

David berjalan menuju bangkunya lantas kembali berkutik dengan laptop dan powerpointnya. Gue segera memerhatikan papan tulis dengan sinar proyektor yang menampilkan silabus materi kuliah.

Random CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang