6

2.2K 260 23
                                    


Karena cerita ini mengandung umpatan dan kata-kata kasar lainnya, yang sedang menjalankan ibadah puasa, sebaiknya baca pas udah buka yaaa~

😁😁😁

Jika kalian berharap terjadi sesuatu antara Jungkook dan Lily selama perjalanan, sayang sekali kalian harus menelan rasa kecewa karena nyatanya, tak ada sesuatu yang spesial terjadi di antara mereka.

Tak peduli seberapa banyak Lily melakukan tindakan yang mencuri perhatian, Jungkook tetap tak terpengaruh. Bagi lelaki itu, keselamatan keduanya adalah yang utama. Lebih penting dari pada egonya. Jungkook juga masih cukup waras untuk tidak mencumbu calon adik tirinya sendiri. Lebih tepatnya sih, dia masih bisa menahan diri.

"Mau turun tidak?" tanya Jungkook ketika akhirnya tiba di tempat tujuannya.

Bukannya menjawab, Lily malah balik bertanya sembari mengedarkan pandanganya keluar jendela, memperhatikan sekitar. "Kenapa Kau membawaku ke sini?" heran Lily ketika sadar mereka bukan pergi ke tempat yang menyenangkan.

Toko buku.

"Aku harus membeli beberapa buku. Kalau kau tidak mau ikut, diam saja di mobil." Jungkook membuka pintu mobil, hendak keluar.

Lagi-lagi lelaki itu bertingkah menyebalkan, pikir Lily.

"Ck! Memangnya apa yang bisa kuharapkan dari laki-laki membosankan sepertimu," sarkas Lily tanpa rasa berdosa. Dia tidak peduli apa kata-katanya itu membuat Jungkook tersinggung atau tidak. Dia hanya ingin mengeluarkan kekecewaanya.

Lily menyandarkan bahunya pada jok lalu menyilangkan kedua kakinya ke atas dashboard. Membuat posisi paling nyaman dan akhirnya memejamkan mata. Siap menuju alam mimpi. Kalau dia tidak bisa bersenang-senang di dunia nyata, waktunya imajinasi dan kehaluannya bekerja, begitulah prinsip Lily.

Diam-diam, Jungkook tersenyum kecil memperhatikan tingkah Lily tersebut. Dari pada marah, lelaki itu malah hanyut dengan pesona Lily sehingga membuatnya terdiam cukup lama. Soal kata-katanya tadi, Jungkook tak masalah. Dia tidak merasa tersinggung sama sekali. Kepribadian dan ketertarikan mereka memang berbeda jauh. Jungkook paham dan menghargai hal itu.

Bagaimana Aku akan berhenti kalau Kau semenarik ini?!

Oh, Jung! Sadarlah! Dia bagian dari kebahagiaan ibumu!

Jangan dirusak!

Jungkook menggelengkan kepalanya kuat. Terlalu fokus dengan pikirannya, dia hampir lupa dengan toko buku.

"Aku mungkin sedikit lama. Tak peduli kau harus menunggu, ini resiko karena mau pulang denganku. Kau sendiri yang memutuskan." Setelah mengucapkan itu, Jungkook benar-benar pergi.

"Hadehh.. booossaannn~" Belum lama Jungkook pergi, Lily malah bangun dengan tingkah konyolnya.

Perempuan itu meniup poninya ke atas dengan muka datar. Dia mengambil gawai dari saku celananya dengan harap mendapatkan sesuatu yang menarik. Tapi sebelum menyalakan gadget tersebut, dia kembali teringat dengan Kris. Sontak saja Lily membuang napas frustasi.

"Tidak mungkin aku hanya akan diam tenang seperti mayat di sini!" gerutu Lily sambil memukul pahanya sebagai bahan pelampiasan.

Bukan sedikit lama. Dia tahu Jungkook pasti akan lama atau bisa saja berlama-lama, mengingat seberapa besar kecintaannya terhadap buku, dan juga fakta bahwa ketika seseorang bertemu dengan hal-hal yang mereka suka, orang-orang cenderung menjadi lupa waktu.

Lily memejamkan mata sembari menarik napas dalam. Berusaha untuk mengatur emosinya. Setelah merasa lebih tenang, dia memutuskan keluar dari mobil. Dia butuh udara segar supaya kepalanya bisa lebih dingin.

Yummy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang