14 | Tugas Pembawa Musibah

1.8K 353 35
                                    

***

Dari dulu gue nggak pernah suka bangun pagi kalau hari minggu. Sayang banget nggak sih? Kapan lagi coba gue bisa bangun siang selain hari minggu? Nggak ada! Yang ada gue bergadang semalaman, waktu tidur gue cuma 4-5 jam aja tiap hari biasanya.


Dan hari ini pun gue musti bangun pagi?

Iya, katanya karena gue perempuan nggak boleh bangun siang. Katanya melatih diri sendiri kalau nanti sudah berumah tangga.

Yaelah, tahun depan gue skripsian aja masih gelap ini mau sok-sokan melatih diri jadi Ibu rumah tangga yang baik. Boro-boro mikir nikah. Tapi apapun itu alasannya, gue yakin Ibu punya maksud yang baik.

Seperti membuat gue menyirami tanaman di pagi hari. Baik kan gue? Menghargai makhluk hidup lainnya dengan memfasilitasi mereka untuk hidup.

Dan kebetulan, gue melihat pintu pagar rumah Zacky terbuka lebar. Tumben, biasanya kalau Minggu pagi rumah Zacky itu sepi soalnya Mamah sama Papahnya lari pagi berdua keliling komplek, dan Zacky yang tertidur pulas di rumah sampai nanti siang.

Gue masih menyirami tanaman ketika sebuah mobil keluar dari pintu pagar, dan tak lama kemudian Zacky keluar dari mobil hendak menutup pintu.

"Buset! Kaget gue kirain orang gila lagi main air ternyata elu Jah?!"

"Emang kurang ajar lo. Ngapain masih pagi udah sok ganteng gitu." Ujar gue sembari menatapnya dari atas sampai atas lagi. Hari ini Zacky mengenakkan kaus hitam dengan jaket denim, celananya juga hitam, oh sepatunya juga hitam.

Untung mukanya nggak hitam juga.

"Nongki dong sama temen. Produktif nih, emang elo." Sombongnya.

"Heh bulu curut, lo kira gue ngapain ha? Berdiri doang? Gue nyiram taneman nih, lebih produktif dari lo yang cuma main doang." Ucap gue tak mau kalah.

"Yeeee bodoamat." Nyolotnya. Gue berdecak lantas melengos dan lanjut menyirami tanaman di depan pagar.

Diam-diam menunggu mesin mobil menyala, memastikan apakah Zacky sudah pergi atau belum. Walau nyatanya justru langkah yang kian mendekat gue dengar.

"Jah." Panggilnya.

"Hmm? Ngapain? Belum berangkat lo?" Tanya gue tanpa menatapnya, sibuk bergeser menyirami tanaman yang lain.

"Hari ini gue mau nongkrong sama temen SMA, tau kan si Jimmy, Cleo, Shaggy, dan lain-lain. Sekalian mau jemput Gisella di bandara hari ini dia pulang ke Indonesia."

Gue reflek menoleh. "Memang di Australia, kuliah lagi libur?"

"Lah mana gue tau Jah, gue kan warga negara Indonesia penerus generasi bangsa."

Bodo amat.

"Yaudah sana berangkat. Gue udahan nyiram tanamannya. Mau mandi nih, apa mau gue kasih jurus nafas naga?"

Zacky segera menutup hidungnya dengan kedua tangan dan melangkah mundur. "Yaudah pacar berangkat dulu."

***

Zacky bilang kalau sekarang Gisella menetap di Indonesia, ia pindah kampus ke negara ini katanya di sana nggak betah. Intinya gitu deh, soalnya gue cuma iya-iya aja waktu dia cerita. Padahal setau gue dulu setelah kita lulus SMA Zacky pernah cerita dia seneng banget sahabat perempuannya lolos beasiswa di Australia jurusan seni.


Kalau menurut gue sih, sayang banget dilepas gitu. Padahal banyak orang yang pengen beasiswa di luar negeri, contohnya gue.

Random CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang