9

1.5K 196 31
                                    


Bau alkohol begitu menusuk indra penciuman Jungkook. Entah sudah ke berapa kalinya ia menjemput Lily dengan keadaan mabuk seperti ini dalam satu minggu berjalan.

"Charlie terlalu baik padanya," gumam Jungkook, miris. Lelaki itu menilai bahwa sang calon ayah barunya terlalu membebaskan si calon adik tirinya itu. Jungkook menghargai bagaimana cara Charlie yang tak suka ikut campur masalah orang-orang di rumahnya; bagaimana dia percaya bahwa mereka bisa mengatasi masalah yang sedang dihadapi sendiri, dan juga menghargai privasi orang-orang tersebut. Tapi, meskipun sudah beranjak dewasa, sebagai orang tua, Charlie berhak untuk membatasi pergaulan Lily yang dianggapnya cukup bebas untuk seorang anak perempuan.

"Entah apa yang akan terjadi kalau bukan aku yang membawamu pulang," kata Jungkook sembari menggendong Lily keluar dari mobil.

Setelah menutup pintu mobil, Jungkook bergegas membawa calon adik tirinya itu yang kini mungkin lebih cocok ia sebut majikan ke dalam rumah. Bukannya lebay atau apa, tapi memang begitu yang Jungkook rasakan beberapa waktu terakhir ini. Belum genap sebulan sejak penyerahan dirinya, ia telah menyesali perbuatannya tersebut. Agak terlambat untuk sadar bahwa ia diperlakukan layaknya babu.

Lily sering menyuruhnya dengan semena-mena, dan kadang-kadang menyuruh lelaki itu melakukan beberapa hal yang berbahaya tanpa pikir panjang. Parahnya, meskipun tahu permintaan alias perintah itu aneh-aneh, Jungkook tak bisa untuk mengatakan tidak. Awalnya bisa, tapi ujung-ujungnya... Jungkook tetap melakukan apa yang dikatakan Lily. Perempuan itu---entah jimat apa yang ia punya sehingga bisa membuat seorang pribadi seperti Jungkook jadi patuh padanya.

Jungkook merasa telah melakukan hal yang bodoh, tetapi di sisi lain ia cukup bersyukur. Keputusan bodohnya berbuah manis; interaksi Taehyung dan Lily jadi tidak seintens dulu. Yeah, bagaimana tidak, kakaknya tidak mungkin bergerak sebebas dulu dengan keberadaan Jungkook yang sudah seperti pengawal pribadi bagi Lily. Selalu ada dimana-mana, atau sialnya--Taehyung selalu berada di waktu yang tidak tepat.

Jungkook segera membaringkan tubuh Lily di atas ranjang sesampainya mereka di kamar perempuan itu. Jungkook duduk di tepi ranjang untuk melepaskan sepatu Lily. Setelah itu, ia menarik selimut tebal yang ada di sampingnya lalu menyelimuti perempuan yang ia lihat sudah teler tersebut.

'Bagaimana bisa dia selalu tahan dengan pakaian kurang bahan seperti ini' kata Jungkook dalam hati.

Pergerakannya terhenti sesaat kala pandangannya jatuh ke pemilik wajah bak boneka di hadapannya. Wajah tenang Lily yang sedang tertidur itu nampak sangat cantik di mata lelaki yang tengah memandanginya dengan tatapan sendu. Sulit untuk diakui tetapi hati kecil Jungkook tak bisa berbohong kalau selalu saja ada rasa sesak yang menghantam dadanya setiap mengingat fakta bahwa Lily adalah anak dari calon Ayah tirinya.

Jangan berharap lebih! Meskipun masih calon, Lily adalah bagian dari salah satu sumber kebahagiaan sang ibu dan ia berjanji tak akan merusaknya..

"Tak peduli seberapa sering kau mencoba untuk menggodaku," ucapnya refleks.

Sepertinya ia mengakui kalau dirinya memang punya perasaan lebih terhadap perempuan itu. Entah bagaimana. Pandangan pertama? Bisa saja.

Lelaki itu bangkit berdiri dan beranjak pergi dari situ namun tak jadi karena seseorang menahan pergelangan tangannya.

"Siapa yang menggoda siapa?" tanya Lily yang ternyata tidak tidur namun jelas tidak betul-betul sadar.

Jungkook berbalik, agak terkejut. "Kau mabuk. Tidurlah. Ini sudah sangat larut," katanya sembari melepaskan tangannya yang digenggam Lily. Jungkook sadar ia harus segera pergi sebelum percakapan ini jadi tak terkendali.

Yummy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang