Fullsun ; Lee Haechan
"Makasih ya udah anterin" Nana turun dari motor ninja milik Haechan lalu memberikan helem kepada nya. "Sama sama" Haechan tersenyum. "Yaudah gue pulang dulu ya" Haechan menjulurkan tangannya minta di salimin. "Maksudnya?" Tanya Nana. "Kan ayah mau pulang, mama harus salim dong" Jawab Haechan.
"Udah cukup yang disekolah sama di jalan. Di rumah jangan" Ujar Nana. Haechan melipat kedua tangannya lalu meletekannya di dadanya ekspresi wajahnya cemberut. "Ngambek kan nih" Nana mencubit pinggang Haechan. "Sakit tau" Haechan tancap gas nya dengan wajah tak senang. Nana menjulurkan tangannya minta salim sama Haechan.
"Nah gitu dong. Assalamu'alaikum ukhteaa" Ujar Haechan lalu mesalimi Nana. "Waalaikumsalam akhiii" Jawab Nana setelah salim dengan Haechan. "Yaudah ayah pulang dulu ya mama" Kata Haechan. "Iya" Nana terkekeh, lalu Haechan pergi dengan motornya. Setelah Haechan pergi Nana masuk ke dalam apartemen nya.
Bang Jahe
DekPaan
Bang Jahe
Dah pulang belom?Udh
Bang Jahe
Dek, keknya abang pulang agak soreKnp?
Bang Jahe
Banyak banget yg harus di kerjain
Yaudah abang mau lanjutkan kerjaan abang yah
Dirumah jaga diri baik² yaOcee
Read"Assalamu'alaikum" Suara Jaehyun yg baru datang. "Waalaikumsalam" Nana menyambut kedatangan Jaehyun seperti biasanya. "Kok malam bang" Nana menyalimi tangan sodara laki-laki nya itu. "Tadi ada kendala di kantor" Jawab Jaehyun. "Kendala apa?" Tanya lagi Nana. "Hmmm... Abang juga gak tau" Jawab Jaehyun.
"Yaudah abang duduk dulu aja. Nana ambilin air dulu ya" Nana pergi ke dapur. Ia mengambil gelas beling yg ada di rak piring. Saat mengambil gelas tersebut, seketika tangan Nana bergetar hingga membuat gelas menjadi jatuh dan pecah. Remahan beling tersebut terkena jari telunjuk Nana hingga berdarah.
Suara gelas jatuh terdengar oleh Jaehyun. "Dek kenapa?" Jaehyun menghampiri adik perempuan nya. "Gak papa" Nana membersihkan remahan beling tersebut. "Kok bisa pecah?" Tanya Jaehyun sambil ikut membersihkan remahan tersebut.
Jaehyun melihat jari adiknya yg berdarah. "Dek kok bisa kena belingnya?" Jaehyun mulai khawatir dengan adiknya. "Engga ada" Nana menyembunyikan tangannya.
Jaehyun mengobati tangan adiknya. "Bang persaan nana gak enak" Ucap Nana sambil melihat abangnya. Jaehyun melihat ke arah adiknya dan suasana menjadi hening. "Bang nana takut" Air mata Nana mulai berlinang. "Insyaallah semuanya baik baik. Udah gak usah nangis" Jaehyun mengusap pipi adiknya.
Seperti biasa Jaehyun akan nonton berita malam. "Sore ini, nyonya Siwon meninggal dunia karena koma".
"APAA?! Innalillahi wa innalillahi rojiun" Jaehyun mengucap. Bagaimana tidak mamanya telah tiada sebelum Jaehyun bisa membanggakan mamanya. "Mamaa" Sendat pelan dari seorang Jaehyun.
"Bang bener ini" Nana melihat ke arah televisi. Menyaksikan papanya yg sedang di wawancarai wartawan tentang meninggalnya istrinya tersebut. Jaehyun terus menangis tak tahan menopang air matanya yg terus saja mengalir. "Bang jawab mama meninggal" Nana menaikkan nada bicara nya. "Sebelum nana memeluk mama" Sambung Nana yg suaranya samar.
Jaehyun yg mendengar itu semakin menangis. Ia menutup mulutnya karena tak menyangka mamanya telah tiada. Nana terduduk diam, ia menangis tak henti. Jaehyun memeluk adiknya "Bang kenapa kita yang mengalami ini? Apakah orang lain tidak?" Sendat Nana. "Entahlah kita harus tabah ngadepin semua ini. Insyaallah semuanya baik baik aja" Jawab Jaehyun. "Udah jangan nangis lagi. Bobo gih" Jaehyun mengusap air mata adiknya. Nana mengangguk iya lalu Jaehyun mencium kening adik perempuan nya "Udah jangan nangis lagi" Jaehyun mengusap kepala Nana.
