4.45 a.m.Masih dalam keadaan yang sama, Jungkook melenguh dengan kedua alis yang mengerut. Baru saja terbangun. Mengumpulkan kesadaran, sembari kedua bola mata bergerak kesana ke mari memperhatikan seisi ruangan. Pandangannya pun tak luput dari sesosok perempuan yang sedang tertidur pulas di atas dada bidangnya.
Cukup lama perhatiannya tersita dengan paras cantik perempuan itu, sampai-sampai garis senyumnya terangkat tanpa ia sadari. Jungkook tak mengira Lily akan berada dalam dekapannya semalaman.
"Apa kau betah?" batinya dalam hati. Pelan-pelan satu tangan Jungkook bergerak ke wajah Lily. Jari-jari tangannya gemas sekali ingin membetulkan rambut perempuan itu. Agak mengganggu pemandangan menurutnya. Ia masih ingin menikmati keindahan paras cantik Lily.
Mata bulat yang mengemaskan, bibir ranum yang penuh dan menggoda.. Rupa wajahnya yang mirip boneka barbie begitu, wajar saja kalau Jungkook benar-benar terpikat pada pandangan pertama.
"Andai saja kau bukan anak dari calon ayah tiriku.. " ia menggantungkan kalimatnya. Menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "semuanya pasti akan lebih mudah--"Shit! Apa yang baru saja kukatakan?" Seketika saja rasa bersalah dan penyesalan itu datang.
'Yang benar saja Jung, bahkan menyukai pun kau tidak boleh! Sadarkan dirimu!'
Jungkook paham dirinya mulai lengah. Dia tidak boleh seperti ini. Dia harus pergi sekarang juga sebelum pikirannya semakin gila saja. Inilah hal yang membuat lelaki itu kesulitan. Tak bisa dipungkiri, semakin sering ia menghabiskan waktu dengan perempuan tersebut, perasaan terlarang itu pun semakin bertumbuh.
Jungkook bangkit dari ranjang. Ia berusaha keras memindahkan tubuh ramping Lily dengan hati-hati agar tak sampai terbangun. Jungkook membaringkan lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh yang begitu memancing sesuatu di dalam dirinya. Sehabis itu, ia pun keluar kamar.
"Apa sekarang kau juga menjadi babysitternya?" tanya Taehyung sinis. Melihat pakaiannya yang masih sama dengan ketika ia keluar rumah sebelumnya, Jungkook yakin kakaknya itu baru saja pulang entah dari mana.
'Kenapa aku harus berpapasan dengannya, sialan! Situasinya menyebalkan sekali!'
"Dari mana saja kau?" daripada menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya, Jungkook malah bertanya balik dengan muka masam.
"Tcih!" Taehyung mendesis kemudian melemparkan tatapan meremehkan kepada adiknya itu, "orang sepertimu tidak akan paham."
Ah! Mulai lagi. Rutinitas mereka yang tak Jungkook sangka akan dimulai di awal hari begini.
"Ya. Kau benar. Orang sepertiku tidak akan paham dengan cara hidup mereka yang merupakan beban keluarga sepertimu," balas Jungkook, jengkel. Ingin sekali ia menyudahi percakapan ini tapi sayang sekali mulutnya tidak bisa diajak berkompromi.
Taehyung yang mendengar itu pun menjadi geram. Ingin rasanya ia menyumpal mulut lelaki di hadapannya dengan batu yang amat besar. Ia tidak habis pikir bagaimana Jungkook bisa dengan mudah sekali untuk mengatakan hal seperti itu padanya.
'Aku bahkan jadi seperti ini memangnya dia pikir gara-gara siapa?! Dasar tidak tahu diri!'
"Sifat anak emasmu itu benar-benar parah." Taehyung memasang ekspresi datarnya. Meskipun begitu, Jungkook masih tetap bisa merasakan kilatan api yang ada di dalam mata kakaknya.
"Sudahlah. Bukan itu yang ingin kudengar darimu. Katakan saja apa yang sudah kau lakukan di dalam kamarnya. Bagaiamana ceritanya di jam seperti ini kau baru keluar dari kamar itu." Taehyung penasaran sekaligus kesal sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yummy!
أدب الهواةKarena alasan tidak setuju Papanya menikah lagi, Lily seakan cuek dan masa bodoh dengan kejadian apapun yang menimpa mereka bahkan jika itu disebabkan oleh dirinya sendiri. Dia dan dua saudara barunya. "Kalau di antara mereka ada yang jatuh, itu sa...