Epilog : Awal Baru

2.1K 344 329
                                    


There's three chapters left. So we still meet in next week.

If the comment reach 500. (3096 words yorobuuuun!)

***

Love me like a brother

Treat you like a friend

Respect you like a lover

-Miguel

-Miguel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue suka kesederhanaan. Salah satunya ketika duduk berhadapan dengan Zacky di satu meja. Yang dibatasi oleh kedua layar laptop ditemani dua minuman kesukaan kami. Susu coklat. Tak ada pembicaraan selain suara papan ketik yang saling bersahutan. Tebak kita lagi ngapain? Ngerjain skripsi. Rintangan akhir di dunia perkuliahan sebagai syarat akhir atas sebuah gelar.

Gue suka lelucon. Dan Zacky nyaris selalu melontarkannya setiap hari, ralat setiap menit dimana kami saling berbicara. Lo tau kan betapa konyolnya Zacky kalau cerita? Berapi-api penuh semangat, orang jatoh aja diperaktekin, Jimmy ngigo aja di praktekin. Memang Zacky nih cover aja macam artis Korea, jiwanya mah Sule dan Tukul Arwana.

Gue nggak suka kesendirian. Sejak SMA, Zacky selalu menjadi orang yang bersedia menemani gue ketika mati lampu dan hujan deras disertai petir. Dulu, Ibu gue nggak sesering itu di rumah sebelum menikah dengan Ayah Dastan. Semenjak Zacky pindah ke depan rumah, gue nggak perlu khawatir lagi kalau ada mati lampu mendadak di tengah malam, gue hanya perlu berlari kerumahnya. Dan keluarganya selalu menerima gue dengan tangan terbuka.

Sudah lewat enam bulan semenjak gue mengalami trauma. Hal yang melegakan, konsultasi itu berakhir dalam waktu empat bulan, dan selama itu juga Zacky selalu menemani gue. Dan sekarang, trauma itu sudah sepenuhnya sembuh. Tentang Rendi, katanya pemuda itu sudah kembali lagi ke Australia untuk melanjutkan kuliah. Kejadian mengerikan itu menjadi terakhir kali gue dan Zacky melihatnya, meski kami tidak bertemu secara langsung lagi, tapi kami tau Rendi pernah menitipkan maaf pada Ayah Dastan, dan dia berharap kami bertiga tidak bertemu lagi. Seperti itu akhir dari masalah yang Zacky simpan selama bertahun-tahun, impian gue tentang kami yang hidup damai akhirnya terkabul.

Walau nggak sepenuhnya damai sih, tapi hidup kami kembali normal tanpa dihantui rasa bersalah lagi.

"Hadeeeeh, ini bagusan warna coklat apa tosca ya?" Gue berujar sambil memandangi background power point yang gue susun untuk hari esok. Besok gue sidang pemirsa. Wadidaw banget kan? Akhirnya perjalanan pendidikan sarjana gue hampir selesai, besok tinggal rintangan akhir.

Zacky mendekatkan kepalanya dan menatap layar laptop gue. "Kata gue sih bagusan item."

Gue langsung melotot. "Gue tau Jak, lo tuh item lovers sampai semua kolor lo pun warnanya item. Tapi ini buat presentasi Jak, suram amat bahan sidang gue temanya item. Bisa-bisa mood para penguji jadi ikutan suram dan gue dibantai abis-abisan besok."

Random CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang