01 || Scars

2.3K 119 14
                                    

"Sifat hanyalah bentukan dari dimana dan dengan siapa mereka bertahan."

....

Sehun sudah menduga akan seperti ini sejak tadi. Rumahnya menjadi sangat bising dengan dentuman musik yang begitu keras serta bau alkohol yang mendominasi. Apapun itu, Sehun tak bisa dengan cuma-cuma memprotes Kim Suho. Hanya berkat kakak sepupunya yang cerdas itu juga satu lagi perusahaan berhasil ditaklukan. Tidak berlebihan jika membuat pesta kecil dengan beberapa rekan bisnisnya. Terlebih, pesta seperti ini memang sangat sering diadakan oleh para pebisnis. Sekedar meminum alkohol, menari-nari di atas dance room, dan menyewa lebih dari jumlah jari wanita malam untuk melebur lelah atau sekedar menghibur diri. Seperti yang sedang berlangsung di rumah Oh Sehun malam ini.

Seperti inilah kehidupan pebisnis yang sebenarnya. Berbalik total dengan apa yang dilihat masyarakat biasanya. Ramah, cerdas, bijaksana, bahkan tak jarang menjadikan mereka sebagai gambaran dari cita-cita. Namun semua hanya trik semata. Memangnya darimana pebisnis mendapat perusahaan baru setiap bulannya selain dengan cara merebut? Penghasilan legal tak akan akan sanggup untuk membangun satu gedung bahkan dengan jangka waktu satu tahun. Menjadi pebisnis dituntut kesiapan penuh dalam bersaing, termasuk perihal strategi ilegal dimana hanya ada dua pilihan, berkembang dengan membunuh atau hancur dengan cara halus.

Pesta malam seperti ini bukanlah hal wajib bagi pebisnis muda bernama Oh Sehun ketika meraih suatu pencapaian, namun tak ada salahnya juga jika ia ikut menikmati bir berkali-kali. Entah sudah berapa gelas Sehun meneguk minuman semacam itu sejak tadi, tidak sampai mabuk karena memang Sehun memiliki toleransi yang baik terhadap alkohol. Sekedar duduk menikmati bir tanpa ikut naik ke area dance room seperti biasanya.

"Oh Sehun, apa menyenangkannya di kursi itu? Setidaknya cari wanita dan menari saja." Ujar Kai menghampiri Sehun dengan satu wanita yang terus bergelayut di lengannya.

Mudah baginya mendapatkan satu wanita lagi, namun Sehun memang tak berminat melakukannya. Bukan berarti Sehun anti berhubungan dengan wanita ataupun tidak pernah, hanya merasa bosan. Andaipun Sehun berhubungan dengan satu wanita malam ini, akan penuh pertimbangan. "Tidak hyung."

"Sehunnie, tidak usah sopan seperti itu. Kau dan aku seumuran," keluh Kai gemas. Bagaimana bisa Sehun menganggap Kai seumuran dengannya jika Kai saja terus memanggilnya dengan panggilan menjijikan seperti itu, seolah-olah Sehun hanyalah seorang bayi di matanya.

"Tetap saja aku lebih muda darimu. Ngomong-ngomong dimana Suho hyung? Aku belum melihatnya." Sehun mulai memeta matanya mencari raja pesta ini, satu-satunya orang yang membangun suasana bising di rumahnya malam ini. Setidaknya Sehun harus menanyakan darimana saja kakak sepupunya itu mendapatkan semua jenis bir mahal tersebut. Tidak masalah dengan harga, namun status ilegal minuman tersebut, jangan sampai satu masalah muncul karena pesta kecil seperti ini.

"Hyung masih di dance room dengan sekretaris barumu, berdansa mungkin." Kai sedikit tertawa mengatakan itu.

"Maksudmu Shin Aera?" Tanya Sehun menyelidik.

"Siapa lagi sekretaris barumu sekarang, apa nona Shin juga sudah kau pecat lagi?" Sekali lagi Kai tertawa, mengingat temannya yang satu ini penuh pertimbangan. Ia bahkan memecat empat sekretaris dalam satu bulan terakhir. Sangat selektif.

Mendengar mereka berdansa saja rasanya sangat mengganjal di telinga Sehun. Tidak tahu kalau sekretarisnya juga ada disini. Sehun telah melarang Aera ikut ke pesta ini sebelumnya, tak disangka wanita itu justru mendekati kakak sepupunya Dan menikmati pesta ini.

"Apa kau ada acara?" Tanya Kai langsung begitu melihat Sehun yang berniat enyah dari tempatnya.

"Berdansa. Bukankah tawaranmu terdengar menyenangkan?" Jelas Sehun santai.

"Woah, kau terlihat sangat bersemangat. Apa kau baru saja cemburu dengan Suho hyung?" Ujar Kai tertawa sekaligus terkagum dengan sikap sehun barusan. Seperti inikah seorang Oh Sehun mengekspresikan rasa cemburunya. Kai tidak tahu pasti Sehun cemburu ataupun tidak, tapi menggodanya adalah kesenangan tersendiri.

