1

4K 371 28
                                    


Untuk alasan ingin suasananya lebih hangat dan lebih terasa kekeluargaannya, di sinilah Lily sekarang; duduk manis di depan meja makan mereka seperti gadis kecil yang imut dengan pakaian yang super duper bukan Lily sekali. Kalau saja dia bukan anak yang berbakti kepada orang tua, mana mau dia mengenakan slash neck ruffled lolita dress macam foto di bawah ini..

Sudah warnanya pink, modelnya pun tidak cocok sama sekali dengan imagenya yang jauh dari kata kalem dan feminin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah warnanya pink, modelnya pun tidak cocok sama sekali dengan imagenya yang jauh dari kata kalem dan feminin. Yeah modelnya memang tidak parah, masih simpel dan manis, tapi Lily itu lebih suka mengenakan pakaian yang kasual, yang nyaman saja, yang tidak membatasi pergerakannya mengingat dia tipe perempuan yang hiperaktif. Kalau dari ciri style pakaiannya, sudah bisa disimpulkan bahwa Lily bukanlah tipe perempuan yang hobi membuat suara-suara cute dengan muka sengaja dibuat-buat seperti bayi lucu.

"Kenapa kita harus mengenakan pakaian formal segala? Kan ini hanya makan malam biasa. Diadakannya pun hanya di rumah. Papa membuat ini terlalu rumit," gerutu Lily sembari menatap malas gaun yang menempel pada tubuhnya. Selain bermaksud memberitahu bahwa dia sangat risih dengan pakaiannya, Lily berharap papanya bisa sedikit peka dengan sikapnya yang secara halus menolak kedatangan si calon nenek sihir baru.

Papa yang sedang sibuk menghidangkan menu makan malam spesial mereka pun tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini bukan sekadar makan malam biasa sayang, ini.." papa menggantungkan kalimatnya membuat putrinya menunggu penasaran, ia lalu tersenyum kecil kemudian melanjutkan, "adalah pertemuan dua keluarga yang akan segera menyatu."

Ekspresi papa yang nampak begitu bahagia ketika mengucapkan kalimat yang sarat akan makna itu, membuat hati Lily terasa penuh dan sesak. Kalau sudah begini, mana berani dia jujur tentang perasaanya. Lily tidak tega sama sekali membayangkan perasaan papa jika tahu ketidakikhlasannya akan pernikahan sang papa untuk ke-2 kalinya nanti.

Dengan berbesar hati, Lily mencoba untuk tersenyum, tersenyum lebih tulus. Perempuan itu berusaha mengusir segala pikiran negatifnya dan mengisi pikiran dan hatinya dengan hal-hal yang positif saja. Dia bertekad tidak mau merusak malam penting bagi papanya ini, tidak mau merusak salah satu kebahagiaan pria yang sangat ia sayangi tersebut.

Lily menarik kursinya lebih mendekat pada meja makan lalu menopang dagunya dengan kedua tangan. "Ceritakan tentang wanita beruntung itu! Selagi mereka belum tiba, aku setidaknya harus mendapatkan gambaran kecil tentang dia bukan?"

Papa yang sudah selesai dengan tugasnya segera mengambil tempat duduk di dekat Lily dan hendak mulai bercerita kalau saja bel pintu rumah mereka tidak berbunyi.

"Sepertinya takdir menyuruhmu mencari tahu sendiri." Papa tersenyum sambil mengedikkan bahu kemudian pergi membukakan pintu untuk menyambut pujaan hatinya.

Semoga saja calon nenek sihir yang satu ini punya sisi jinaknya.. Harap Lily dalam hati. Perempuan itu kemudian menyusul Papanya ke ruang tamu.

Yummy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang