Selama 2 minggu nginep di rumah Tina, diantara mereka mulai benih-benih cinta.
¤¤¤
Di rumah Tina.
Pagi yang cerah, angin yang berhembus dengan lembut. Membuat hati tenang dan nyaman.Tina menatap langit dari jendela, "Hari sudah pagi, semakin hari semakin cepat." Ujarnya.
"Tina," panggil Rivan dari arah belakang.
"Ya ka? Ada apa?" Tanya Tina.
"Aku mau ngomong sesuatu," ujar Rivan dengan wajah serius.
"Ngomong aja ka,"
"Ngg," jawab Rivan grogi.
"Kenapa ka?" Tanya Tina.
"Aku suka sama --" ujar Rivan terpotong Riska.
"Tina!" Panggil Riska dari lantai 2.
"Eh Ris, Lo udah bangun." Ujar Tina.
"Makan yu, gue dah laper nih." Riska menuruni tangga, menghampiri dan menggandeng tangan Tina.
"Lo duluan aja, gue mau ngobrol dulu sama ka Rivan." Tina menolak dan melepaskan tangan Riska dari tangannya.
"Ayo Na, ngobrolnya kan bisa nanti." Ujar Riska memohon.
"Makan juga bisa nanti ko," balas Tina.
"Sudahlah gapapa Na, kalian makan aja dulu, nanti baru lanjut ngobrol nya ya Na." Ujar Rivan dengan nada sedih.
"Ah iya," jawab Tina.
"Kenapa ka Rivan sedih? Ko gue ngerasa sedih juga?" Dalam hati Tina.
"Ayo Naa," ujar Riska layaknya anak kecil minta makan.
"Iya Ris."
"Bagus," dalam hati Riska dengan senyum di ujung bibir.
"Riska ngapain narik narik Tina?" gumam Ivan.
"Hey! Teriak Ivan dari pintu kamarnya.
Menghampiri mereka, "Ada apaan sih? Sampe tarik-tarikan gitu?" Tanya Ivan ke Rivan.
"Ga usah kepo," jawab Rivan dingin, lalu pergi.
"Ka Rivan mau kemana?" Tanya Riska dengan lembut.
Rivan mengacuhkan tanpa menoleh sedikit pun.
"Ck!" Riska kesal.
"Ekspresi itu lagi," dalam hati Ivan.
"Dah yu, katanya mau makan?" Tanya Tina ke Riska.
"Lo duluan aja Na," jawab Riska lalu pergi.
"Riska kenapa sih? Akhir-akhir ini aneh." Tanya Tina ke Ivan.
"Ga tau, makin hari makin aneh." Jawab Ivan.
Tok tok, suara pintu di ketuk.
Buka pintu, "Assalamualaikum," ujar papah Tina."Papah!" Tina menghampiri dan langsung memeluk papahnya.
"Ko papah pulang? Bukannya masih lama?" Tanya Tina.
"Iya papah cuman mau pulang, besok pergi lagi."
"Ohh, oh ya papah udah sah cerai sama mama Sinta?"
"Udah dong."
"Yes!"
"Tina udah makan?" Tanya papahnya.
"Belum pah," jawab Tina.
"Makan bareng papah yuk," menggandeng anaknya ke ruang makan.
Duduk di kursi makan, "Temen-temen mu mana?" Tanya papah Tina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Pertama Masuk SMA [END]
Teen Fiction°BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA° Blurb : Tina sangat menantikan masa-masa indah saat di SMA. Namun, masa-masa SMA yang ia harapkan, ternyata tidak seperti yang ia harapkan. Murid-murid membencinya hanya karna seseorang dan di khianati oleh temanny...