Tina menelan makanannya, "En, enak lah. Gue yang masak." Ujar Tina dengan gugup dan memerah.
"Nih makan lagi," Rivan memberikan satu suapan lagi.
"Makasih ya," ucap Tina dengan pelan.
"Lu ngomong apa tadi?" Pura-pura ga denger.
"Makasih," dengan nada lebih tinggi dan pipi Tina memerah.
"Sama-sama," Rivan tersenyum manis, karna melihat pipi Tina memerah.
Rina yang lagi sibuk dengan makanannya dan nonton TV, sedangkan Riska menatap kesal dan jengkel terhadap Tina.
Melirik, "Riska ko natap Tina kaya gitu?" Dalam hati Ivan dan terus memperhatikan ekspresi wajah Riska.
"Ris," ucap Ivan dengan lembut.
Riska tidak menjawab panggilannya.
"Riska!" Tegas Ivan.
"Eh! Iya Van kenapa?" Tanya Riska dan merubah ekspresinya.
"Lo kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Ivan.
"Engga ko, gue cuman kecapean aja."
"Tidur di kamar gue aja Ris," jawab Tina.
"Ga usah Na, jadi ngerepotin nanti."
"Gapapa, gue telfon Papah gue ya, pada boleh nginep apa kaga." Tina berdiri dari duduknya, pergi ke pintu dan keluar untuk menelfon Papahnya.
Papah Tina memperbolehkan mereka nginep.
"Kalian pilih aja mau tidur dimana, gue ke kamar duluan ya." Pergi ke lantai 2.
"Na gue tidur di kamar lo ya," Rina mengejar Tina.
"Na! Tungguin gue!" Teriak Riska.
Rivan dan Ivan tidur di kamar masing-masing.
¤¤¤
Keesokan harinya
Di kamar Tina."Bangun woy! Pada kebo amat!" Rina membangunkan Tina dan Riska pake bantal.
"Berisik Rin, gue masih ngantuk." Ucap Tina pelan.
"Bangun wey, sekolah. Udah siang inii!" Memukul mereka berulangkali.
"Ini lagi si Riska ga bangun-bangun, bangun Ris!"
"Aha!" Rina mendapatkan ide cemerlang.
Tarik nafas panjang, dan "KEBAKARAN WOY KEBAKARAN!!" teriak Rina membuat Riska dan Tina bangun seketika.
"Apa kebakaran? Lari woy!!" Tina cemas.
"Lu ngapa diem aja Rin! Ayo lari!" Ucap Riska.
"Mereka kenapa teriak-teriak?!" Tanya Rivan ke Ivan.
"Ga tau, coba liat."
Rivan dan Ivan ke kamar Tina dan langsung mendobrak pintu kamarnya.
"Ada apaan, kenapa pada teriak-teriak?"
Rivan dan Ivan terdiam dan memalingkan wajahnya karna melihat mereka berpakaian tidak lengkap.
"AAAAAAAAAA!!!!!" Teriak para cewe.
"Ngapain lu masuk kamar cewe!! Keluar!!" Para cewe langsung masuk ke selimut.
"Ma, maaf, ga sengaja." Rivan memalingkan wajahnya.
"Ki, kita pergi ko pergi." Ivan menutup pintu perlahan-lahan.
"Ini gara-gara elu si Rin! Ngapain teriak-teriak kebakaran?!" Tina kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Pertama Masuk SMA [END]
Teen Fiction°BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA° Blurb : Tina sangat menantikan masa-masa indah saat di SMA. Namun, masa-masa SMA yang ia harapkan, ternyata tidak seperti yang ia harapkan. Murid-murid membencinya hanya karna seseorang dan di khianati oleh temanny...