Suara alaram pagi berbunyi.
Setiap weekend Nana akan bangun pagi. Tiap sabtu pagi Nana akan berjalan luar apartemen karena abangnya berangkat pagi² sekali.Tapi sabtu pagi ini sangat berbeda, di kulkas sudah menempel sebuah kertas. Ternyata itu sebuah surat dari Jaehyun untuk Nana.
Untuk Nana nyai raden. Hari raden pergi ke tempat raja(papa) karena raden mu harus membantu usaha raja. Jadi nyai harus lakuin semuanya sendiri ntar raden transfer uang kebutuhan nyai oke.
Wassalamu'alaikum
"Apa hari ini bisa lebih buruk lagi?" Batin Nana.
Rutinitas pagi Nana dimulai, selesai sarapan ia akan jalan pagi di belakang apartemen nya. Di belakang apartemen nya lumayan bersih dan sepi dari keramayan orang². Jadi Nana bisa tenang jika berada di situ.
Sejak dari pagi grup kelas Nana sudah ribut, entah apa-apa yg di bicarakan. Karena malas Nana tak pernah membuka grup kelasnya karena eunggak penting.
Saat berjalan ada mobil yg terus saja mengikuti Nana sejak dari awal Nana keluar. Mobil hitam itu nampak mengincar Nana. Takut karena diikuti Nana berlari menghindari mobil itu. Naas Nana terjatuh di genangan air.
Wanita yg berada di dalam mobil itu keluar menggunakan pakain serba hitam. Wajahnya ditutup oleh masker hitam, identitas nya tak jelas sama sekali. Nana menjerit minta tolong, namun sayang keadaan tempat itu sepi dari keramayan. Wanita itu sudah memegang senjata tajam di tangannya. Seperti pembunuhan berencana. Wanita itu perlahan maju mendekati Nana, gadis itu tak bisa lari lagi kakinya sakit bahkan tak ada yg bisa menolongnya saat ini.
"TOLONG! TOLONG!" Jeritan Nana. "Tak akan ada yang mendengar teriakan mu sayang" Sahut wanita tua itu. "Siapa kau?!" Cerocos Nana. "Aku? Hahahaha lihat dirimu betapa polosnya dirimu" Wanita itu semakin mendekat. "Apa maksudmu?!" Nana menaikkan nada bicaranya. "Aku ingin kau mati ditanganku" Jawab wanita itu sambil menunjukan senjata tajam itu kepada Nana.
Nana mundur dengan ngesot kebelakang, wanita tua itu semakin maju ke depan. "Mau kemana sayang? Kau tak bisa kemana mana lagi" Wanita itu tertawa jahat. "TOLONG! TOLONG!" Nana mulai menangis sambil berusaha lari dari wanita itu.
"Nana!" Panggil Haechan yg berlari menuju Nana. "Haechan!" Isak Nana. "Dasar anak muda" Wanita itu menarik tangan Nana dan meneyeretnya ke mobil. "Nana! Hey lepaskan dia!" Haechan berteriak. Wanita itu tak menghiraukan nya. "Haechan tolong" Isaknya yg diseret begitu kasar.
Haechan merebut tangan kiri Nana. Akhirnya tangan kanannya lepas dari wanita tua itu. "Beraninya kau anak muda" Cerocos wanita itu. Ia mengangkat senjata tajam miliknya lalu "ibu" Suara gadis dari dalam mobil. Yg awalnya ingin menusuk Haechan dan Nana tak jadi karena mendengar suara anak perempuan nya.
Mendengar itu wanita itu langsung pergi. "Heyy mau kemana kau?! Aku akan melaporkan mu pada polisi" Teriak Haechan. Wanita itu berbalik "Ingat perkataan ku ini jika kalian berani mengadu ke polisi maka ayah mu tak akan bisa kau lihat" Wanita itu langsung masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan kedua pemuda itu.
"Na lu gak papa kan?" Haechan merapikan rambut yg ada di wajahnya. "Chan gue takut" Isak Nana. Haechan memeluk Nana dengan hangat "Udah jangan nangis lagi" Ucap Haechan sambil mendirikan Nana.
Uwu gimana? Lanjut ga nih? Sumpah gaje banget part ini aku ga tau mau ngetik apa yg ad di pikiran ak jadi gak nyambung² amat ceritanya. Kalo suka jangan lupa vote nya uy((o(*>ω<*)o))
KAMU SEDANG MEMBACA
sun of the sun [lhc]✔
Fanfiction[FIRST BOOK] [COMPLICATED] was:[Fullsun;Lee Haechan] Datang secara tiba tiba, pergi menghilang entah kemana. Perjuangan seorang Haechan menyembuhkan seorang sahabat nya. [JANGAN DIBAWA RL!!] jangan jadi sideriders!