"Kau masih ingat kan, Sehunnie? Sekretaris Mu itu sedikit--- licik. Aku mantan kekasihnya, jadi sedikit peringatan saja." Lanjut Kai sebelum Sehun meninggalkannya bersama wanita yang sejak tadi masih bergelayut di tubuhnya.

Sehun menyunggingkan senyum asimetris khasnya. Tentu saja sehun masih ingat apa yang pernah Kai katakan waktu lalu perihal Shin Aera yang merupakan mantan kekasihnya. Sehun juga tahu apa motif sebenarnya dari Shin Aera. Wanita itu bahkan secara gamblang mengatakan tujuannya mendekati Sehun hanyalah sebuah pemanfaatan, untuk kepentingannya sendiri. Tapi Sehun tak harus takut dan melemparnya jauh-jauh. Ada alasan tertentu mengapa Sehun membiarkan Aera tetap berada didekatnya. Sebuah alasan yang juga menguntungkan untuk dirinya sendiri.

"Sehun, kemana saja? Aku tidak melihatmu sejak tadi." Sapa Suho begitu mendapati Sehun yang ikut masuk ke area dance room.

"Maaf hyung, boleh aku membawanya?" Sehun secara langsung menunjuk Aera yang berdiri di samping Suho.

Suho terlihat sedikit berfikir sebelum memutuskan jawabannya. Sebenarnya ia sedang malas mencari gadis lain malam ini, tapi Suho juga tak bisa melarang kalau Sehun benar-benar menginginkannya. Suho bahkan bisa mencari gadis lain hanya dengan lirikannya. "Tentu, ambil saja. Bersenang-senanglah."

"Terimakasih hyung," ujar Sehun segera membawa Aera menepi dari dance room. Mereka tak bisa bicara tepat didepan para DJ,  Sehun harus membawanya sedikit menepi jika tidak ingin teriak-teriak saat bicara.

"Ada apa Oh Sehun, bukankah kau menolak berpesta denganku? Lalu apa tadi, merebut Ku dari kakakmu."  Aera menyeringai penuh percaya diri. Melihat sikap Sehun seperti ini terhadapnya membuatnya ingin tertawa mengingat penolakannya siang tadi.

"Aku tau benar apa tujuanmu Shin Aera." Tukas Sehun sedikit menahan senyum asimetris khasnya.

"Memanfaatkan dan juga mendapatkan keinginanku." Ujar Aera memperjelas apa yang sebenarnya dimaksud dari ucapan Sehun. Benar-benar menarik, baru kali ini Sehun melihat penipu secara terang-terangan mengatakan tujuannya.

"Sudah tahu kenapa tetap membuatku menjadi sekretaris Mu? Tidak sekalian menjadikanku kekasihmu?" Lanjut Aera dengan nada angkuh serta penuh percaya diri. Sangat pas dengan gaya bahasa khasnya, licik dan penuh strategi.

"Memanfaatkanku tidak harus mendekati Suho hyung bukan?" Ujar Sehun terlewat datar.

Sekali lagi Aera dibuat tertawa dengan reaksi Oh Sehun. "Tunggu, apa kau serius cemburu? Lucu sekali" ujar Aera tertawa berkali-kali. "Kau ini pebisnis, berfikirlah sedikit. Jika aku kesulitan memanfaatkan mu kenapa tidak dengan Kim Suho? Meskipun kau pemilik perusahaan ini, tetap saja Suho memegang sebagian besar. Bukankah itu juga menguntungkan?" Lanjut Aera tersenyum mengejek.

"Jangan pernah mencoba membodohi Suho hyung." Ucap Sehun berusaha memperingati sekretarisnya.

"Apa boleh buat, Oh Sehun? Aku perlu seseorang setingkat denganmu untuk hidupku sendiri. Saat ini aksesku hanyalah Kim Suho, kecuali kalau kau bersedia menjadi kekasihku" ujar Aera sekaki lagi menyeringai dengan licik khasnya.

"Kau boleh memanfaatkan ku, lagipula aku juga perlu memanfaatkan mu." Jelas Sehun terlewat datar tanpa ekspresi.

Aera dibuat tersedak dengan bir yang sedang ia teguk begitu mendengar penjelasan dari Sehun. Seolah jawabannya adalah lampu hijau dari dari permohonannya selama ini. "Apa maksudmu kita berpacaran? Kau serious?"

"Terserah saja apa mau mu, tapi ingatlah kalau hubungan ini tidak jauh berbeda dengan bisnis. Kau mendapat keuntungan, kau juga harus memberiku keuntungan." Sehun mempertegas kalimatnya.

Aera terlihat berbinar sekaligus tidak percaya, namun tentu saja ekspresinya tertutup dengan senyum asimetris khasnya yang terlihat licik. "Kenapa kau harus mengkhawatirkan hal sepele seperti itu? Tentu saja seperti apa mau mu,  lagipula aku yang paling diuntungkan nantinya. Memangnya apa yang bisa kau dapatkan dariku? Aku bahkan tak memiliki apapun. "

[]

Maaf ya aku belum kasih informasi ini sebelumnya, kalau cerita di exolux akan menggunakan bahasa baku semua.
Dan juga,
Bagaimana novel pertama Exolux,
  Dating With My Bos?

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang